Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Misteri Meninggalnya Seorang Guru #Part 5

23 Juli 2024   05:56 Diperbarui: 23 Juli 2024   06:07 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: Dokumen Pribadi)

"Apa Motif Pelaku Menghabisi Korban?"

Sementara itu, anggota reskrim telah tiba di lokasi. Iptu Haris, komandan tim reskrim dari polres turun dari kendaraannya dan mendekati Iptu Zainal yang memimpin polisi yang duluan datang di lokasi tadi pagi. Mereka juga satu angkatan dan sudah sering berkerja sama dalam menuntaskan kasus-kasus yang serupa. Disaat anggotanya melakukan identifikasi awal, Haris mendekati Zainal

"Zainal, bagaimana kabarmu?" Tanya Haris sambil mengulurkan tangannya. Zainal menyambut uluran tangan itu. mereka bersalaman

"Baik Haris, tapi ini kasus akan membuat kita sakit kepala,"

"Mengapa demikian?" Tanya Haris penasaran

"Korban ditemukan didalam karung, di dalam karung itu juga terdapat sapu tangan berwarna merah," kata Zainal menceritakan temuan tim nya

"Mungkin itu milik dari korban?"

"Bukan milik korban, sudah saya tanya kepada adik korban, adiknya mengatakan kalau abangnya ini tidak pernah memakai sapu tangan,"

"Dimana adik korban sekarang?"

"Pergi dengan ambulan membawa jenazah korban"

"Berarti sarung tangan itu kepunyaan pelaku. Apa mungkin pelaku sengaja meninggalkan sapu tangan merah itu?" Tanya Haris

"Itu sama dengan mau "bunuh diri". saya rasa sapu tangan itu terjatuh dari saku pelaku saat memasukan korban didalam karung itu," kata Zainal menganalisis

"Mungkin saja," kata Haris

Sementara itu, Ali beserta rombongan sudah tiba di TKP. Dia langsung menjumpai seorang polisi yang melakukan identifikasi atas motor Azhari

"Maaf pak, saya ayah korban," kata Ali

"Tunggu sebentar," kata polisi tersebut sambil dia pergi menemui komandan mereka.

"Maaf dan, ada seorang bapak-bapak yang mengaku ayah korban,"

"Mana? suruh dia ke sini," perintah Haris

"Siap" polisi itu kembali ke tempat Ali berdiri

"Silahkan pak, menjumpai komandan kami yang berdiri di tepi jembatan itu pak," kata polisi tersebut sambil menunjuk ke arah dua orang polisi yang berdiri di tepi jembatan. Ali langsung menghadap kedua polisi itu dan berjabat tangan dengan mereka

"Saya Ali, ayah korban."

"Bisa bapak ceritakan tentang kebiasaan dan sifat korban?" Tanya Haris. Ali mulai bercerita tentang anaknya Azhari dan kedua polisi mendengar dengan seksama dan sekali-kali mereka menulis hal-hal yang dianggap perlu untuk di kembangka.

###

Lestari sudah sadar dari pingsannya. Dia terkejut melihat banyak orang di rumahnya dan melihat ibu mertua dan ibunya di sampingnya.

"Mengapa banyak orang di rumah ini Ma?" tanyanya kepada ibunya, Lasmi

"Tidak apa-apa sayang, mereka hanya ingin melihat kamu pingsan tadi,"

Widya tidak setuju atas perkataan besannya itu. menurutnya Lestari harus tahu sebenarnya apa yang terjadi, maka dia berkata

"Lestari, tabahkan hatimu nak, suamimu telah mendahului kita semua,"

"Maksud ibu?" Tanya Lestari sambil memandang tajam kepada ibu mertuanya itu

"Ya, Azhari sudah meninggal dunia,"

Lestari tidak sanggup menahan tangisnya. Dia menjerit sejadi-jadinya. Sehingga anaknya Rizky yang sedang main mobil-mobilan disisinya terkejut dan lari memeluk ibunya itu. Orang melihatnya merasa kasihan, bahkan ada beberapa orang yang meneteskan air mata.

Tepat saat itu, rombongan dari sekolah tempat Azhari mengajar tiba di rumah itu. Setelah bersalaman dengan orang-orang di ruangan itu, salah seorang ibu guru mendekati Lestari dan berkata

"Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya Pak Azhari, tapi kami tidak menyangka kalau dirinya di bunuh,"

Mendengar perkataan guru itu, Lestari terkejut bagaikan di sambar petir

"Apa ibu katakan? Suami saya dibunuh?"

