Mohon tunggu...
Avrilia Permata Sari
Avrilia Permata Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester 2 Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia

Saya suka menggambar visual 2D dan menganalisis suatu masalah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengupas Isu Krisis Pangan Kenya dalam Konsep Pluralisme

19 Juli 2023   22:20 Diperbarui: 19 Juli 2023   22:50 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

English school adalah sebuah teori dalam Hubungan Internasional yang lahir pada tahun 1970-an. Hadirnya suatu teori umumnya selalu mengakarkan diri dengan teori sebelumnya, sama halnya penemu teori english school yang terinspirasi oleh Inggris yang komunitas internasionalnya menjadi objek pertama dari analisis mereka. 

Meskipun pengaruhnya lebih besar di Inggris di mana hubungan internasional diajarkan, teori english school tetap menjadi pendekatan terpenting untuk politik internasional.

Lahirnya teori ini membuka ruang baru dalam teori hubungan internasional dan berupaya untuk menjembatani dua teori besar, antara realisme dan liberalisme dengan menawarkan jalan tengah dan menurut akal manusia sendiri yang tidak memihak pada salah satu teori di antara keduanya.

English school termasuk teori yang memandang dunia dengan keseluruhan dan dengan pendekatan yang lebih berfokus kepada manusia. Teori ini berusaha untuk memahami bagaimana negara-negara dengan beragam nilai dan pandangan mampu meraih kesepakatan dalam prinsip ketertiban dunia dan keadilan menurut hukum internasional. 

Menurut mereka, ketertiban dunia ini dapat dicapai apabila disandarkan pada keseimbangan norma-norma umum, terutama pada budaya dan kepentingan. Terdapat tiga konsep utama english school yaitu sistem internasional, masyarakat internasional, dan masyarakat dunia (Jones, 1981; Linklater dan Suganami, 2006).

Perkembangan pemikiran english school memuat dua pendekatan, pluralisme dan solidarisme. Kedua hal tersebut bersumber dari penilaian terhadap sejauh mana penegakan hukum dilakukan. Pluralisme mengarah pada masyarakat internasional dengan tingkat norma, aturan, dan institusi bersama yang relatif rendah, sementara solidarisme tetap sama, tetapi lebih mengarah pada masyarakat internasional yang relatif tinggi.

Perbedaan dalam pendekatan ini digunakan oleh teori english school untuk mengatasi legitimasi masyarakat internasional terhadap intervensi kemanusiaan. Perbedaan ini pula adanya perdebatan pluralisme dan solidarisme, dimana perdebatan ini pada dasarnya adalah tentang bagaimana masyarakat internasional berhubungan dengan masyarakat dunia atau dengan manusia.

Terlepas dari perdebatan, dua pendekatan tersebut adalah cara yang menjanjikan untuk mengatasi pertanyaan dan isu yang diremehkan atau sebagian besar diabaikan dalam teori ini.

Krisis pangan ekstrim yang dirasakan Republik Kenya dilaporkan oleh lembaga meteorologi Afrika Timur yang berbasis di Kenya, ICPAC. Kesan dari krisis pangan membuat orang-orang Kenya sengsara karena kekurangan zat bergizi dan malnutrisi akut dalam makanan sehari-hari mereka. Hal tersebut berpotensi menewaskan jutaan jiwa dan risiko untuk pulih dari hantaman pandemi SARS-CoV-2 yang semakin sulit.

Kengerian yang melanda Kenya disebabkan oleh beberapa keadaan seperti bencana kekeringan, kemiskinan, kurangnya pendidikan, ketidakstabilan politik, dan penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun