Mohon tunggu...
Awal Nur Afdal
Awal Nur Afdal Mohon Tunggu... Penulis - Awal Nur Afdal

Awal Nur Afdal lahir di Bantaeng 11 Mei 2002, saat ini sedang fokus belajar menulis dan menambah pengetahuan di Balang Institute

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lari dari Masalah dengan Cara Meneguk Racun

9 April 2022   13:49 Diperbarui: 9 April 2022   14:01 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image from news.com

Seorang pasien dari desa Papanloe baru saja keluar. Menggunakan jalur umum, hanya 4 malam dan membayar kurang lebih tiga jutaan. Saya punya kawan bernama Rudi, salah seorang teman yang fokus mengadvokasi masyarakat Bantaeng yang terkendala dalam pelayanan. Rudi menghubungi pimpinan rumah sakit (Direktur) dr. Sultan M. kes. dan dr. Ikhsan yang merupakan kepala dinas kesehatan di kabupaten Bantaeng.

Sejam kemudian, kawan Rudi menelepon ke nomer WhatsApp saya. Katanya diagnosa dokter akan bermasalah jika dibawa ke dinas sosial, sebab, kejadian ini adalah kemauan sendiri dan merujuk pada kepentingan estetik.

Masa observasi telah selesai, Nisa ditempatkan di lantai lima kamar 508. Dalam kamar tersebut terdapat lima bansal yang dihuni. Penjenguk Nisa paling mendominasi, dalam satu hari penjenguk sampai 30 orang yang datang secara bergantian. Jamkesda dikerja Rudi dan Risal, sebagian  menjelaskan ke ibu Nisa, bahwa jalan terakhir adalah harus berlaku umum hingga Nisa bisa keluar dari RS, secara otomatis harus membayar dengan nominal yang sangat tinggi.

Memasuki hari ketiga, Ibu Nisa mendatangi kantor Balang Institute untuk angkat kuasa. Rudi dan Risal adalah bagian dari paralegal LBH Makassar. Tujuan dari surat kuasa tersebut untuk memastikan pihak keluarga Nisa menyerahkan sepenuhnya kepengurusan ke teman-teman paralegal.

Setelah beberapa hari mengadvokasi, Nisa akhirnya mendapatkan kebijaksanaan oleh rumah sakit dengan mendapatkan pengantar untuk mengurus JAMKESDA. Sehari sebelumnya, ibu Nisa menelepon mamanya di Ambon, minta untuk dipinjami uang sebesar tiga juta.

Hari ke 15, sore hari ditanggal 7 November 2021 Nisa  akhirnya meninggal dunia. Nisa diantar ke rumahnya menggunakan mobil ambulance rumah sakit. Isak tangis mewarnai rumah duka, bapak Nisa tidak bisa ikut ke rumahnya melihat anaknya di semayamkan karna masih dalam status tahanan. Pagi jam 08.00 WITA, bapak Nisa datang atas izin kepala rutan.

Hipotesa yang terbaangun atas aksi nekat yang dilakukan Nisa adalah frustasi. Seorang lelaki asal Bonto Tappalang yang juga keluuarga Nisa datang melamar, Nisa menolak karna telaah mempunyai pujaan hati sejaak dari SMA.

Nisa berkunjung ke rumah neneknya di Boronginru semingu setelah melakukan aksi nekatnya. Sampai disana, neneknya mengatakan akan meenikahkan Nisa dengan cucunya sendiri dari Kampong Paraang. Sepulang dari rumaah neneknya,  Nisa bertaanya ke mamanya, “mau dikasi nikah betulanka?”, tanya Nisa dengan nada kurang bersemangat. “rikkaamonnea anreppayya nak, mangka puunna suluki bapaknu anre’mo kkussekia” jawab ibu Nisa.

Nisa telah menjalin hubuungan dengan Jabal selama ddua tahun lebih. Mereka berdua telah merencanakan akan menikah ketika masing-masing punya pekerjaan. Jabal akan mendanai pembuatan kios tailor Nisa sembari Jabal mendaftar CPNS. Dua kali mendaftar TNI namun gagal dan harus mencari pekerjaan lain.

Faktor ketidak fahaman keluarga soal perasaan anak, dengan menggunakan pola fikir yang masih sedikit menyerupai jaman Siti Nurbaya menciptakan kekacauan hati bagi Nisa. Nisa adalah tipe orang tidak berfikir Panjang, segala hal akan Nisa lakukan jika menurutnya itu adalah jalan yang terbaaik meskipun menyangkut nyawanya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun