Mohon tunggu...
Awang Setiawan
Awang Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Prof. Dr. Apollo Daito, SE., M.Si., Ak Nama : Awang Setiawan NIM : 46119010169

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Diri dan Menggali Potensi Diri dengan MBTI

9 Oktober 2023   04:57 Diperbarui: 9 Oktober 2023   06:07 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Awang Setiawan

NIM : 46119010169

Mata kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Dosen : Prof.Dr.Apollo,Ak.,M.Si.

Program Studi Psikologi

1. Mengenal diri sendiri

Pengertian diri sendiri adalah siapa jati diri sendiri dan dapat di definisikan menggunakan kata-kata sendiri. Oscar Wilde pernah mengatakan Jadilah diri sendiri, diri orang lain sudah diambil. Sedikit terdengar lucu, tapi hal ini benar. Adapun, tidak bisa mengetahui diri sendiri jika tidak mengenal, mengerti, dan menerima siapa diri sendiri. Menjadi diri sendiri diperlukan memahami norma-norma yang di yakini dan dipikirkan hal-hal yang mebuat bagian inti diri sendiri. merupakan bagian dari suatu proses, pilihlah juga hidup dengan pilihan diri sendiri. 

Coba untuk memikirkan hal-hal yang akan dan tidak ingin dilakukan, dan sikapi sesuai dengan tata tertib. Belajar dari kesalahan yang terjadi akan membantu lebih dari yang mungkin telah diperkirakan sebelum kejadian. Keinginan akan "diri sendiri" adalah kalimat yang cukuo sering didengar atau bahkan diucapkan karena merasa hal yang individu lakukan sangat tidak nyaman, tetapi apakah sebenarnya arti dari kalimat ini?, kalimat ini mempunyai arti ialah penjabaran tentang opini yang bisa membuka perbandingan diri tentang makna dari kalimat tersebut. 

Diri sendiri merupakan arti alamiah dan konseptual tentang dari konsep diri. James F. Calhoun (1995) menyebutkan pengertian konsep diri adalah gambaran mental individu yang terdiri dari pengetahuan tentang dirinya sendiri, pengharapan diri,dan penilaian terhadap diri sendiri. 

Menurut Stuart & Sundeen (2005) pengertian konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya sendiri dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Keliat (2005) mendefinisikan sebagai konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. 

Sementara menurut Potter dan Perry (2005) bahwa pengertian konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberi individu. Menurut Burns dalam Pudjijogyanti (1993:2) pengertian konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri sendiri.

Menemukan jati diri cari tau siapa diri sendiri dan definisikan dengan katakata diri sendiri. Jangan pernah puas akan pencarian kelebihan diri. Kelebihan dapat berubah seiring berjalannya waktu, dan dengan demikian definisi diri sendiri tentang diri sendiri dapat berubah, akan tetapi jangan pernah berhenti mencari. 

Kelebihan tidak hanya berguna menyeimbangkan kekurangan, hal ini alasan utama untuk tidak membandingkan diri sendiri terhadap individu lain, bahwa individu lain tidak bisa menerima ide baru, mempelajari suatu hal dari orang lain, atau berkembang. Berkembang, seiring bertambahnya usia dan tahap kehidupan merupakan suatu bagian penting untuk menjadi diri sendiri dan sehat secara emosional dan keseluruhan. hal ini merupakan suatu bentuk kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen diri untuk situasi dan hubungan seseorang terhadap orang lain. 

Santai, jangan terlalu mengkhawatirkan hal buruk, terlebih didepan publik. Jadi kenapa kalau diri sendiri jatuh? Apa masalahnya jika di gigi diri sendiri terselip daun singkong? Atau, apakah salah jika diri sendiri tidak sengaja menubruk kepala kekasih saat ingin menyalamnya? Belajarlah menertawakan diri sendiri ketika kepada hal yang memalukan terjadi pada diri sendiri. perbaikalah, insiden yang memalukan menjadi cerita lucu dan bagikan kepada teman-teman. individu lain akan tahu bahwa diri sendiri tidak sempurna dan ini juga membuat diri sendiri lebih tenang. Mampu menertawakan diri sendiri dan bersikap santai juga merupakan kualitas menarik.

2.Menggali Potensi 

Potensi diri merupakan suatu kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh individu secara fisik maupun mental yang dimiliki individu dan mempunyai kemungkinan upaya dikembangkan bila dilatih dan didukung dengan sarana yang baik, sedangkan diri merupakan seperangkat proses atau terdapat ciri proses fisik, perilaku dan psikologis yang ada pada diri.

