Di tepian waktu yang tenang mengalir,
Air kehidupan tak pernah kering,
Menyapa jiwa yang haus akan makna,
Membawa harapan di setiap tetesnya.
Setiap embun yang jatuh di pagi hari,
Adalah cerita baru yang ingin dibagi,
Menghidupi alam yang sunyi sepi,
Menyirami hati yang terkadang letih.
Dari pegunungan tinggi ia bermula,
Mengalir deras menembus rimba,
Menyusuri lembah, menyapa desa,
Membawa berkah bagi semesta.
Ketika langit muram menutup hari,
Air kehidupan tetap setia mengaliri,
Menghapus jejak-jejak pedih,
Menumbuhkan kembali benih-benih.
Dalam gemuruh hujan yang deras,
Dalam kedamaian telaga yang luas,
Air kehidupan terus bergulir,
Mengajarkan kita untuk tak pernah berpikir mundur.
Oh, air yang tak pernah berhenti,
Dalam dirimu ada cinta abadi,
Mengisi kekosongan dengan harmoni,
Menyulam takdir dengan lembut penuh arti.
Maka biarlah kita belajar darimu,
Untuk terus mengalir tanpa ragu,
Menyapa dunia dengan kasih dan teduh,
Membawa kehidupan dalam setiap langkah yang ditempuh.
Paya Laba, 23 Juli 2024
Awaluddin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H