Sadril, yang kini semakin terbiasa dengan tanggung jawab barunya, mulai menunjukkan kemampuan kepemimpinannya yang terasah. Dengan bimbingan Ade, ia merencanakan serangan balasan yang cerdik untuk mengamankan desa-desa di sekitar perbatasan. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih Sadril dan pasukannya memberikan semangat baru bagi semua orang.
Suatu malam, saat angin dingin berhembus melalui celah-celah tenda, Sadril datang mengunjungi Ade. Wajahnya yang biasanya penuh semangat kini tampak serius.
"Kapten, kita mendapatkan informasi baru dari intelijen," kata Sadril sambil duduk di samping tempat tidur Ade. "Musuh sedang mengumpulkan pasukan besar di perbatasan. Mereka merencanakan serangan besar-besaran dalam waktu dekat."
Ade mengerutkan kening, merenungkan situasi ini. "Kita tidak bisa membiarkan mereka mendekat. Kita harus mengambil inisiatif dan menyerang terlebih dahulu. Bagaimana rencanamu, Letnan?"
Sadril menarik napas dalam-dalam. "Aku telah menyusun rencana untuk menyerang markas utama mereka di lembah utara. Jika kita bisa menghancurkan markas itu, mereka akan kehilangan koordinasi dan kekuatan utama mereka."
Ade tersenyum, bangga dengan sahabatnya yang telah tumbuh menjadi pemimpin yang tangguh. "Itu rencana yang bagus. Pastikan kita memiliki informasi yang akurat dan persiapan yang matang. Kita tidak bisa mengambil risiko kali ini."
Malam itu, Ade memberikan arahan terakhirnya kepada Sadril. Mereka berbicara panjang lebar tentang taktik dan strategi, memastikan semua detail diperhitungkan dengan cermat. Sadril tahu bahwa ini adalah momen krusial yang akan menentukan nasib banyak orang.
Saat fajar menyingsing, pasukan bersiap-siap untuk misi besar ini. Ade, meski masih dalam pemulihan, berdiri di depan mereka, memberikan semangat dan kepercayaan.
"Kalian semua telah menunjukkan keberanian yang luar biasa. Ini adalah saat kita untuk mengakhiri ancaman ini sekali dan untuk selamanya. Ingat, kita tidak hanya bertempur untuk diri kita sendiri, tetapi untuk mereka yang kita lindungi. Kembalilah dengan kemenangan!" seru Ade dengan penuh semangat.
Pasukan bergerak dengan cepat dan efisien menuju lembah utara. Mereka menyusup melalui hutan, menghindari patroli musuh, dan mencapai posisi strategis sebelum fajar. Dengan komando Sadril, mereka melancarkan serangan mendadak yang menghancurkan markas utama musuh.
Pertempuran berlangsung sengit, namun pasukan Sadril yang dipimpin dengan taktik yang brilian berhasil memukul mundur musuh. Ledakan besar mengguncang lembah saat mereka menghancurkan gudang amunisi musuh. Kemenangan itu membawa dampak besar, melemahkan semangat dan koordinasi pasukan musuh.