Mohon tunggu...
Awal Nur Afdal
Awal Nur Afdal Mohon Tunggu... Penulis - Awal Nur Afdal

Awal Nur Afdal lahir di Bantaeng 11 Mei 2002, saat ini sedang fokus belajar menulis dan menambah pengetahuan di Balang Institute

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lari dari Masalah dengan Cara Meneguk Racun

9 April 2022   13:49 Diperbarui: 9 April 2022   14:01 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image from news.com

Tanggal 7 November 2021, [Nisa bukan nama yang sebenarnya] mengehembuskan nafas terakhirnya di RSUD Anwar Makkatutu. Pada tanggal 20 Oktober lalu, Nisa telah meminum racun gramoxone yang mengakibatkan dia dirawat 15 hari dirumah sakit sebelum meninggal dunia.

Sebelum meminum racun, dikabarkan Nisa menyempatkan diri menjenguk ayahnya di rutan Bantaeng bersama ibunya. Dalam perjalanan pulang, Nisa merenge ke ibunya karena ingin meminum es kelapa, namun yang es kelapa yang ia maksud harus buatan ibunya dan harus dari pohon kelapa tidak jauh dari belakang rumahnya.

Setelah sampai kerumah, Nisa langsung mencari om. rumah panggung berdempetan, di teras rumah panggung, terdapat semacam jembatan kecil yang menghubungkan rumah Nisa dengan rumah tempat dimana nenek dan omnya tinggal. Di tempat itu, Nisa berteriak lantang menyuruh om nya segera memanjat pohon kelapa yang ia maksud. Namun karena hari Jum'at, om yang penyayang pada ponakan berjanji menuruti permintaan ponakan, tapi sepulang dari salat jum'at.

Nisa mempunyai adik berusia 9 tahun bernama Niwa [bukan nama yang sebenarnya]. Niwa sedikit tomboi dan banyak bergaul dengan anak laki-laki. Saat itu Niwa baru pulang bermain kelereng, berjalan masuk lorong dengan menggenggam segelas minuman ringan harga seribuan. Nisa meminta minuman yang digenggam Niwa, namun Niwa tidak memberikan karena hanya ada satu. Setelah itu Niwa melihat kakaknya menuju gudang rumah lalu masuk kamar. Saat Niwa hendak ke kamar mandi, suara orang sedang muntah terdengar dari kamar Nisa. Mendengar suara tersebut, Nisa memanggil Ibunya yang sedang berada di rumah tetangga.

Saat memasuki rumah, sebagai seorang ibu begitu terkejut melihat putri sulungnya sudah menghentak-hentakkan kaki dengan mulut berbusa. Dibawah bufet, terdapat tutup termos berisikan racun yang diduga sebagain telah diminum Nisa. Dengan reflek, Ibu Nisa membersihkan mulut anaknya dengan jari tengah sambil berteriak "oeee nak" dengan air mata bercucuran jatuh ke daster yang ia kenakan.

Sejam kemudian, Nisa di larikan ke Rumah Sakit Umum Daerah  Anwar Makkatutu Bantaeng untuk mendapatkan pertolongan pertama. Dalam ruang Instalasi Gawat Darurat, Nisa diberi obat hitam yang katanya obat penawar racun. Setelah itu Nisa terus muntah, sebagian muntahnya berwarna hijau.

Semua keluarga menangis melihat aksi nekat yang dilakukan perempuan berusia 19 tahun itu. Ayahnya yang sudah menjadi tahanan luar, berkesempatan merawat anaknya selama dalam rumah sakit.

TERTOLONG KEBIJAKAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN GRATIS

Tiga jam di IGD, salah seorang perawat mengenakan baju dinas berwarna biru dengan masker berlapis, datang menanyakan kelengkapan berkas Nisa. "Yang dibawa hanya KTP-nya Nisa pak" kata nenek Nisa. "Besok kan hari Sabtu, urus cepat itu karna terakhir dikumpul hari Senin, kalau tidak membayarki itu" kata nakes itu menjelaskan kepada keluarga Nisa sambil memperbaiki botol infus Nisa yang tidak jalan.

