"Kakek," kata Joko perlahan, "Aku juga ingin menjadi seperti para pahlawan itu. Aku ingin berbuat sesuatu yang besar untuk bangsa ini."
Pak Sastro tersenyum dan mengangguk. "Kamu sudah berada di jalan yang benar, Joko. Setiap tindakan kecil yang kamu lakukan untuk kebaikan, itu sudah menjadi bagian dari perjuanganmu. Dan ingatlah, perjuangan tidak harus selalu besar dan heroik. Kadang-kadang, perjuangan itu ada di hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari."
Hari itu, Joko merasa semakin yakin dengan jalan hidup yang ingin ia tempuh. Ia tidak perlu menjadi pahlawan besar yang dikenang dalam buku sejarah. Ia hanya perlu menjadi seseorang yang peduli dan berkontribusi bagi bangsanya, dengan cara apapun yang ia bisa.
Tahun-tahun berlalu, Joko tumbuh menjadi seorang pemuda yang dihormati di desanya. Ia melanjutkan pendidikannya dengan beasiswa yang ia dapatkan karena prestasi dan semangatnya yang luar biasa. Namun, meski telah mencapai banyak hal, Joko tidak pernah melupakan akarnya. Ia sering pulang ke desa untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan adik-adik dan teman-temannya.
Pada suatu hari, ketika Joko sedang berada di Jakarta untuk menghadiri sebuah acara, ia mendapat kabar bahwa kakeknya sakit keras. Tanpa pikir panjang, ia segera kembali ke desa.
Di rumah, Joko menemukan kakeknya terbaring lemah di tempat tidur. Pak Sastro tersenyum tipis saat melihat cucunya datang.
"Kakek, aku sudah di sini," kata Joko dengan suara bergetar.
Pak Sastro mengangguk pelan. "Joko, aku bangga padamu. Kamu telah menjadi sosok yang lebih besar dari yang aku bayangkan. Tapi ingat, perjuanganmu masih panjang."
Joko menggenggam tangan kakeknya dengan erat. "Aku akan terus berjuang, Kek. Untuk bangsa ini, untuk Indonesia."
Dengan tatapan penuh kasih sayang, Pak Sastro berkata, "Jadilah cahaya di balik bendera itu, Joko. Biarlah semangatmu menerangi jalan bagi orang-orang di sekitarmu."
Malam itu, di bawah bendera merah putih yang berkibar di halaman, Pak Sastro menghembuskan nafas terakhirnya. Joko merasakan duka yang mendalam, tapi juga rasa syukur yang tak terhingga. Kakeknya telah memberikan warisan yang tak ternilai, bukan harta benda, tetapi semangat juang dan cinta pada tanah air.