"Jadi ibu tidak tahu kalau suami ibu di bunuh?" Tanya guru tersebut balik bertanya

Melihat kejadian itu, kepala sekolah memanggil ibu guru tersebut agar menjauh dari Lestari

"Apa benar yang dikatakannya Bu?" Tanya Lestari kepada mertuanya

"Iya sayang, tabahkanlah hatimu. Ini semua cobaan untuk kita semua,"

Mendengar perkataan mertuanya itu, Lestari semakin menangis sejadi-jadinya lalu kembali pingsan. Disaat Lestari pingsan, Una dan serombongan sudah sampai dirumah itu dan mengucapkan berbelangsungkawa. Salah seorang dari teman Una berkata kepada Widya

"Maaf nek, kami tidak tahu kejadian begini. Kalau kami tahu kejadiannya begini, maka kami pasti tidak meninggalkan Pak Azhari sendiri" kata teman una tersebut dengan wajah penuh penyesalan

"Tidak mengapa, ini sudah takdir untuk kita semua" kata Widya bijak

###

Sementara itu, di TKP, setelah mendengar keterangan dari Ali, ayahnya Azhari, Iptu Haris berkata

"Baiklah pak, keterangan bapak sementara cukup. Apa bila kami butuh keterangan lagi, bapak akan kami panggil kembali. Sekarang mari kita bersama pergi ke rumah sakit untuk mendengar keterangan dokter, bapak ikut kami" kata Haris.

Dengan mengunakan mobil patroli polisi, Haris, Zainal dan Ali serta seorang sopir polisi pergi kerumah sakit. Sebelum pergi, Zainal memerintahkan anak buahnya untuk mengumpulkan semua barang bukti termasuk karung yang digunakan pelaku membungkus korban. Kepada anggotanya juga, Zainal memerintahkan untuk mengumpulkan keterangan dari para nelayan yang melihat pertama sekali korban.

Tidak lama kemudian, mereka telah tiba di rumah sakit. Ali segera menjumpai Razak dan berbincang segala hal yang belum diketahui ayah dan anak tersebut. Sementara itu, Haris dan Zainal menjumpai dokter untuk menanyakan kondisi korban

"Dari hasil otopsi, badan korban dipenuhi luka memar dan di kaki serta lengan ada bekas luka," kata dokter yang memeriksa jenazah Azhari

"Mungkin korban dan pelaku sempat baku hantam sebelum korban dibunuh dengan memakai pisau," kata Haris menganalisis

"Bisa jadi," kata Zainal membenarkan

"Juga terdapat memar di belakang korban, semacam habis dipukul dengan sesuatu yang keras," tambah dokter itu

"Berarti, korban sebelumnya berkendaraan di depan pelaku, lalu pelaku datang dari arah belakang dan memukul belakang korban, sehingga korban jatuh dan tergores di aspal, itu yang menyebabkan luka di kaki dan lengan korban," kata Haris lagi

"Betul, dan pelakunya lebih dari satu orang. Minimal dua orang pelaku, karena kalau pelaku sendiri pasti tidak bisa memukul," tambah Zainal

Dokter mengangguk angguk membenarkan dugaan kedua perwira polisi tersebut. Dokter sangat kagum atas kepintaran keduanya dalam menganalisis kasus ini

"Yang lain apa lagi yang ditemukan dok dibadan korban?" Tanya Haris

"Tidak ada lagi,"

Selagi mereka berbicara, Ali dan Razak mendekati mereka

"Maaf bapak-bapak. Apa jenazah anak kami bisa kami bawa pulang untuk dikebumikan?" Tanya Ali

"Kalau kata pak dokter tidak ada lagi yang bisa menguatkan keterangan, ada baiknya langsung saja di bawa pulang, bagaiman Iptu Zainal?" Tanya Haris

"Ya, silahkan di bawa pulang,"

"Terima kasih bapak-bapak". Ali dan Razak mengurus segala sesuatu agar jenazah Azhari langsung di bawa pulang. Sementara Haris dan Zainal menghadap komandan mereka di kantor. Setelah mendengar keterangan anak buahnya, Kasat reskrim memerintahkan keduanya untuk segera mencari pelaku secepatnya. Setelah mendengar perintah tersebut, keduanya permisi dari ruang kasatreskrim tersebut. Sambil mereka berjalan keduanya berdiskusi dari keterangan Ali, bukti dan hasil otopsi. Banyak pertanyaan yang timbul di kepala mereka. Salah satu pertanyaan tersebut adalah "Apa motif pelaku menghabisi korban?"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun