Menjadi mahasiswa adalah fase yang penuh tantangan, baik dalam hal akademik maupun keuangan. Di masa ini, banyak mahasiswa yang mulai belajar hidup mandiri, jauh dari orang tua, dan mengelola keuangan mereka sendiri.Â
Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana agar pengeluaran tidak melebihi pendapatan atau dalam istilah yang sering digunakan, "besar pasak daripada tiang."Â
Hemat dalam mengelola keuangan adalah kunci penting untuk menghindari masalah finansial yang bisa berdampak buruk pada kehidupan akademik dan kesejahteraan mental.
Pentingnya Mengelola Keuangan dengan Bijak
Sebagai mahasiswa, sumber pendapatan sering kali terbatas. Bagi sebagian besar mahasiswa, uang saku yang diberikan oleh orang tua atau beasiswa menjadi sumber utama pendapatan.Â
Ada juga yang memilih untuk bekerja paruh waktu guna menambah penghasilan. Namun, tantangan yang muncul adalah bagaimana mengelola pendapatan tersebut agar cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus berhutang atau mengurangi kualitas hidup.
Manajemen keuangan yang buruk dapat menyebabkan stres, gangguan dalam studi, dan bahkan menimbulkan masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memiliki pemahaman yang baik tentang cara mengatur keuangan mereka dengan bijak.Â
Salah satu prinsip dasar dalam pengelolaan keuangan adalah jangan sampai pengeluaran melebihi pendapatan, atau dengan kata lain, jangan sampai besar pasak daripada tiang.
Membuat Anggaran Pengeluaran
Langkah pertama dalam mengelola keuangan dengan baik adalah membuat anggaran pengeluaran. Anggaran ini berfungsi sebagai panduan untuk mengetahui berapa banyak uang yang bisa dihabiskan setiap bulan dan untuk apa saja.Â
Mahasiswa perlu mencatat semua sumber pendapatan yang mereka terima, baik dari uang saku, beasiswa, maupun penghasilan dari pekerjaan paruh waktu.Â
Setelah itu, buatlah daftar semua pengeluaran yang dibutuhkan, seperti biaya sewa tempat tinggal, makanan, transportasi, buku, dan kebutuhan lainnya.
Dengan membuat anggaran, mahasiswa dapat melihat dengan jelas bagaimana uang mereka akan digunakan. Anggaran ini juga membantu dalam mengidentifikasi area di mana pengeluaran bisa dikurangi atau dihemat.Â
Misalnya, jika pengeluaran untuk makan di luar terlalu besar, mahasiswa bisa mempertimbangkan untuk memasak sendiri di kosan, yang tentu lebih hemat.
Mengendalikan Keinginan dan Kebutuhan
Salah satu penyebab utama kenapa banyak mahasiswa mengalami masalah keuangan adalah karena tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Kebutuhan adalah hal-hal yang memang diperlukan untuk hidup, seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi. Sementara keinginan adalah hal-hal yang tidak harus dimiliki tetapi seringkali diinginkan, seperti gadget terbaru, pakaian bermerek, atau hiburan mahal.
Dalam mengelola keuangan, mahasiswa harus belajar untuk mengendalikan keinginan mereka. Tidak ada salahnya sesekali memenuhi keinginan, tetapi jangan sampai hal tersebut menjadi prioritas utama.Â
Prioritaskan kebutuhan terlebih dahulu, dan jika masih ada sisa uang, barulah digunakan untuk memenuhi keinginan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pendapatan.
Menghindari Hutang Konsumtif
Hutang konsumtif adalah jenis hutang yang digunakan untuk membeli barang-barang yang tidak menghasilkan nilai tambah, seperti gadget, pakaian, atau liburan. Hutang semacam ini sering kali menjadi beban bagi mahasiswa karena harus dibayar dengan bunga yang tinggi. Akibatnya, pengeluaran bulanan akan meningkat dan bisa melebihi pendapatan yang ada.
