Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Orang Senang Melihat Keburukan Orang Lain, Analisis Psikologis dan Sosial

1 September 2024   12:09 Diperbarui: 1 September 2024   13:05 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar:https://lifestyle.kompas.com) 

Schadenfreude adalah istilah dari bahasa Jerman yang berarti "kesenangan atas penderitaan orang lain." Ini adalah fenomena psikologis di mana seseorang merasa senang atau puas ketika orang lain mengalami kesulitan atau kemalangan. Ini dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti rasa iri, dendam, atau sekadar keinginan untuk melihat "keadilan" di mana seseorang yang dianggap tidak layak atau arogan mendapatkan balasan. Schadenfreude juga bisa muncul sebagai respons alami terhadap ketidakadilan atau ketidakseimbangan dalam masyarakat, di mana orang merasa bahwa orang lain mendapatkan apa yang mereka "pantas" dapatkan.

6. Kurangnya Empati dan Peningkatan Keegoisan

Kecenderungan untuk menikmati keburukan orang lain bisa juga muncul karena kurangnya empati dan meningkatnya keegoisan dalam masyarakat modern. Di era digital ini, banyak orang lebih fokus pada pencapaian pribadi, popularitas, dan kepentingan sendiri. Hal ini menyebabkan berkurangnya rasa empati terhadap orang lain. Orang yang lebih fokus pada dirinya sendiri cenderung kurang peduli pada apa yang dirasakan orang lain dan mungkin merasa lebih nyaman atau senang ketika melihat bahwa mereka lebih unggul atau beruntung dibandingkan orang lain.

7. Pengaruh Budaya dan Norma Sosial

Budaya dan norma sosial juga memengaruhi bagaimana orang bereaksi terhadap keburukan orang lain. Di beberapa masyarakat, gosip dan berita buruk dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dan bahkan bisa menjadi hiburan. Media sering kali memperkuat hal ini dengan lebih banyak memberitakan skandal, konflik, dan kegagalan dibandingkan pencapaian positif. Semakin sering seseorang terpapar pada konten negatif, semakin besar pula kemungkinan mereka akan menikmati melihat keburukan orang lain sebagai hal yang normal.

8. Keinginan untuk Mendapatkan Validasi Sosial

Sering kali, orang yang membicarakan atau menyebarkan berita tentang keburukan orang lain melakukannya untuk mendapatkan validasi sosial. Dengan ikut serta dalam percakapan tentang kegagalan atau kesalahan orang lain, seseorang dapat merasa bahwa mereka adalah bagian dari kelompok atau komunitas tertentu. Ini memberi mereka rasa kepemilikan dan penerimaan sosial. Banyak orang merasa terhubung dengan cara ini, meskipun pada kenyataannya, tindakan ini justru merugikan hubungan antarindividu dan masyarakat secara keseluruhan.

9. Ketidakpuasan Diri dan Rasa Ketidakadilan

Orang yang merasa tidak puas dengan hidup mereka sendiri sering kali mencari alasan eksternal untuk merasa lebih baik tentang situasi mereka. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan melihat keburukan orang lain dan berpikir bahwa ketidakbahagiaan mereka bukanlah yang terburuk. Ini adalah cara untuk mengurangi perasaan tidak adil atau kurang beruntung. Dalam beberapa kasus, ini juga dapat berasal dari pengalaman hidup yang penuh dengan rasa kekecewaan atau ketidakadilan, di mana seseorang merasa bahwa melihat orang lain menderita membuat mereka merasa lebih baik atau bahwa dunia lebih adil.

10. Kesadaran dan Solusi

Meskipun ada banyak faktor yang membuat orang senang melihat keburukan orang lain, penting untuk menyadari bahwa perilaku ini tidak sehat bagi individu maupun masyarakat. Mengembangkan empati, kesadaran diri, dan fokus pada pertumbuhan pribadi dapat menjadi langkah-langkah untuk mengatasi kecenderungan ini. Pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang dampak negatif dari perilaku semacam ini juga dapat membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih positif dan mendukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun