Namun, ada satu hal yang membuatku terkejut. Di tengah keramaian, aku melihat seorang pria tua yang tampak asing. Dia berdiri di pojok surau, memandang ke arah kami dengan mata yang berkaca-kaca. Aku mendekatinya dan bertanya siapa dia.
"Aku adalah salah satu dermawan yang mendengar cerita tentang surau kalian," jawabnya lembut. "Aku juga pernah kehilangan tempat ibadah di kampungku saat kecil. Aku tahu betapa beratnya kehilangan itu."
Mendengar ceritanya, aku merasa lebih bersyukur lagi. Kehilangan surau kami adalah cobaan yang berat, tapi juga membawa banyak kebaikan dan hikmah. Kami tidak hanya mendapatkan bangunan baru, tapi juga merasakan kekuatan kebersamaan dan kepedulian dari banyak orang.
Hari itu, aku berdiri di depan surau baru kami dengan perasaan haru. Surau kami mungkin pernah terbakar, tapi dari abu yang tersisa, kami berhasil membangun sesuatu yang lebih indah. Dan yang terpenting, kami belajar bahwa dengan kebersamaan, kita bisa menghadapi dan mengatasi segala cobaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H