Selain distraksi, media sosial juga dapat menimbulkan tekanan sosial yang berdampak buruk pada kesehatan mental siswa, yang pada akhirnya memengaruhi motivasi belajar mereka. Platform seperti Instagram dan TikTok sering kali menampilkan gambaran hidup yang sempurna, yang bisa membuat siswa merasa cemas atau rendah diri karena merasa tidak mampu mencapai standar tersebut. Perasaan tidak percaya diri ini dapat menurunkan motivasi siswa untuk berprestasi secara akademik.
Media Sosial dan Fenomena FOMO (Fear of Missing Out)
Fenomena FOMO, atau Fear of Missing Out, adalah perasaan takut ketinggalan informasi atau tren terkini yang sering dialami oleh pengguna media sosial, terutama remaja. Siswa yang mengalami FOMO cenderung merasa terpaksa untuk terus memantau media sosial mereka, karena khawatir akan tertinggal dari tren atau kabar terbaru yang dibicarakan teman-teman mereka. Akibatnya, waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar sering kali terbuang untuk memantau media sosial. Hal ini tentu akan berdampak pada performa akademik mereka.
FOMO juga dapat membuat siswa merasa kewalahan dan stres, karena mereka terus-menerus merasa perlu mengikuti apa yang terjadi di media sosial. Tekanan ini bisa menyebabkan penurunan motivasi belajar, karena siswa menjadi lebih fokus pada kehidupan sosial mereka di dunia maya daripada pada pendidikan mereka.
Peran Orang Tua dan Guru dalam Mengarahkan Penggunaan Media Sosial
Untuk meminimalkan dampak negatif media sosial terhadap motivasi belajar siswa, peran orang tua dan guru sangat penting. Orang tua dapat membantu dengan memantau dan membatasi waktu penggunaan media sosial anak-anak mereka, serta mendorong mereka untuk menggunakan media sosial secara lebih produktif. Misalnya, orang tua dapat mengarahkan anak-anak untuk mengikuti akun-akun yang menyajikan konten edukatif atau inspiratif.
Guru juga dapat memainkan peran penting dengan mengintegrasikan penggunaan media sosial dalam pembelajaran di kelas. Misalnya, guru dapat memberikan tugas di mana siswa harus mencari informasi dari sumber-sumber yang ada di media sosial, seperti video edukasi atau diskusi online. Dengan cara ini, siswa dapat belajar bagaimana menggunakan media sosial sebagai alat pembelajaran yang bermanfaat, daripada hanya sebagai sarana hiburan.
Kesimpulan
Media sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa, dengan dampak positif maupun negatif. Di satu sisi, media sosial menyediakan berbagai sumber informasi dan peluang kolaborasi yang dapat meningkatkan motivasi belajar. Di sisi lain, media sosial juga dapat menjadi sumber distraksi yang menghambat proses pembelajaran dan menurunkan konsentrasi siswa. Oleh karena itu, penting bagi siswa, orang tua, dan guru untuk bijak dalam memanfaatkan media sosial agar dampak negatifnya dapat diminimalkan dan manfaatnya dapat dimaksimalkan. Dengan pendekatan yang tepat, media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk mendukung motivasi belajar siswa di era digital ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H