Mohon tunggu...
Yusuf Awwab
Yusuf Awwab Mohon Tunggu... -

Hidup tanpa prasangka buruk akan menumbuhkan kecintaan dan persaudaraan pada sesama manusia. Love For All Harted For None

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SARA dan Kekerasan Atas Nama Agama

20 November 2016   21:06 Diperbarui: 21 November 2016   06:06 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah warga Ahmadiyah yang dibakar massa di pakistan. (www.dailypakistan.com.pk)
Rumah warga Ahmadiyah yang dibakar massa di pakistan. (www.dailypakistan.com.pk)
Hal itu pun terjadi di Indonesia. Puluhan masjid Ahmadiyah dibakar dan dihancurkan oleh beberapa umat Islam Indonesia, hanya karena Ahmadiyah dianggap sesat. Padahal mereka sesama Islam.

Penyerangan yang dilakukan ribuan umat Islam Banten terhadap umat Islam Ahmadiyah di Cikeusik menewaskan empat orang dan melukai puluhan orang Ahmadiyah. Bahkan rumah dan masjid mereka diratakan dengan tanah. Apa yang salah? Apakah Islam mengajarkan seperti itu? Jelas jawabannya tidak.

penolakan terhadap Ahmadiyah di Indonesia (sumber: www.turunkebumi.files.wordpress.com)
penolakan terhadap Ahmadiyah di Indonesia (sumber: www.turunkebumi.files.wordpress.com)
Hal ini kembali kepada pola pikir manusia yang merasa paling suci, benar, mulia, tinggi, hebat, pintar, dan sebagainya, sehingga mereka memandang rendah hingga menimbulkan kebencian kepada orang yang berbeda.

Kasus pengeboman di Gereja Oikumene, juga pembantaian Muslim Rohingyah, serta penyerangan terhadap komunitas muslim Ahmadiyah, adalah perbuatan orang yang tidak beragama. Agama dilahirkan untuk saling mencintai dan menjunjung tinggi kehormatan manusia.

(sumber: www.pusakaindonesia.org)
(sumber: www.pusakaindonesia.org)
Parahnya bahwa umat manusia menjadikan agama sebagai tameng dari segala perbuatan buruknya. Mereka melegalkan tindakannya dengan berlindung dibalik kesucian Agama. Mereka tidak takut menumpahkan darah atas nama agama. Orang-orang seperti ini tidak layak disebut beragama, karena perbuatan  mereka jauh dari kesan agama. Mereka adalah musuh Tuhan dan selamanya akan menjadi musuh Tuhan.

Kini bagaimana caranya agar kebencian terhadap agama, suku, golongan dan lainnya itu hilang? Inilah yang menjadi peer bersama. Patut bagi kita semua untuk saling mengasihi, menyayangi, menghormati dan menghargai perbedaan diantara kita. Kebencian hanya akan melahirkan kebencian, dan bahkan akan lebih. Mengapa kita harus memelihara kebencian jika hanya akan membawa permusuhan? Bukan sebuah tindakan beradab ketika perbedaan diselesaikan dengan kekerasan. 

Perlu rasanya menggaungkan slogan umat Islam Ahmadiyah yaitu Love For All Harted For None yang memiliki makna yang luas “Cinta untuk semua manusia dan tidak ada kebencian bagi siapapun, meski itu musuh sekalipun.” Mengedepankan kecintaan daripada kebencian akan membawa seseorang kepada kedamaian.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun