Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta di Ruang Kelas Membawa ke Pelaminan

8 Agustus 2024   17:54 Diperbarui: 8 Agustus 2024   17:55 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: review.bukalapak.com)

Mr. Adrian menatapnya dengan penuh perhatian. "Tentu, Hana. Ada apa?"

Hana menghela napas sebelum berkata, "Saya merasa memiliki perasaan yang kuat terhadap Anda. Saya tahu bahwa ini mungkin tidak tepat dan saya tidak berharap apapun dari Anda. Saya hanya ingin jujur tentang perasaan saya dan melanjutkan hidup saya dengan cara yang benar."

Mr. Adrian terdiam sejenak, lalu menjawab dengan lembut, "Hana, saya sangat menghargai kejujuranmu. Perasaanmu adalah sesuatu yang wajar dan saya menghargai keberanianmu untuk mengungkapkannya. Namun, penting untuk diingat bahwa hubungan antara seorang guru dan murid harus tetap profesional. Aku ingin kamu tahu bahwa aku mendukungmu dan akan selalu ada untuk membantumu mencapai tujuanmu."

Hana merasa lega setelah berbicara dengan Mr. Adrian. Dia tahu bahwa perasaan cintanya tidak mungkin terbalas, tetapi dia juga menyadari bahwa dia bisa menghargai hubungan mereka sebagai guru dan murid tanpa melanggar batas-batas tersebut.

Beberapa minggu kemudian, Hana merasa lebih tenang dan fokus pada studinya. Dia memutuskan untuk memanfaatkan semua pelajaran dan dukungan yang diberikan oleh Mr. Adrian untuk mencapai tujuan-tujuannya. Meskipun perasaannya mungkin tidak pernah terwujud, Hana belajar bahwa cinta dapat hadir dalam banyak bentuk, dan terkadang, cinta yang paling murni adalah cinta yang memberi ruang bagi pertumbuhan dan kebahagiaan orang lain.

Beberapa bulan berlalu sejak Hana berbicara dengan Mr. Adrian tentang perasaannya. Hana telah menempatkan fokusnya sepenuhnya pada studinya dan kegiatan ekstrakurikuler yang membantunya berkembang sebagai individu. Setiap kali ia bertemu dengan Mr. Adrian di kelas, ia merasa lebih nyaman dan tidak lagi terjepit oleh perasaan yang membebani.

Namun, hidup Hana tidak sepenuhnya tanpa tantangan. Ia menghadapi ujian akhir tahun yang sangat menuntut dan menyadari betapa pentingnya untuk mempertahankan performa akademisnya. Mr. Adrian, yang selalu memperhatikan kemajuan murid-muridnya, menawarkan sesi bimbingan tambahan bagi mereka yang merasa membutuhkan bantuan ekstra. Hana memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan bimbingan langsung dari guru yang ia kagumi.

Suatu hari, setelah sesi bimbingan berakhir, Hana tinggal lebih lama untuk membahas beberapa topik yang ia merasa belum sepenuhnya dipahami. Mr. Adrian, dengan sabar menjelaskan materi tersebut, menunjukkan dedikasi dan kesabaran yang mengagumkan. Hana merasa bersyukur memiliki kesempatan untuk belajar lebih dalam, dan mereka berbicara lebih banyak tentang sastra, budaya, dan bahkan impian-impian pribadi mereka.

Pada suatu sore, ketika suasana kelas terasa lebih santai, Mr. Adrian mulai menceritakan kisah masa lalunya dan bagaimana ia jatuh cinta pada sastra. Hana mendengarkan dengan penuh perhatian. Dalam ceritanya, Mr. Adrian menceritakan tentang perjalanannya, kesulitan yang dihadapinya, dan bagaimana sastra telah membantunya menemukan arah hidup. Hana merasa terinspirasi dan terhubung dengan cerita itu, memahami betapa dalamnya kecintaan Mr. Adrian terhadap bidang yang mereka pelajari bersama.

Satu hari, saat mereka berdiskusi tentang karya sastra yang menantang, Hana merasakan dorongan untuk berbagi lebih banyak tentang dirinya. "Mr. Adrian, saya ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana Anda memutuskan untuk menjadi seorang guru," katanya dengan rasa ingin tahu yang tulus.

Mr. Adrian tersenyum dan menjawab, "Itu pertanyaan yang bagus, Hana. Sebenarnya, menjadi guru adalah sesuatu yang saya impikan sejak lama. Saya ingin membagikan kecintaan saya terhadap sastra dan membantu orang lain menemukan keindahan dalam kata-kata. Dan kamu tahu, menjadi bagian dari perjalananmu dan teman-temanmu adalah pengalaman yang sangat memuaskan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun