Satu jalan buntu pernah bersenandung sendu. Satu cerita yang hanya singgah sekilas bahagia. Satu waktu yang dimana rindu sempat datang bertalu-talu.
Gadis itu bernama Nurshinta, yang baru bersua dengan usia 17 tahun. Rambutnya panjang, memakai kacamata pula. Gadis itu memang memiliki sedikit sisi tomboy yang melekat di dirinya. Namun memang lumrah adanya, tidak berlebihan.
"Cukup sedikit saja tomboynya! kamu itu seorang gadis yang cantik! bahkan senyummu, terlalu manis untuk aku yang mana ada memiliki sisi romantis."Â Sedikit rayuan bukan maut dari aku untuknya. Aku yang memang punya sedikit bakat gombal, berkat hasil bimbingan dari ayahku, hehehe.
Mengenal Nurshinta adalah sebuah kebutuhan, untuk aku yang memang seorang pemilih. Memilihnya terlebih dahulu, untuk kemudian akan aku coba dekati secukupnya. Tujuan utamanya adalah tentu saja untuk memilikinya, juga menyenangkannya.
Ah! perjuanganku membuahkan hasil! ternyata dari beberapa alternatif pilihan, gadis itu lebih memilihku ketimbang yang lainnya. Tentunya ada alasan cukup kuat yang membuat gadis itu lebih memilihku, lalu untuk tidak memilih salah satu diantara mereka yang adalah para pesaingku.
"Kamu tidak frontal! kamu diam-diam tapi menghanyutkan! kamu bisa menunjukkan sesuatu yang beda! beda yang berarti." Alasan gadis itu yang adalah Nurshinta.
Begitulah, apa yang aku pilih ternyata bersedia juga untuk memilihku. Kami berdua menikmati apa yang memang bisa kami nikmati, kami berdua menjalani menjadi sepasang muda-mudi yang tengah satu hati.
Nah! ternyata dan ternyata, kisah kasih dengan gadis itu tak berlangsung lama. Ada sesuatu yang memang tidak terduga, ada sesuatu yang memang adalah bukan pura-pura.
Ada sesuatu yang tentu saja bukan cita rasa bahagia, melainkan sekumpulan luka yang harus kami nikmati berdua. Serangkaian kenyataan yang harus kami pikul bersama, padahal asmara tengah hangat-hangatnya mengunjungi kami berdua.
"Maafkan aku, kisah kita tak bisa berlangsung lama. Bukan karena semata kita berdua masih muda belia. Ada hal lain yang akan sangat mungkin membuat kita berdua, tak akan lagi bisa menikmati waktu untuk bersama seperti biasa." Ujar gadis itu dengan raut kesedihan yang jelas-jelas tidak bisa dia sembunyikan.
"Ada sebuah kejutan! kami sekeluarga harus pindah keluar kota. Itu saja dulu intinya yang harus kamu tahu."Â Penjelasan berikutnya dari Nurshinta di detik kesekian.