Untuk menghindari hutang konsumtif, mahasiswa harus bijak dalam menggunakan kartu kredit atau pinjaman. Jika tidak benar-benar mendesak, sebaiknya hindari berhutang. Jika memang harus berhutang, pastikan bahwa hutang tersebut digunakan untuk hal-hal yang produktif, seperti membayar biaya pendidikan atau membeli buku yang diperlukan untuk studi. Hindari juga tergoda oleh promo atau diskon yang mengharuskan penggunaan kartu kredit, karena hal tersebut bisa mendorong pengeluaran yang tidak perlu.
Menabung dan Berinvestasi
Menabung adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa keuangan tetap stabil. Dengan menabung, mahasiswa memiliki dana cadangan yang bisa digunakan jika terjadi keadaan darurat atau kebutuhan mendesak.Â
Selain itu, menabung juga bisa membantu mahasiswa mencapai tujuan finansial jangka panjang, seperti melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau memulai usaha setelah lulus.
Selain menabung, mahasiswa juga bisa mulai belajar berinvestasi. Investasi adalah cara untuk mengembangkan uang yang dimiliki agar bisa bertambah nilainya di masa depan.Â
Saat ini, banyak pilihan investasi yang bisa diakses oleh mahasiswa, seperti reksadana, saham, atau obligasi. Namun, sebelum berinvestasi, pastikan untuk memahami risiko yang ada dan memilih investasi yang sesuai dengan profil risiko.
Mengelola Waktu dengan Bijak
Selain mengelola keuangan, mahasiswa juga perlu belajar mengelola waktu dengan bijak. Banyak mahasiswa yang terjebak dalam gaya hidup konsumtif karena tidak bisa mengatur waktu mereka dengan baik.Â
Misalnya, karena terlalu sering nongkrong atau hangout dengan teman-teman, mereka jadi menghabiskan banyak uang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu.
Dengan mengelola waktu dengan baik, mahasiswa bisa fokus pada hal-hal yang lebih produktif dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Misalnya, daripada menghabiskan waktu di kafe atau pusat perbelanjaan, mahasiswa bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat, seperti belajar, berolahraga, atau mengikuti kegiatan organisasi yang tidak memerlukan banyak biaya.
Mencari Sumber Penghasilan Tambahan
Jika setelah membuat anggaran dan berhemat ternyata masih merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan, mahasiswa bisa mempertimbangkan untuk mencari sumber penghasilan tambahan. Ada banyak pekerjaan paruh waktu yang bisa dilakukan tanpa mengganggu waktu belajar, seperti menjadi tutor, bekerja di kafe, atau menjadi freelancer.
Dengan memiliki penghasilan tambahan, mahasiswa bisa lebih leluasa dalam mengatur keuangan mereka dan tidak perlu khawatir tentang besar pasak daripada tiang. Namun, perlu diingat bahwa pekerjaan paruh waktu sebaiknya tidak mengganggu fokus utama sebagai mahasiswa, yaitu belajar dan menyelesaikan studi tepat waktu.
Kesimpulan
Menjadi mahasiswa yang hemat dan bijak dalam mengelola keuangan adalah langkah penting untuk memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pendapatan, atau jangan sampai besar pasak daripada tiang.Â
Dengan membuat anggaran, mengendalikan keinginan, menghindari hutang konsumtif, menabung, berinvestasi, mengelola waktu dengan baik, dan mencari sumber penghasilan tambahan jika perlu, mahasiswa dapat mengatasi tantangan finansial dengan lebih baik.Â
Pengelolaan keuangan yang baik bukan hanya penting untuk kehidupan sehari-hari, tetapi juga untuk masa depan yang lebih cerah. Dengan disiplin dan kesadaran yang tinggi, mahasiswa dapat belajar menjadi mandiri dan siap menghadapi tantangan finansial di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H