Tabel diatas dipisahkan antara 8 lembaga survei yang memenangkan Jokowi di quick count, dan 4 lembaga survei yang memenangkan Prabowo.
Kalau angka yang saya dapat diatas benar, maka kita lihat bersama bahwa angka ini sesuai dengan 6 lembaga survei yang memenangkan Jokowi (sesuai dalam konteks ini artinya angka 53,04% ini masih terpaut dengan hasil Quick Count, plus minus margin of error). Dua lembaga survei yang tidak sesuai adalah CSIS yang selisih sangat sedikit dari margin of error nya (0,15%), dan Populi yang benar-benar jauh. Sementara itu, SMRC muncul sebagai pemenang yang berselisih paling sedikit dengan angka perhitungan saya.
Tentu saja, saya tidak perlu menyebutkan betapa jauhnya hasil perhitungan saya dengan 4 lembaga survei pro Prabowo.
Masih mungkinkah Prabowo menang?
Ada Kompasianer yang menulis surat terbuka untuk pendukung Jokowi, yang intinya bahwa mungkin saja Jokowi bisa membuat kericuhan, juga berpotensi terburuk, Â dan seterusnya. Ini komentar saya:
Betul, tidak ada yang tidak mungkin. Mungkin saja Jokowi itu yang terburuk. Mungkin saja.
Tapi dalam hidup kita, kita tidak menjalankan hidup dengan bertanya-tanya mungkin atau tidak sesuatu terjadi. Kalau iya, masih mungkin kan matahari terbit dari Barat?
Dalam hidup kita, yang jadi pertanyaan adalah SEBERAPA MUNGKIN sesuatu itu benar atau salah. Kalau memang kita yakin 99.9999999…….% matahari terbit dari Timur, kita nga bakal tidur mengkhawatirkan sebaliknya bukan?
Jadi pertanyaan anda pada dasarnya salah. Bukan apakah mungkin Jokowi itu berpotensi menjadi yang terburuk. Yang benar adalah SEBERAPA MUNGKIN Jokowi menjadi yang terburuk?
Jadi apakah mungkin, dengan hasil terlapor sudah 78%, dan selisih sudah 4,17%, Prabowo masih dapat menyalip dan memenangkan pemilu? Yah, masih mungkin saja. Tetapi bagaimana kemungkinannya? Kecil sekali.
Kalau misalnya 22% suara yang belum terlapor itu sepenuhnya berada di lumbung suara Prabowo, seperti di Aceh, Sumbar, Jawa Barat, dan Banten, misalnya. Maka masuk akal. Supaya hasil akhirnya bisa seri 50%-50%, dengan sisa suara sebanyak 133.000.000 - 100.406.301 = 32.593.699, maka sisa suara itu harus dibagi 56,20% untuk Prabowo, dan 43,80% untuk Jokowi (18.317.658 suara v 14.276.040 suara).