Setelah beberapa saat, Ainun melihat sesuatu yang mencurigakan di bawah salah satu pohon besar. "Pak Ali, lihat ini," panggilnya. Di bawah pohon itu terdapat sebuah ukiran kecil, hampir tidak terlihat, yang tampak seperti simbol atau tanda.
Pak Ali mendekat dan memperhatikan ukiran itu. "Ini adalah simbol yang sama dengan yang ada di gelang Melati," katanya dengan nada terkejut. "Aku ingat sekarang. Melati pernah bilang bahwa ini adalah simbol keluarganya, yang hanya mereka yang tahu."
Ainun merasa bahwa mereka semakin dekat dengan jawaban. "Mungkin ini semacam penanda," katanya. "Mari kita lihat sekeliling pohon ini."
Mereka mulai memeriksa area sekitar pohon itu dengan lebih teliti. Setelah beberapa saat, Pak Ali menemukan sebuah papan kayu yang tersembunyi di bawah tumpukan daun. Mereka mengangkat papan itu dan menemukan sebuah lorong gelap yang tampaknya telah lama tertutup.
"Ini seperti pintu masuk ke suatu tempat," kata Pak Ali dengan nada bingung. "Mungkin Melati dibawa ke sini."
Ainun menyalakan senternya dan mulai menuruni lorong itu dengan hati-hati, diikuti oleh Pak Ali. Lorong itu sempit dan berliku-liku, namun setelah beberapa meter, mereka tiba di sebuah ruangan kecil yang diterangi oleh lilin-lilin tua yang hampir habis.
Di tengah ruangan itu terdapat meja kayu dengan buku-buku tua dan berbagai alat yang tampak seperti peralatan ritual. Di dinding, ada banyak lukisan-lukisan kecil yang menggambarkan wanita-wanita dengan simbol yang sama seperti yang ada di gelang Melati. Namun, ada satu lukisan yang menarik perhatian mereka lukisan Melati.
"Lihat," bisik Pak Ali. "Itu Melati. Apa yang mereka lakukan padanya?"
Ainun memeriksa meja dan menemukan sebuah buku yang tampak seperti jurnal. Dia membuka halaman pertama dan membaca dengan suara keras:
"Ini adalah catatan keluarga kami. Kami adalah penjaga rahasia kuno yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap wanita dalam keluarga kami memiliki kekuatan untuk melihat masa depan, dan mereka harus dilindungi dengan segala cara."
Pak Ali menatap lukisan Melati dengan mata berkaca-kaca. "Melati pernah bercerita tentang keluarganya yang misterius, tapi aku tidak pernah menyangka akan sejauh ini."