Akses mencari pundi-pundi rupiah bagi rakyat kecil di masa pandemi dibatasi oleh kebijakan yang mengikat. Banyak rakyat tercekik oleh keadaan ekonomi yang kian sulit, hari hari mereka lalui dengan mengais sisa – sisa harapan yang masih ada di masa pandemi, yang penting keluarga bisa makan malam ini.
Bantuan sosial tak selamanya dapat menjamin namun SPP tetap berjalan sebagaimana mestinya, letih lesu itulah yang dirasakan oleh setiap tulang punggung keluarga rakyat jelata di masa pandemi seperti sekarang ini. namun, akankah nasib negeri terus terpasung oleh pandemi dan bantuan bansos yang dipotong subsidi ?.
Negara ini sedang dibenturkan dengan berbagai polemik dan permasalahan termasuk di sektor ekonomi akibat dari pandemi yang tak berkesudahan.
Keadaan ekonomi di negeri ini sungguh memprihatinkan, ekonomi secara global 2020 diperkirakan bisa anjlok seperti depresi 1930, tak lagi seperti tahun 2008 atau 1998. Kondisi saat ini juga membuat penurunan perdagangan bahkan hingga perdagangan internasional. Di Indonesia sendiri berbagai sektor mau tidak mau harus terkendala dalam proses operasi, seperti pabrik-pabrik yang harus menghentikan proses operasi karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan Kembali proses produksi.
Angka pengangguran dan kemiskinan terus meningkat di masa pandemi yang disebabkan karena banyaknya pegawai yang di PHK dari Lembaga atau instansi terkait selama masa pandemi Covid-19.
Hidup di masa seperti ini mungkin menjadi beban tersendiri bagi para tulang punggung keluarga penghasilan yang menurun namun pengeluaran terus mengalami kenaikan menyebabkan rakyat jelata harus berpikir keras “apakah masih bisa makan nasi untuk esok hari ?”.
Dan sekarang muncul kebijakan yang disebut PPKM. PPKM merupakan kepanjangan dari (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
Coba kita melihat negara lain terutama negara Eropa yang kian hari sudah lepas masker dalam kegiatan di luar rumah, Tindakan yang terlambat dilakukan oleh pemerintah memberikan dampak yang cukup memprihatinkan terhadap kondisi masyarakat. Banyak hal yang menjadi bahan perbincangan publik terkait masalah ini.
Pemberlakuan PPKM ini dianggap memberikan efek yang sangat terasa di sektor perekonomian, tingkat konsumsi yang melambat dan turunnya pertumbuhan ekonomi negara.
Hal ini disebabkan karena kebijakan WFH (Work From Home) diterapkan oleh beberapa instansi, terus pusat perbelanjaan juga ditutup untuk mengantisipasi terjadinya mobilitas besar-besaran. UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) juga mengalami tekanan selama PPKM akibat tidak melakukan kegiatan usaha, alhasil kemampuan untuk memenuhi kewajiban kredit jadi terganggu.
Pendapatan yang tak menentu membuat mereka merasa kesulitan dalam memberikan upah terhadap pegawai serta membayar perekonomian rumah tangga. Sektor lain juga mengalami hambatan kegiatan ekonomi. Tekanan ekonomi ini membuat sektor perdagangan, industri manufaktur, dan pariwisata mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat meluasnya penularan pandemi Covid-19.