"Oh tidak bu, kami serombongan duluan pulang. Pak Azhari dibelakang karena sepeda motornya mogok. Saya pikir dia sudah pulang bu"
"Itu kan ayah" kata Lestari mulai menangis.
"Tenang, biar Razak pergi melihat suamimu. Razak, cepat kamu cari abangmu di tempat tamasya mereka kemaren"
"Iya ayah" kata Razak sambil pergi. Dibelakang Razak pergi, Lestari pingsan.
###
Matahari mulai menampakan sinarnya. Seorang nelayan mendayung sampannya pelan-pelan ingin pergi memancing di bawah jembatan. Sesampai dibawah jembatan, dia melihat karung yang mencurigakan karena berwarna merah. Dia dayung sampannya ke tepi, lalu dia turun dan membuka karung tersebut. Dia melihat mayat orang.
"Tolong...Tolong... ada mayat" teriaknya spontan.
Lalu ada beberapa nelayan yang lain mendengar teriakan itu, segera mendekatinya. Tidak lama kemudian mereka berkumpul dengan ramainya. Salah seorang diantara nelayan itu berkata
"Jangan disentuh dulu. Mungkin dia korban pembunuhan. Cepat telepon polisi, kita tunggu polisi datang."
Salah seorang nelayan yang lain segera menelepon saudara yang polisi. Tidak lama kemudian datang beberapa orang polisi dengan mobil patroli mereka diiringi dengan mobil ambulan. Sang komandan berpangkat Iptu meminta anak buahnya mencatat dan memeriksa kondisi mayat termasuk barang-barang yang dikenakan mayat sebagi barang bukti. Sang komandan sendiri memperhatikan di atas jembatan. Dia terkejut melihat ada sepeda motor yang tergeletak. Langsung meminta salah seorang anggotanya untuk memasang garis polisi ditempat tergeletaknya motor itu.
Anggotanya tersebut segera melaksanakan perintah komandan mereka. Polisi yang lain segera turun ke bawah jembatan, memeriksa mayat termasuk barang-barang yang dikenakannya. Mereka juga membuka dompet korban dan mencatat identitasnya. Polisi juga mendapatkan selembar sapu tangan berwarna merah di dalam karung yang mereka yakini itu punya korban. Lalu mayat itu dibawa kerumah sakit terdekat untuk di otopsi.