Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Pedesaan, Ada Walaupun Tidak Diakui

2 September 2024   12:42 Diperbarui: 2 September 2024   12:47 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: https://dasun-rembang.desa.id)

Stratifikasi sosial, atau pembagian masyarakat ke dalam lapisan-lapisan berdasarkan berbagai faktor seperti ekonomi, pendidikan, dan kekuasaan, bukanlah fenomena yang hanya berlaku di masyarakat urban atau kota besar. Di masyarakat pedesaan, stratifikasi sosial juga ada meskipun seringkali tidak diakui secara eksplisit. Masyarakat pedesaan sering dianggap homogen, tetapi kenyataannya stratifikasi sosial berfungsi di sini dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan perkotaan.

Konsep Stratifikasi Sosial di Masyarakat Pedesaan

Stratifikasi sosial merujuk pada pembagian masyarakat ke dalam lapisan-lapisan dengan status sosial, kekuasaan, dan kekayaan yang berbeda. Di masyarakat pedesaan, stratifikasi ini bisa terlihat dalam berbagai bentuk, meskipun tidak selalu diakui secara formal. Pembagian lapisan sosial dalam konteks ini seringkali berakar pada faktor-faktor seperti kepemilikan tanah, status keluarga, dan keterlibatan dalam komunitas.

Di pedesaan, tanah adalah aset yang sangat berharga. Pemilik tanah biasanya memiliki status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki tanah. Ini disebabkan oleh fakta bahwa kepemilikan tanah tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi tetapi juga akses ke berbagai sumber daya dan kekuasaan dalam pengambilan keputusan lokal. Mereka yang memiliki tanah sering kali dianggap sebagai tokoh penting dalam masyarakat, sementara mereka yang hanya menggarap tanah orang lain mungkin memiliki status sosial yang lebih rendah.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stratifikasi Sosial di Pedesaan

  1. Kepemilikan Tanah dan Kekayaan Ekonomi

Kepemilikan tanah merupakan salah satu faktor utama yang menentukan stratifikasi sosial di masyarakat pedesaan. Tanah tidak hanya berfungsi sebagai sumber pendapatan tetapi juga sebagai simbol kekuasaan dan status. Di banyak pedesaan, keluarga yang memiliki tanah luas biasanya memiliki pengaruh lebih besar dalam komunitas. Mereka bisa memiliki akses yang lebih baik ke layanan dan fasilitas, serta berperan dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki tanah, atau hanya memiliki sedikit, sering kali memiliki akses terbatas ke sumber daya dan peluang ekonomi. Mereka mungkin bergantung pada pekerjaan sebagai buruh tani atau pekerjaan musiman, yang sering kali membatasi kemampuan mereka untuk meningkatkan status sosial mereka.

  1. Status Keluarga dan Garis Keturunan

Selain kepemilikan tanah, status keluarga juga memainkan peran penting dalam stratifikasi sosial pedesaan. Dalam banyak masyarakat pedesaan, garis keturunan dan sejarah keluarga dapat mempengaruhi status sosial seseorang. Keluarga dengan sejarah panjang dan reputasi yang baik sering kali memiliki posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat, sementara keluarga baru atau kurang dikenal mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan pengakuan dan status.

Status keluarga juga bisa terkait dengan peran tradisional dalam komunitas. Misalnya, kepala keluarga atau tokoh adat biasanya memiliki posisi yang dihormati dan berpengaruh dalam masyarakat. Mereka sering kali diandalkan untuk memberikan arahan dan menyelesaikan konflik, dan status mereka bisa menurun jika mereka gagal memenuhi ekspektasi komunitas.

  1. Pendidikan dan Akses ke Pengetahuan

Di banyak pedesaan, pendidikan formal mungkin tidak selalu menjadi prioritas utama, namun pendidikan tetap mempengaruhi stratifikasi sosial. Orang yang memiliki akses ke pendidikan yang lebih baik atau yang memiliki keterampilan khusus sering kali dapat mengakses pekerjaan yang lebih baik dan memiliki peluang ekonomi yang lebih baik. Mereka ini sering kali dapat memperoleh posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat, meskipun secara keseluruhan, masyarakat pedesaan mungkin memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat urban.

Peran Normatif dan Kultural dalam Stratifikasi Sosial

Selain faktor ekonomi dan pendidikan, norma dan nilai kultural juga berperan dalam stratifikasi sosial pedesaan. Masyarakat pedesaan sering kali memiliki struktur sosial yang kuat dan nilai-nilai yang diwariskan secara turun-temurun. Struktur ini bisa mengatur bagaimana orang diperlakukan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan peran tradisional mereka.

Contohnya, dalam beberapa komunitas pedesaan, ada peran gender tradisional yang jelas, di mana pria mungkin memiliki posisi yang lebih dominan dibandingkan dengan wanita. Wanita mungkin terlibat dalam pekerjaan rumah tangga dan tugas-tugas domestik, sementara pria mungkin lebih terlibat dalam pengambilan keputusan dan pekerjaan di luar rumah. Ini menciptakan stratifikasi berdasarkan gender yang mungkin tidak selalu diakui secara eksplisit tetapi berfungsi di latar belakang kehidupan sehari-hari.

Tantangan dan Kesadaran akan Stratifikasi Sosial di Pedesaan

Meskipun stratifikasi sosial ada di masyarakat pedesaan, sering kali ada kurangnya kesadaran atau pengakuan terhadap keberadaannya. Banyak komunitas pedesaan mungkin tidak menyadari adanya stratifikasi sosial yang jelas karena mereka mungkin lebih fokus pada norma-norma sosial dan nilai-nilai komunitas yang lebih besar.

Namun, seiring dengan perubahan zaman dan modernisasi, kesadaran terhadap stratifikasi sosial dalam masyarakat pedesaan semakin meningkat. Program-program pembangunan, pendidikan, dan kebijakan sosial mulai menyoroti ketidaksetaraan yang ada dan berusaha untuk mengurangi kesenjangan antara lapisan-lapisan sosial. Ini termasuk upaya untuk meningkatkan akses ke pendidikan dan peluang ekonomi bagi mereka yang berada di lapisan sosial yang lebih rendah.

Kesimpulan

Stratifikasi sosial dalam masyarakat pedesaan memang ada, meskipun sering kali tidak diakui secara eksplisit. Faktor-faktor seperti kepemilikan tanah, status keluarga, dan pendidikan berperan dalam menentukan posisi sosial seseorang dalam komunitas pedesaan. Selain itu, norma dan nilai kultural juga berkontribusi pada pembentukan stratifikasi sosial. Memahami keberadaan stratifikasi sosial di masyarakat pedesaan penting untuk merancang kebijakan dan program yang lebih inklusif dan adil, sehingga dapat mengurangi kesenjangan dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi semua anggota masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun