Dari gambar yang tersebar, terlihat  seorang bapak menggenggam payung dan satu tangannyya menahan darah yang keluuar dari kepala Hamsinah yang sudah bocor, "dilarikan ke hospital" caption  status yang terupdate di akun salaah satu rekan kerja Hamsinah.
Keluarga dikampung mendengar berita tersebut sejam sesudah kejaadian. Saat itu pula Hamsinah tidak  tertolong sementara Basri sedang koma di ruang UGD.Â
Sarong yang yang berkabar ke Samiang tak kuasa menaahan tangis, keluarga beserta tetangga samiang Kembali berkumpul menanti kabar selanjutnya. Asmin anak Basri dan Hamsinah dirawat oleh istri Cappa yang juga keluarga Basri sekaligus teman kerjanya di Saba.
Saat itu pula sahiruddin mengunjungi rumah kepala  desa di Kampung, mempertanyakaan soal jalan yang akan ditempuh jika akan memulangkan jenazah Hamsinah. Namun kepala Desa balumbung tidak mengetahui jalan yang akan ditempuh dan hanya menunggu kabaar dari disnaker trans.
Hingga akhirnya pemulangan jenazah terssebut hanya di urus oleh keluarga Hamsinah sendiri, mengirim surat keterangan kematian, surat kuasa yang akaan dilimpahkan ke Cappa, dan poto paspor Hamsinah yang masih berstatus pekerja di Miri timur.Â
Beberapa lembar kertas dikirim lewat WA  yyang telah terscan. Seminggu pengurusan, Cappa akhirnyya berkabar bahwa Jenazah  sudah diberangkatkan 2 jam yang lalu. 2 orang dari pihak keluarga, kepala dusun turun menjemput jenazah Hamsinah bersama dengan kepala bidang Disnaker trans yang akan bertanda tangan.
Mobil jenazah tibaa dirumah duka jam 11 malaam. Jabbar yang ikut dimobil jenazah tersebut menyerukan kepada mobil ambulance agar mematikan suara saat tengah mendekat kerumah duka. Hal demikian untuk menghindari keluarga yang akan syok mendengar suara tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H