Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merayu Tuhan

19 Juli 2024   18:27 Diperbarui: 19 Juli 2024   18:37 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: https://pixabay.com/id/vectors/ramadan-islam-doa-malam-bulan-8564369/)

Merayu Tuhan

Dalam sunyi malam yang sepi,

Kusembunyikan diri dalam doa,

Menghadirkan rindu yang tak terucap,

Memohon pada-Mu, oh Tuhan semesta.

Dengarkan lirih hati ini,

Yang merayu dengan penuh harap,

Bagai embun pagi yang jatuh perlahan,

Mengusap lembut dedaunan.

Tuhan, dalam gelap kuberbisik,

Hanya pada-Mu tempatku kembali,

Dengan tangan yang penuh dosa,

Aku memohon ampunan-Mu yang suci.

Kuserahkan segala resah dan gelisah,

Pada-Mu, Sang Maha Penyayang,

Kuucapkan segala syukur dan pinta,

Dalam harap yang tak pernah usang.

Di setiap hembusan nafasku,

Kuundang rahmat-Mu turun ke bumi,

Kujalin harapan dalam doa,

Merayu Tuhan dengan penuh cinta.

Bimbinglah aku dalam jalan lurus,

Kuatkanlah hatiku yang rapuh,

Dalam pelukan kasih-Mu yang hangat,

Kuasa-Mu, Tuhan, selalu kurindu.

Tuhan, dalam setiap detik hidupku,

Kumerayu dalam setiap sujudku,

Kuasa-Mu yang tak terhingga,

Menyinari setiap langkahku.

Payalaba, 19 Juli 2024

Awaluddin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun