Menurut Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo "Total jumlah investor di pasar modal Indonesia sudah mencapai 5,89 juta investor hingga 6 agustus 2021,yang didominasi generasi milenial serta generasi Z sebesar 80 persen. Tren yang sama juga terlihat pada jumlah investor bertransaksi saham yang mengalami peningkatan hampir 200 ribu investor secara harian aktif investasi".
 Tren ini harus diimbangi dengan pengetahuan dan pemahaman terkait resiko investasi,karena umumnya generasi millenial ingin mendapatkan hasil yang cepat mereka juga membeli saham bukan karena analisis yang tepat tetapi hanya mengikuti tren dan langsung menerima informasi dari orang lain tanpa memikirkan terlebih dahulu.
Tidak dapat dipungkiri banyak beredar tawaran investasi yang sebenarnya adalah penipuan, atau yang disebut investasi bodong yaitu memberikan yang keuntungan besar tanpa adanya kegiatan usaha yang jelas. Uang yang disetor nasabah baru digunakan untuk membayar bonus atau pendapatan bunga bagi nasabah lama. Setiap nasabah baru harus mencari anggota baru untuk diajak bergabung.
Dari pembahasan diatas kesimpulan yang didapat adalah maraknya tren investasi memiliki dampak positif bagi generasi milenial namun juga memiliki dampak negatif.Â
Dampak positif yang dapat diambil adalah milenial sadar pentingnya investasi dan mengelola keuangan sejak dini yang memiliki dampak penting dimasa depan,sedangkan untuk dampak negatif milenial tergiur akan tawaran keuntungan yang besar dari investasi yang tidak jelas asal nya da tidak memiliki izin dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
 Penulis memberi saran sebelum memulai investasi sebaiknya para generasi milenial dapat memahami asal usul atau dasar investasi terlebih dahulu dan bagaimana proses investasi tersebut berjalan serta memiliki izin dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) agar kedepannya tidak tertipu oleh investasi bodong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H