Kebetulan sekali waktu itu saya juga turut ke IGD melihat keadaan Nisa, saya bertanya ke salah satu perawat di luar pintu IGD, "Kalau orang minum racun begini, biasanya berapa malam didalam?", Tanya saya. "Kalau orang minum racun begini lama sekali pak, biasa sampai sepuluh hari bahkan lebih".

Seorang pasien dari desa Papanloe baru saja keluar. Menggunakan jalur umum, hanya 4 malam dan membayar kurang lebih tiga jutaan. Saya punya kawan bernama Rudi, salah seorang teman yang fokus mengadvokasi masyarakat Bantaeng yang terkendala dalam pelayanan. Rudi menghubungi pimpinan rumah sakit (Direktur) dr. Sultan M. kes. dan dr. Ikhsan yang merupakan kepala dinas kesehatan di kabupaten Bantaeng.

Sejam kemudian, kawan Rudi menelepon ke nomer WhatsApp saya. Katanya diagnosa dokter akan bermasalah jika dibawa ke dinas sosial, sebab, kejadian ini adalah kemauan sendiri dan merujuk pada kepentingan estetik.

Masa observasi telah selesai, Nisa ditempatkan di lantai lima kamar 508. Dalam kamar tersebut terdapat lima bansal yang dihuni. Penjenguk Nisa paling mendominasi, dalam satu hari penjenguk sampai 30 orang yang datang secara bergantian. Jamkesda dikerja Rudi dan Risal, sebagian  menjelaskan ke ibu Nisa, bahwa jalan terakhir adalah harus berlaku umum hingga Nisa bisa keluar dari RS, secara otomatis harus membayar dengan nominal yang sangat tinggi.

Memasuki hari ketiga, Ibu Nisa mendatangi kantor Balang Institute untuk angkat kuasa. Rudi dan Risal adalah bagian dari paralegal LBH Makassar. Tujuan dari surat kuasa tersebut untuk memastikan pihak keluarga Nisa menyerahkan sepenuhnya kepengurusan ke teman-teman paralegal.

Setelah beberapa hari mengadvokasi, Nisa akhirnya mendapatkan kebijaksanaan oleh rumah sakit dengan mendapatkan pengantar untuk mengurus JAMKESDA. Sehari sebelumnya, ibu Nisa menelepon mamanya di Ambon, minta untuk dipinjami uang sebesar tiga juta.

Hari ke 15, sore hari ditanggal 7 November 2021 Nisa  akhirnya meninggal dunia. Nisa diantar ke rumahnya menggunakan mobil ambulance rumah sakit. Isak tangis mewarnai rumah duka, bapak Nisa tidak bisa ikut ke rumahnya melihat anaknya di semayamkan karna masih dalam status tahanan. Pagi jam 08.00 WITA, bapak Nisa datang atas izin kepala rutan.

Hipotesa yang terbaangun atas aksi nekat yang dilakukan Nisa adalah frustasi. Seorang lelaki asal Bonto Tappalang yang juga keluuarga Nisa datang melamar, Nisa menolak karna telaah mempunyai pujaan hati sejaak dari SMA.

Nisa berkunjung ke rumah neneknya di Boronginru semingu setelah melakukan aksi nekatnya. Sampai disana, neneknya mengatakan akan meenikahkan Nisa dengan cucunya sendiri dari Kampong Paraang. Sepulang dari rumaah neneknya,  Nisa bertaanya ke mamanya, “mau dikasi nikah betulanka?”, tanya Nisa dengan nada kurang bersemangat. “rikkaamonnea anreppayya nak, mangka puunna suluki bapaknu anre’mo kkussekia” jawab ibu Nisa.

Nisa telah menjalin hubuungan dengan Jabal selama ddua tahun lebih. Mereka berdua telah merencanakan akan menikah ketika masing-masing punya pekerjaan. Jabal akan mendanai pembuatan kios tailor Nisa sembari Jabal mendaftar CPNS. Dua kali mendaftar TNI namun gagal dan harus mencari pekerjaan lain.

Faktor ketidak fahaman keluarga soal perasaan anak, dengan menggunakan pola fikir yang masih sedikit menyerupai jaman Siti Nurbaya menciptakan kekacauan hati bagi Nisa. Nisa adalah tipe orang tidak berfikir Panjang, segala hal akan Nisa lakukan jika menurutnya itu adalah jalan yang terbaaik meskipun menyangkut nyawanya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun