Di sebuah desa terpencil yang bernama Kampung Cendana, jauh di dalam lembah hijau yang dikelilingi hutan lebat dan pegunungan tinggi, hidup seorang pemuda bernama Rizky. Desa ini begitu indah, namun terisolasi dari perkembangan dunia modern. Jalan setapak yang licin dan berliku-liku adalah satu-satunya akses ke desa, dan karena itu, pembangunan infrastruktur modern hampir mustahil dilakukan di sini. Penduduk desa hidup dari bertani, beternak, dan mengambil hasil hutan, tetapi ada satu masalah besar yang selalu mengganggu mereka: mereka tidak memiliki listrik.
Malam di Kampung Cendana selalu gelap gulita, hanya diterangi oleh sinar rembulan dan bintang-bintang. Tanpa listrik, anak-anak kesulitan belajar di malam hari, dan para petani tidak bisa menggunakan alat-alat modern untuk mengolah hasil tani mereka. Penduduk desa hanya bisa berharap pada sinar lilin dan lampu minyak, tetapi itu tidak cukup untuk kehidupan yang nyaman.
Rizky, yang baru saja pulang dari kota setelah menyelesaikan pendidikannya di bidang teknik mesin, merasakan kesulitan yang dialami oleh penduduk desa. Dia ingat bagaimana di kota, dia bisa belajar dengan mudah menggunakan lampu listrik, mengerjakan tugas-tugasnya di depan komputer, dan bahkan menonton televisi untuk mendapatkan informasi. Namun, di kampung halamannya sendiri, semua itu hanyalah mimpi.
Suatu malam, Rizky duduk di pinggir sungai yang mengalir deras di dekat desanya. Suara gemuruh air terjun yang menghantam batu-batu besar terdengar begitu kuat dan menggelegar. Air terjun itu merupakan salah satu pemandangan paling indah di Kampung Cendana, dan penduduk desa sering menggunakannya sebagai sumber air bersih. Sambil menatap air yang jatuh dari ketinggian, Rizky mendapat sebuah ide brilian. Bagaimana jika air terjun ini dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik bagi desa?
Rizky teringat kembali pelajaran yang pernah dia dapatkan tentang pembangkit listrik tenaga air. Ia tahu bahwa energi kinetik dari air yang jatuh dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin dan generator. Ide itu semakin jelas dalam pikirannya, dan dia mulai membayangkan bagaimana dia bisa membuat sebuah pembangkit listrik sederhana menggunakan aliran air terjun itu.
Keesokan harinya, Rizky mengumpulkan penduduk desa di balai desa dan menyampaikan idenya. "Kita bisa memanfaatkan air terjun untuk menghasilkan listrik!" katanya dengan penuh semangat. Namun, tidak semua orang yakin. Sebagian besar penduduk desa belum pernah mendengar tentang pembangkit listrik tenaga air, dan mereka khawatir tentang risiko dan biaya yang harus dikeluarkan.
"Kita harus mencoba!" lanjut Rizky, tak menyerah. "Aku akan bekerja keras untuk membuatnya berhasil. Kita bisa memulai dengan skala kecil, dan jika berhasil, kita bisa memperluasnya."
Melihat tekad Rizky yang kuat, kepala desa dan beberapa tokoh masyarakat setuju untuk memberikan kesempatan. Mereka pun mulai bekerja sama mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Rizky memimpin proses pembuatan turbin sederhana dari baling-baling bekas yang dia dapatkan dari kota, sementara para pemuda desa membantu membangun kanal kecil untuk mengarahkan aliran air menuju turbin tersebut.
Hari demi hari, mereka bekerja tanpa henti. Penduduk desa yang awalnya ragu mulai ikut berpartisipasi setelah melihat kesungguhan Rizky. Mereka membawa kayu, bambu, dan batu dari hutan untuk membangun struktur pembangkit listrik kecil itu. Di bawah bimbingan Rizky, mereka belajar bagaimana cara mengoperasikan turbin dan generator.
Akhirnya, setelah berminggu-minggu kerja keras, hari yang dinantikan pun tiba. Turbin sudah dipasang, generator sudah terhubung, dan kabel-kabel listrik sudah tersambung ke rumah-rumah penduduk. Dengan penuh harap, Rizky dan penduduk desa menyalakan sistem untuk pertama kalinya.
Suara deru turbin mulai terdengar, diikuti oleh dengungan lembut dari generator. Lalu, tiba-tiba, lampu-lampu di balai desa menyala dengan terang, memancarkan cahaya yang belum pernah dilihat oleh penduduk desa sebelumnya. Sorak sorai kegembiraan memenuhi udara, dan mata-mata yang awalnya ragu kini bersinar penuh kebahagiaan.