Mohon tunggu...
Agus Widi
Agus Widi Mohon Tunggu... -

ingin banyak menulis dan berbagi informasi kepada siapapun. Karena dengan itu, kita bisa memberikan dan menerima informasi dari manapun juga. bisa juga melihat tulisan saya di://kotakinformasi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mahasiswa "Tanpa Demo"

17 Mei 2011   06:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Salam demokrasi, dalam menyambut mayday dan hari pendidikan nasoinal kami mengundang  kawan-kawan mahasiswa, untuk hadir besok 1 Mei 2011 untuk berpartisifasi dalam menyuarakan suara rakyat dan menuntut pendidikan murah untuk rakyat, pukul 09.00 berkumpul di lapangan Renon(Bali), “ secarik kata-kata tersebut masuk dalam inbok ponselku beberapa minggu yang lalu.

Setiap kali ada agenda nasional ataupun agenda “dadakan” dalam menyikapi kebijakan pemerintah, entah pusat maupun daerah. SMS para aktivis kampus begitu rajin menginformasikan hal tersebut.

Bahkan terkadang kuliah dan tetek bengek tentang kampus, terlupakan begitu saja. Terlalu asyik berbaur dengan mereka(pendemo). Suara gemuruh lantang di jalanan bahkan depan gedung DPR bergema. Memasang muka pedas dan “sok hebat”. Kebijakan ini itu disikapi dengan data valid ala agen perubahan:Ya, mahasiswa.

Belum lagi spanduk-spanduk yang mengandung pesan, mengumpat bahkan menyumpahi pemerintah untuk lengser. Dan terkadang proverti yang di gunakan seperti ban, spanduk ,dibakar di hadapan para Satpol PP maupun Polisi , yang (mungkin) telah bosan melihat mahasiswa tipe  seperti itu.

Demo adalah Suka Cita

Menyambung hal diatas, setiap  peringatan hari nasional di negeri ini selalu disambut dengan suka cita yang beragam. Seperti Mayday dan  Hari Pendidikan Nasional belakangan ini.

Aksi demonstarsi yang begitu besar dan  berbau anarkis pun tak terelakkan. Namun sayangnya  pemerintah, tak “tertarik” dengan aksi tersebut. Apa  yang menjadi  keinginan  rakyat/mahasiswa dalam demo dimentahkan begitu saja.

Teriakan panas pun, hanya sekadar membuang energi yang tak terasa. Namun sangat terasa, ketika pasca demo. Letih dan lesu. Itu adalah pengalaman pribadi saya.

Setiap kali demo, baik pemerintah yang “sok” dalam memberikan pandangan umumnya mengenai hal yang dipergunjingkan mahasiswa, merupakan bahasan, yang katanya(Gubernur,DPRD) juga acapkali menjadi  bahan dalam rapat. Dan sesegera mungkin akan, di tiindak lanjuti di lapangan.

Toh nyatanya, tak ada perubahan sedikit pun. Malah berbuntut pada masalah yang satu, kemudian  berkembang biak, seperti virus. Mahasiswa pun kecewa lagi. Pada  akhirnya, demo lagi, dan demo lagi. Terus seperti itu, tanpa adanya tindakan yang berarti. Sebatas retotika belaka.

Sekadar Usulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun