Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PGRI, Dimanakah Dirimu Kini? (Sebuah Otokritik)

19 Juli 2024   22:06 Diperbarui: 19 Juli 2024   22:15 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi memakai seragam PGRI (sumber gambar : https://pgri-surakarta.info/2020/11/28/presiden-jokowi-sampaikan-terima-kasih-dan-apresiasi-kepa

PGRI, Dimanakah Dirimu Kini? (Sebuah Otokritik)

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) adalah organisasi yang memiliki peran sentral dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Dibentuk pada tahun 1945, tepat setelah proklamasi kemerdekaan, PGRI bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak guru dan meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul pertanyaan: "PGRI, dimanakah dirimu kini?"

PGRI, sebagai organisasi profesi guru terbesar di Indonesia, memikul beban dan tanggung jawab yang besar dalam membentuk masa depan pendidikan bangsa. Pada awal berdirinya, PGRI berperan sebagai garda terdepan dalam perjuangan hak-hak guru, seperti peningkatan kesejahteraan, perlindungan hukum, dan pengembangan profesionalisme. Di masa lalu, PGRI berhasil mendorong berbagai kebijakan yang meningkatkan taraf hidup guru, seperti tunjangan profesi dan jaminan sosial.

Namun, saat ini, banyak pihak yang merasa bahwa peran PGRI semakin pudar. Beberapa isu yang dihadapi oleh guru dan pendidikan di Indonesia seolah tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari PGRI. Banyak guru yang masih merasa terpinggirkan, terutama di daerah-daerah terpencil, di mana akses terhadap pendidikan yang layak masih menjadi tantangan besar. Tantangan ini seharusnya menjadi fokus utama PGRI dalam mengadvokasi kebijakan yang lebih adil dan merata.

Selain itu, perubahan zaman dan perkembangan teknologi juga menuntut PGRI untuk beradaptasi. Dalam era digital ini, metode pembelajaran dan kebutuhan akan pengembangan profesionalisme guru telah berubah drastis. Guru dituntut untuk tidak hanya menguasai materi ajar, tetapi juga teknologi pendidikan yang dapat mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif. Di sinilah peran PGRI menjadi krusial dalam menyediakan pelatihan dan sumber daya yang memadai bagi para guru agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Namun, kritik yang sering muncul adalah bahwa PGRI belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan ini. Banyak guru yang merasa kurang mendapatkan dukungan dalam pengembangan keterampilan digital dan teknologi pendidikan. Padahal, di era digital ini, kompetensi tersebut sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan pembelajaran. PGRI perlu memperkuat upaya dalam menyediakan pelatihan teknologi yang relevan dan berkualitas bagi guru di seluruh Indonesia.

Selain itu, transparansi dan akuntabilitas organisasi juga menjadi sorotan. Seperti halnya organisasi besar lainnya, PGRI tidak luput dari kritik mengenai pengelolaan dana dan keuangan. Ada kekhawatiran bahwa dana yang seharusnya digunakan untuk peningkatan kesejahteraan dan pengembangan profesionalisme guru tidak dikelola dengan baik. Transparansi dalam pengelolaan dana dan program-program yang dijalankan PGRI perlu ditingkatkan untuk memastikan bahwa setiap guru dapat merasakan manfaat nyata dari keanggotaan mereka.

Meskipun demikian, PGRI masih memiliki potensi besar untuk kembali berperan aktif dan signifikan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah strategis yang inovatif dan terukur. Pertama, PGRI harus lebih proaktif dalam merespons kebutuhan guru, terutama dalam hal pengembangan profesionalisme dan teknologi. Program pelatihan yang komprehensif dan berkelanjutan harus menjadi prioritas, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta.

Kedua, PGRI perlu memperkuat jaringan dan kolaborasi dengan berbagai institusi pendidikan, baik di dalam maupun luar negeri. Kolaborasi ini penting untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam pengelolaan pendidikan. Dengan memperluas jaringan kerjasama, PGRI dapat memperkaya wawasan dan mengadopsi inovasi yang dapat diterapkan di Indonesia.

Ketiga, peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan organisasi harus menjadi fokus utama. PGRI perlu memastikan bahwa semua anggaran dan program yang dijalankan diawasi dengan ketat dan dilaporkan secara terbuka kepada anggotanya. Ini tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan anggota, tetapi juga memastikan bahwa setiap langkah yang diambil benar-benar berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan guru dan kualitas pendidikan.

Keempat, PGRI harus kembali ke akar perjuangannya sebagai suara guru di Indonesia. Organisasi ini harus lebih vokal dalam menyuarakan isu-isu penting yang dihadapi oleh guru, termasuk perlindungan hak-hak mereka, peningkatan kesejahteraan, dan keadilan dalam sistem pendidikan. Dengan menjadi advokat yang lebih kuat bagi guru, PGRI dapat kembali mengukuhkan posisinya sebagai organisasi yang diperhitungkan dalam dunia pendidikan di Indonesia.

PGRI, sebagai organisasi profesi yang telah berusia hampir satu abad, memiliki warisan dan potensi yang luar biasa dalam dunia pendidikan Indonesia. Namun, untuk menjawab pertanyaan "PGRI, dimanakah dirimu kini?", organisasi ini perlu melakukan refleksi mendalam dan mengambil langkah-langkah strategis untuk kembali menguatkan perannya sebagai pelopor dalam memperjuangkan hak-hak guru dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan demikian, PGRI dapat terus berkontribusi dalam membentuk masa depan pendidikan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Semoga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun