Mohon tunggu...
Rolly Maulana Awangga
Rolly Maulana Awangga Mohon Tunggu... profesional -

Pengurus HMIF STT Telkom(2005); Ketua Informatics Research Community STT Telkom(2005); Ketua Linux User Group STT Telkom(2006); Bendahara Klub Linux Bandung dan Advokasi Ubuntu Indonesia(2007); Pengurus Bandung Kota Blogger (2008); Team Competitive Intelligence, Marketing & Sales PT. Telkom Divre III(2008-2010); Founder Penerbit Kreatif(2010); Dosen Professional IT Telkom(2010); Dosen Luar Biasa Politeknik Telkom(2010); Ketua Saung IT(2011); Wartawan Pikiran Rakyat rubrik gadget(2013); co-Founder Passion IT(2013); Dosen Tetap Poltekpos(2015); Mahasiswa Doktor, KK Biomedis. STEI ITB(2018);

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Segera Lakukan Test Ini, Ternyata Internet Bisa Menyebabkan Kecanduan dan Gangguan Kejiwaan

29 Desember 2018   19:08 Diperbarui: 29 Desember 2018   19:34 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana dengan universalitas saint itu sendiri yang mendeklarasikan berlaku  secara  universal di  seluruh  ruang  dan  waktu  serta tidak tergantung nilai. Realitasnya, sains tidak selalu universal. Kadang tergantung ruang dan waktu serta sering tergantung nilai. Sebagai contoh hukum newton misalnya, berlaku untuk memodelkan dan membangun sebuah bangunan agar kokoh. Akan tetapi, hukum newton tidak berlaku lagi ketika mema- suki fisika modern dan teori relativitas einstein.

Universalitas sains seharusnya tidak tergantung konteks atau invarian makna dan bersifat kumulatif. Sebagai contoh yang lain adalah adiksi game. Apakah adiksi hanya berlaku untuk permainan saja? bagaimanakah dengan adiksi belajar? Ukuran kesehatanlah yang menjadi tolak ukurnya. Kemudian adiksi bekerja atau yang mencari uang yang sering disebut sebagai workaholic. Menurut Floyd itu juga merupakan adiksi.

Adiksi internet merupakan realitas objektif karena memang di dunia nyata ada orang-orang yang tidak bisa terlepas dari penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari sehingga menimbulkan perilaku yang kontraproduktif, misalnya: menjadi malas belajar, konflik dengan teman atau keluarga, dll.

Para ahli memandang adiksi internet dari sudut pandang yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang para ahli, menunjukkan bahwa adiksi internet adalah realitas dalam persepsi. Bahkan ada yang mengatakan bahwa penggunaan internet dalam jangka waktu lama tidak selalu menimbulkan perilaku negatif, justru malah menimbukan perilaku produktif(misalnya berjualan online, youtuber). 

Untuk mencapai kesepakatan di antara para ahli atau peneliti tentang adiksi internet maka perlu disusun suatu pedoman atau alat ukur yang dapat digunakan bersama. Kriteria-kriteria diagnostik (misal dalam DSM V) adalah sebagai upaya untuk membuat konsensus bersama yang disepakati para ahli. Alat ukur adiksi internet juga disusun supaya ada acuan bersama untuk mengukur adiksi internet. Adanya kriteria diagnostik dan alat ukur ini menunjukkan bahwa adiksi internet merupakan realitas yang dikonstruksi.

Berdasarkan tinjauan dari pandangan Kuhn, pandangan Popper, pandangan dari sudut pandang realitas, dapat dikatakan bahwa adiksi internet adalah realitas saintifik yang terus dapat difalsifikasi, dan di masa mendatang dapat berada pada fase sains normal.

E. Pembahasan Komprehensif

Studi ini bertujuan untuk memberikan penjelasan menyelu- ruh tentang kerangka teoritis adiksi internet. Kami melakukan pembahasan landasan historis, gejala, metodologi dan instru- ment diagnose, kritik dan kontroversi adiksi internet. Kami juga melakukan survey sederhana terhadap 345 subjek melaui kuesioner IAT untuk mengetahui reabilitas dan prevalensi fenomena  ini.

Sudah  dua  dekade  sejak  pertama  kali  kon- sep adiksi internet dipublikasikan telah banyak yang mem- berikan feedback positif namun tidak sedikit pula menim- bulkan beragam kritik dan kontroversi. Konsep adiksi inter- net merupakan sebuah gagasan paradigma baru dalam ilmu pengetahuan sains, psikologi maupun kedokteran. Sebagai sebuah konsep baru tentunya banyak menimbulkan perdebatan salah satunya adalah karena adiksi lebih erat kaitannya den- gan masuknya zat tertentu kedalam tubuh kemudian menim- bulkan kecanduan dan ketergantungan. Namun konsep ini terus diperkokoh dengan pengembangan instrument-instrument un- tuk menguji dan memperbaiki validitasnya. 

Hingga pada akhirnya  konsep  internet  addiction bergeser  kepada  behav- ioral addiction yaitu bentuk kecanduan yang melibatkan suatu keharusan dalam perilaku tertentu yang tidak terkait dengan konsumsi zat aditif atau narkoba. Konsep ini kemudian di- jadikan sebuah nomenklatur baru. Sebagaimana kita ketahui keberadaan  internet  telah  memberikan  banyak  kemudahan dan  keuntungan bagi  kehidupan dari  segi  sosial,  ekonomi, pendidikan, budaya dan menjadikan individu yang produktif. 

Di lain sisi, internet juga memberikan dampak negatif pada kasus penggunaan yang berlebihan sehingga diduga men- galami  adiksi  internet atau  mengalami masalah behavioral. Akan tetapi masalah muncul ketika seseorang menggunakan internet secara intensif dengan durasi yang relatif lama na- mun untuk kegiatan yang produktif apakah dianggap sebagai adiksi internet. Pada kasus seperti ini, sangat dimungkinkan mempunyai hasil survey yang sama dengan subjek yang kemungkinan besar  positif  adiksi  internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun