Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Asmara di Bawah Desingan Peluru

6 Agustus 2024   11:48 Diperbarui: 6 Agustus 2024   12:04 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu malam, saat suasana desa terasa tenang, Hendra memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya kepada Aline. Mereka duduk di tepi sebuah danau kecil, di bawah sinar bulan yang lembut. Hendra mengambil napas dalam-dalam, merasakan beratnya keputusan ini.

"Aline," kata Hendra lembut, "aku tahu bahwa ini mungkin terdengar tidak tepat di tengah situasi kita, tetapi aku harus memberitahumu bahwa aku mencintaimu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi besok atau kapan perang ini akan berakhir, tapi aku ingin kau tahu bahwa perasaanku ini sangat nyata."

Aline menatap Hendra dengan mata yang penuh emosi. "Aku juga merasakan hal yang sama, Hendra. Meskipun aku tahu bahwa hubungan kita sulit dan mungkin tidak diterima oleh banyak orang, aku merasa bahagia setiap kali bersamamu. Cinta kita adalah sesuatu yang indah di tengah segala kekacauan ini."

Keduanya berpegangan tangan, merasakan kenyamanan dalam kehadiran masing-masing. Di balik desingan peluru dan kekacauan perang, cinta mereka memberikan sebuah pelarian yang menyenangkan dan memberikan harapan. Meskipun mereka tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, mereka tahu bahwa mereka memiliki satu sama lain, sesuatu yang berharga dan langka di dunia yang kacau ini.

Perjuangan Hendra dan Aline untuk menjaga hubungan mereka tidak mudah. Mereka harus menghadapi banyak rintangan dan berjuang untuk menjaga cinta mereka tetap hidup. Namun, mereka percaya bahwa cinta mereka akan menjadi cahaya di tengah kegelapan dan memberikan kekuatan untuk terus maju, apapun yang terjadi.

Di tengah pertempuran yang tidak kunjung usai, cinta Hendra dan Aline menjadi sebuah simbol harapan dan keberanian, bahwa bahkan di tengah kekacauan, ada sesuatu yang indah yang bisa ditemukan dan dipertahankan. Cinta mereka, yang lahir di balik desingan peluru, adalah sebuah cerita tentang keberanian, harapan, dan kekuatan dari cinta yang tulus.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan pertempuran di luar desa semakin intens. Hendra dan Aline terus menjalin hubungan mereka dengan hati-hati, saling memberikan kekuatan untuk menghadapi kesulitan. Mereka berusaha menjaga rahasia hubungan mereka agar tidak diketahui oleh banyak orang, terutama oleh pihak-pihak yang mungkin menentangnya.

Namun, seiring waktu, kabar tentang hubungan mereka mulai menyebar. Beberapa rekan Hendra mulai curiga dengan kunjungannya yang sering ke desa. Mereka khawatir jika hubungan Hendra dengan Aline bisa membahayakan misi mereka atau memperburuk situasi di lapangan. Sementara itu, Aline menghadapi tekanan dari orang-orang sekitar yang tidak setuju dengan hubungannya dengan seorang pejuang Indonesia.

Suatu malam, ketika Hendra dan Aline sedang duduk bersama di ruang bawah tanah yang mereka gunakan sebagai tempat perlindungan, Aline tampak gelisah. "Hendra, aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. Beberapa orang mulai bertanya-tanya tentang kita, dan aku takut jika mereka akan memberitahukan pihak berwenang."

Hendra merasakan ketegangan Aline dan mengambil tangannya. "Kita harus bersabar. Aku tahu situasinya sulit, tapi aku percaya kita bisa melewati ini bersama. Kita harus tetap kuat dan tidak membiarkan orang lain merusak apa yang kita miliki."

Aline mengangguk, meskipun wajahnya masih menunjukkan kekhawatiran. Keduanya berpelukan dalam keheningan malam, mencoba menghilangkan rasa cemas yang mengganggu mereka. Di tengah ketegangan ini, cinta mereka semakin mendalam dan kuat, seperti tali yang tak bisa diputuskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun