Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menanti di Ujung Pantai Seruni

4 Agustus 2024   07:41 Diperbarui: 4 Agustus 2024   07:43 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar:Dokumen Pribadi)

Syafa mendengarkan dengan penuh perhatian. Meskipun bertahun-tahun telah berlalu, perasaan mereka satu sama lain tidak pernah berubah. "Aku selalu percaya kau akan kembali," kata Syafa. "Dan sekarang kau di sini."

Hari-hari berikutnya, Syafa dan Arka sering menghabiskan waktu bersama. Mereka berbicara tentang masa lalu, merencanakan masa depan, dan menikmati kebersamaan yang telah lama dirindukan. Warga desa pun menyambut Arka dengan hangat, seperti seorang anak yang kembali ke rumah setelah petualangan panjang.

Suatu malam, ketika bulan purnama menerangi langit, Arka membawa Syafa ke ujung pantai. Mereka duduk di atas batu besar yang biasa menjadi tempat Syafa menunggu. "Syafa, ada sesuatu yang ingin kubicarakan," kata Arka sambil menatap laut.

Syafa menoleh ke arah Arka, wajahnya dipenuhi rasa ingin tahu. "Apa itu, Arka?" tanyanya.

Arka menghela napas panjang sebelum berbicara. "Aku ingin menepati janjiku dulu. Aku ingin kita berlayar bersama dan menjelajahi dunia. Tapi sekarang aku menyadari, dunia terindah yang ingin kutemukan sudah ada di sini, bersamamu."

Syafa terdiam, hatinya berdebar-debar. "Arka, kau tidak perlu menepati janji itu. Aku sudah bahagia kau kembali," katanya dengan suara pelan.

Arka mengangguk. "Aku tahu, tapi ada satu janji lagi yang ingin kubuat," katanya sambil menggenggam tangan Syafa. "Syafa, maukah kau menikah denganku dan menjalani sisa hidup kita bersama di sini, di desa ini?"

Air mata kebahagiaan mengalir di wajah Syafa. Dia mengangguk, tidak mampu berkata-kata. Mereka berpelukan erat di bawah sinar bulan, merasakan kehangatan cinta yang telah lama dirindukan.

Waktu berlalu, dan desa kecil itu kini dipenuhi dengan tawa dan kebahagiaan. Syafa dan Arka menikah dalam sebuah upacara sederhana namun penuh makna, dihadiri oleh seluruh warga desa. Mereka membangun rumah kecil di dekat pantai, tempat mereka bisa mendengarkan suara ombak dan menikmati matahari terbenam bersama.

Setiap sore, Syafa dan Arka berjalan di sepanjang pantai, mengenang masa lalu dan merencanakan masa depan. Mereka tetap setia pada satu sama lain, menjadikan setiap hari sebagai petualangan baru.

Di ujung pantai, di tempat Syafa dulu menunggu, kini berdiri sebuah mercusuar kecil yang dibangun oleh Arka. Mercusuar itu menjadi penanda cinta mereka, selalu menyala terang di malam hari, mengingatkan semua orang bahwa cinta sejati akan selalu menemukan jalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun