Saat matahari terbenam, pasukan kembali ke kamp dengan semangat tinggi. Sadril membawa berita kemenangan kepada Ade yang menunggu dengan cemas. Wajah Ade cerah dengan kebanggaan dan rasa syukur.
"Kau telah melakukannya, Letnan. Kita berhasil," kata Ade dengan mata berbinar.
Sadril mengangguk, matanya berbinar juga. "Ini semua berkat bimbinganmu, Kapten. Kau adalah pemimpin sejati yang telah menginspirasi kita semua."
Ade menepuk bahu Sadril dengan lembut. "Tidak, Letnan. Kau yang menunjukkan jiwa seorang pemimpin dalam setiap langkahmu. Kita semua belajar dari satu sama lain, dan itulah kekuatan kita."
Malam itu, di bawah langit yang dipenuhi bintang, para prajurit merayakan kemenangan mereka. Mereka tahu bahwa ancaman belum sepenuhnya hilang, tetapi mereka juga tahu bahwa dengan kepemimpinan yang kuat dan persatuan yang tak tergoyahkan, mereka bisa menghadapi apapun yang datang.
Kapten Ade dan Letnan Sadril berdiri di tepi perkemahan, menatap ke arah perbatasan yang kini lebih aman. Mereka tahu bahwa perjalanan masih panjang, tetapi dengan jiwa kepemimpinan yang saling mendukung, mereka siap untuk menghadapi tantangan apapun di masa depan.
Dalam kebersamaan dan semangat yang menyala, mereka menemukan arti sebenarnya dari kepemimpinan: keberanian, kepercayaan, dan pengorbanan demi kebaikan bersama. Dan itulah yang membuat mereka tak terkalahkan, bahkan dalam menghadapi musuh terberat sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H