Di ujung senja, langkah perlahan,
Menapak jalan yang kian pudar,
Di bawah langit kelabu, dalam keheningan,
Diriku menanti akhir dari perjalanan.
Hidup yang pernah penuh warna,
Kini redup dalam bayangan senja,
Kenangan indah menyatu dalam asa,
Mengisi hari, di kala malam menjelang tiba.
Keriput di wajah, saksi bisu waktu berlalu,
Tangan yang lemah, meraba harapan semu,
Hati yang tenang, merelakan segalanya,
Menanti detik-detik akhir dengan damai di dada.
Dulu, di masa muda penuh gairah,
Kini di sini, menunggu waktu menyapa,
Kematian bukan musuh yang menakutkan,
Tapi sahabat yang setia, membawa ketenangan.
Mata yang sayu, menatap langit kelam,
Seakan mencari bintang, di balik awan malam,
Dalam bisikan angin, ada doa terucap,
Semoga nanti, bertemu dalam pelukan abadi.
Hidup di ujung senja, bukanlah akhir yang pahit,
Tapi permulaan baru, di balik dunia ini,
Dengan senyum di bibir, dan cinta yang tak pernah sirna,
Saya menanti dengan sepenuh hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H