Healing yourself, can you?
Kenal dengan diri sendiri, paham akan diri sendiri. Mengenali seluk-beluk diri sendiri dengan apapun inginnya, juga apapun jenis kebutuhannya.
"Apakah hidup ini akan selalu indah adanya?" Tentu tidak. Setiap orang juga punya dan tahu jawabannya.
"Apakah hidup ini berkah?"Â Tentu iya. Hanya tinggal bagaimana menemukan strategi terbaik untuk menikmati segala sesuatunya.
"Apakah hidup ini mudah?"Â Jawabannya adalah mungkin dan bisa saja. Tergantung pribadi itu sendiri, tergantung pola pikirnya.
"Apakah hidup ini amanah?" Tentu iya. Setiap orang juga tahu tentang harus bagaimana menyikapi situasi apapun, menjalani keadaan apapun, demi dominan bernilai ibadah, daripada nilainya salah kaprah.
"Apakah hidup ini senantiasa susah?"Â Mana ada susah seterusnya di setiap langkah. Hanya butuh muhasabah untuk bisa meraih yang namanya pasrah mewujud cerah juga tepat dan terukur di banyak langkah.
"Open your mind, open your heart, cause you are who you are. Be kind, be nice, be polite, be patience, be human."
Pikiran yang sehat itu, akan bisa menyembuhkan. Pilihan yang menyehatkan, tentu akan bernilai kebaikan. Keputusan yang diambil tidak berdasarkan sempitnya pola pikir, tentu jauh dari tindakan yang mungkin saja akan berujung penyesalan.
"Keep on tryin' to be the best of you in a positive way in this humanity, in any situation."
Iman itu keyakinan, sebesar apa keyakinan yang tertanam, itu sangat berpengaruh akan apa yang akan jadi pilihan, akan apa yang akan jadi keputusan, akan apa yang akan jadi perbuatan di banyak keadaan.
Saat ini, detik ini, era sekarang ini, bukan racun demi racun yang terus hilir-mudik di area pikiran, yang jadi bahan-bahan pemikiran, yang hanya demi terwujudnya keinginan.
Melainkan ketenangan, kedamaian, kebijaksanaan, kedewasaan, pun bisa saling memahami, mengerti, yang mampu dan sanggup meredam emosi tak berarti, di apapun situasi.
"Jadilah terpuji, untuk bekal dirimu sendiri. Hari ini, esok, lusa, hingga saatnya nanti."
"Jauhi merugi, tidak perlu bertindak sesuka hati, yang berujung gigit jari. Bahkan bisa saja berujung mendekam di balik jeruji besi."
"Akal sehat yang mati rasa, sama saja dengan tidak kenal akan kasih sayang. Lupa akan makna cinta yang sesungguhnya, yang luas adanya."
"Universality of life", semesta ini luas. Dunia ini luas, bumi ini luas. Mana bisa hanya sekadar sempit yang lalu menjepit, terjepit, menghimpit, terhimpit.
Self Reminder, salam damai dari hati
Dua Sisi, 20/09/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H