Kekhasan potensi diri yang terdapat oleh individu memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan pemahaman diri terhadap konsep diri. Ini juga terkait erat dengan prestasi yang akan diraih didalam hidup individu tersebut kelak. Kekurangan dan kelebihan yang teradpat dalam kontek potensi diri adalah jika dapat diolah dan dijadikan kebiasan dengan baik akan berkembang baik secara fisik maupun mental. Aspek diri yang perlu dimiliki individu yang harus untuk dikembangkan antara lain:

1. Diri fisik : merupakan bagian tubuh dan anggotanya beserta proses tejadinya. 

2. Proses diri : suatu alur atau arus pikiran, emosi dan tingkah laku yang tejadi secara tetap. 

3. Diri sosial : merupakan suatu pola pikiran dan perilaku yang diadopsi saat merespon individu lain dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh. 

4. Konsep diri : merupakan gambaran mental atau keseluruhan pandangan individu terhadap diri sendiri.

. :::> Potensi diri fisik merupakan suatu kemampuan yang didapat individu yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan apabila dilatih dengan baik dan konstan. Kemampuan yang dilatih secara baik akan menjadi suatu kepandaian, keahlian, dan ketrampilan terhadap bidang tertentu. Potensi diri fisik akan menjadi berkembang jika dilatih secata intens dan dijaga.

 :::> Potensi diri psikis merupakan suatu kekuatan diri secara kejiwaan yang dimiliki individu dan ada kemungkinan untuk ditingkatkan dan dikembangkan apabila dipelajari dan dilatih dengan baik. Bentuk potensi diri psikis yang terdapat pada setiap individu ialah:

1. Intelegent Quotient ( IQ ) 

2. Emosi Quottient ( EQ ) atau kecerdasan emosi 

3. Adversity quotient ( AQ) atau kecerdasan dalam menghdapi kesulitan

4. Spiritual Quotient ( SQ ) atau kecerdasan spiritual

3. Tes kepribadian MBTI 

Tes kepribadian MBTI (Mayers-Briggs Type Indicator) merupakan suatu cara memetakan tipe kepribadian. Bagi diri sendiri, tes ini berguna dalam memetakan diri berada dilingkungan dan seperti apa, agar dapat lebih mudah untuk beradaptasi dalam berinteraksi dengan orang lain pada lingkungan sosial. Adapun hal itu, bagi perusahaan-perusahaan, tes ini menjadi tes utama dalam menilai kepribadian para karyawan untuk melihat tingkat kinerja secara kolektif yang akan berpengaruh pada perkembangan manajemen perusahaan.

Metode yang dilakukan pada tes kepribadian MBTI lebih lengkap dan valid jika dibandingkan dengan metode tes lainnya. Metode MBTI memetakan kepribadian individu menjadi 16 tipe, sehingga diyakini memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi. Pada masa kini, mayoritas organisasi terkemuka di dunia sudah menggunakan MBTI dalam memetakan tipe kepribadian para pekerjanya.

Mengapa menggunakan tes MBTI

1. Dapat mengenal lebih diri sendiri

Tidak dapat mengenal diri sendiri setidaknya akan mengalami sedikit kesulitan dalam berkegiatan sehari-hari. Jika diri sendiri tidak mampu memahami tipe kepribadian sendiri pastinya individu lain juga tidak mudah memahami diri sendiri secara pribadi. Hal itu dampak berdamapak kerugian dalam kehidupan sosial.

Dengan mengetahui tipe kepribadian diri sendiri dapat dipastikan lebih mudah untuk diri dalam penempatan. Hal ini dapat menentukan dengan siapa menjalin hubungan sosial. Diri bisa menentukan cocok atau tidaknya dalam mengikuti suatu kegiatan.

Hal-hal ini akan membawa pengaruh baik terhadap kehidupan yang akan dijalani. Individu bisa lebih peduli pada kehidupannya sendiri. Oleh karena itu kualitas hidup individu pastinya akan meningkat.

2. Dapat menjadi bahan evaluasi diri

Adapun hal sedang dikerjakan tidak tepat sehingga bisa merugikan diri sendiri ataupun individu lain. Hal ini, tidak menutup kemungkinan karena diri sendiri tidak mengetahui hal tersebut merupakan suatu hal yang salah ataupun benar.

Adapun hla lain, dapat dilihat dari hasilnya diri akan dapat memaksimalkan kempampuan yang dimilikinya. Contoh, mengenal diri merupakan orang yang ekstrovert namun terkadang memilih untuk menyendiri. Dengan mengetahui hal ini dapat lebih memaksimalkan potensi yang ada.

3. Dapat lebih yakin dalam pengambilan keputusan

Dengan mengetahui tipe kepribadian dan sudah dapat mengevaluasi diri pastinya individu akan lebih percaya diri terhadap pengambilan keputusan. Jika pengambilan keputusan tersebut ragu-ragu akan menjadikan hati tidak tenang

4. Mengetahui suatu hal yang diminati

Dengan adanya tes MBTI suatu hal yang paling penting. Jika mengerti apa yang paling diminati ataupun hal apa yang cocok untuk diri sendiri pastinya dapat memilih pekerjaan yang sesuai dengan tipe kepribadian. Hal ini juga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan jurusan pada saat ini kuliah.

Namun, perlu diketahui sebenarnya tes ini memiliki hasil yang tidak mutlak kebenarannya. Tes ini hanyalah sebuah media yang dapat membantu indibidu untuk menggali diri. Adapun kebenaran tentang diri anda sendiri adalah anda sendiri.

Bagaimana MBTI melihat tipe kepribadian individu

Berdasarkan metode MBTI, meimiliki empat dimensi kecendrungan tipe kepribadian manusia. setiap dimensi menampilkan dua tipe kecendrungan kepribadian yang berpasangan. Kencendrungan kepribadian ini didasarkan terhadap hal-hal berikut.

Bagaimana memusatkan perhatian - (EXTROVERT-INTROVERT)

Bagaimana menerima informasi dari luar- (SENSING-INTUITION)

Bagaimana menarik kesimpulan dan keputusan- (THINKING-FEELING)

Bagaimana pola hidup (JUDGING-PERCEIVING)

A. Kepribadian Extrovert-Introvert

a. Extrovert

Individu extrovert bisa dengan mudah untuk terbuka dalam mengungkapkan masalah dan perasaan dalam dirinya terhadap siapa pun yang dikenalnya. Adapun contoh, individu tidak malu mengungkapkan kepada temannya terhadap alasan kenapa dia belum membayar hutang, tidak segan memberitahu kengingannya kepada orangtuanya, atau mengutarakan isi hati kepada orang yang dia kasihi ataupun cintai. Kenginginan mengungkapkan perasaan ini merupakan caranya dalam menyikapi suatu permasalahan yang sedang dihadapi.

Individu dengan kepribadian ini juga mempunyai pola pandang hidup yang luas, sehingga cenderung tertarik dengan tuntutan-tuntutan dari kondisi-kodisi diluar pribadinya. Adapun itu, seorang extrovert memiliki minat yang tinggi terhadap suatu kegiatan yang melibatkan unsur kebersamaan, seperti arung jeram, berkemah, mendaki gunung, atau kegiatan lain yang melibatkan dirinya dan banyak orang.

b. Introvert

individu dengan kecendrungan intovert menyimpan banyak rahasia tentang persoalan pribadinya, juga banyak menjaga rahasia individu lain. Individu introvert dikenal sebagai orang yang pendiam dan sulit ditebak, terkadang menarik diri dari suasana yang hingar. Ketika datangnya rasa sedih, sulit untuk pribadi ini mencurahkan perasaannya kepada individu lain. Dengan kesendirian untuk individu ini akan mendatangkan ide-ide. Pengalaman yang pernah dialami adalah kekuatan untuk melakukan sesuatu. Untuknya, terlalu sering berinteraksi dengan individu lain hanya membuang waktu. Pada saat ditengah keramaian seperti suatu acara pernikahan, individu ini lebih nyaman mengobrol hanya dengan dua atau tiga orang. 

 Individu dengan kecendrungan introvert akan memikirkan risiko yang akan terjadi sebelum mengambil suatu keputusan. Dalam menyelesaikan suatu tanggung jawab kerja, individu lebih suka menyelesaikannya secara mandiri daripada berkemlompok, walaupun akan lebih memakan banyak waktu.

B. Kepribadian Sensing-Intuition

a. Sensing

individu sensing mengatakan apa yang dilihat, dicium, diraba, dan didengar adalah dasar bagi dirinya untuk mencari, memahami informasi, ataupun menanggapi apa yang didapat, menurutnya, fungsi pancar indra menjadi alat ukur yang konkret dalam memandang sesuatu, individu leboh yakin dengan bukti nyata, fakta yang terlihat, dan apa yang pernah dialami secara langsung

individu dengan tipe kepribadian ini juga lebih melihat terhadap hal-hal yang fisik daripada metafisik. Dalam melihat suatu permasalahan, individu akan menguraikan terhadap pengamatan suatu peristiwa yang terjadi dilingkungan dan selalu memperhatikan rambu-rambu yang ada pada lingkup pekerjaan. Bagi individu pengalam merupakan suatu pelajaran dan pegangan yang kuat dalam menghadapi situasi.

b. Intution

Dalam menerima suatu informasi, individu intuition cendrung menghubungkan suatu yang dianggap memiliki keterkaitan atau memiliki sifat korelatif.Individu tidak melihat apa yang sedang terjadi, tetapi cendrung mencari suatu fenomena yang menyebabkan suatu hal tersebut terjadi.

Individu yang imajinatif ini bergairah terhadap hal yang laten, sehingga tidak heran individu ini dijuluki pengkhayal. Dalam mengartikan sesuatu individu cendrung dramatis. Pandangannya bersifat inovatif tanpa memikirkan hirarki tanpa mengurut satu-persatu, serta tidak memikirkan ketentuan-ketentuan ataupun hal-hal yang meimiliki sifat mekanistik.

Dalam mengerjakan pekerjaan, individu intuition tidak memikirkan dari mana memulainya, hal terpenting menurutnya adalah melukan sebuah terobosan-terobosan dengan mencari suatu kesempatan untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Individu lebih mementingkan kebutuah terhadap masa yang akan datang, tetapi tidak terlalu peduli terhadap proses pencapaian pada hari ini.

C. Kepribadian Thinking-Feeling

a. Thinking

individu dengan kecendrungan thinking mengambil suatu keputusan terhadap pertimbangan logika dan nalar, tetapi tidak terlalu mempedulikan perasaan individu lain. Individu dengan kepribadian ini sangat tegas dalam memutuskan dan memilih pekerjaan dengan pemikiran yang rasional. Sifat tegas ini terjadi karena individu termotivasi akan kebutuhan berprestasi dan pencapaian sasaran dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau ketika menyikapi situasi.

Individu dengan kepribadian ini juga lihai dalam melihat dan menemukan suatu permasalahan. Dalam berdiskusi, sering menawarkan banyak solusi. Jika ada yang tidak sepakat, tanpa sungkan individu menginterupsi atau mengritik langsung terhadap permasalaha. Kritik menurutnya adalah suatu pola menuju kemajuan. Dalam membuat kesepakatan, individu apik dalam bernegosiasi. Adapun hal lain, individu juga cermat dalam menghitung logika keuntungan dan kerugian, serta puas dengan hasil keputusannya sendiri

b. Feeling

individu dengan kecendrungan feeling lebih mementingkan bekerja yang didasari terhadap keyakinan diri sendiri daripada terhadap orang. Dalam pengambilan suatu keputusan, individu feeling sangat menjaga perasaan. Hal ini terjadi demi menjaga relasi baik terhadap rekan-rekannya. Individu memiliki rasa khawatir jika individu disakiti ataupun menyakiti perasaan orang lain. Dalam kepribadiannya memiliki tindakan-tindakan rasa peduli kepada orang lain. Jika terdapat orang yang membutuhkan orang lain ia tidak akan menunda-nunda untuk memberi pertolongan. Menurutnya, membantu seseorang tidak perlu memiliki alasan-alasan rasional.

D. Kepribadian Judging-Perceiving

a. Judging

Individu dengan tipe kepribadian judging tidak menyukai suatu kejutan. Pola sikap yang ditunjukan teratur. Dalam melakukan keputusan, individu merencakan dengan jelas, serta cendrung menyukai suatu kategori dan batasan yang jelas. Dalam mengatur kegiatannya, individu cendrung memiliki catatan atau jadwal kegiatan yang sudah terencana.

Adapun hal lain, individu judging juga terkesan tidak luwes, tetapi berorientasi terahadap aturan dan hasil saat mengerjakan sesuatu. Betapa puasnya individu terhadap pekerjaan yang telah usai.Individu memiliki prinsip "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian". Jika mendapatkan tugas, maka individu kerjakan dengan rapi dan sistematis. Menurutnya, pekerjaan yang biberikan adalah tanggung jawab yang harus diselesaikan. Namun, individu cenderung tidak dapat mengerjakan dua tugas dalam waktu yang sama.

b. Perceiving

Dalam mejalani kehidupan, individu perceiving menyikpinya dengan terbuka, serta menerima kemungkinan-kemungkinan yang akan datang. Dengan begitu, individu dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja.

individu cendrung luwes karena memiliki akan rasa tahu yang tinggi. Pada individu yang optimis ini, prestasi merupakan suatu prioritas dalam hidupnya, oelh karena itu indvidu beruapaya untuk meraih kenginannya dalam situasi apapun.

Pada individu yang spontan ini, apa yang telah ia jadwalkan hanya dijadikan suatu pengingat saja. Suatu hal teratur menurutnya suatu hal yang kaku.  Individu lebih memilih bebas dan sangat menikmati proses yang sedang terjadi. Menurutnya, keputusan yang sudah diambil dan ditetapkan bisa ditarik kembali dan diubah. keputusan akhir menurutnya tidaklah mutlak.

Daftar Pustaka : 

Zaman, Saeful dan Abdillah, Sandi Ibrahim. MBTI (MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR) Cara Menggali Potensi Diri Untuk Meraih Kesempatan Kerja. Jakarta. VisiMedia. 2009.

Aisyah, Nur. Menggali Potensi Diri. Medan. PerdanaPublishing. 2020

https://nsd.co.id/posts/mengapa-tes-mbti-penting-simak-penjelasannya.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun