Andragogi dipopulerkan oleh Malcolm Knowles, yang mana Malcolm Knowles dalam (Sujarwo, 2015) "Andragogy is therefore, the art and science of helping adults learn" artinya andragogy merupakan suatu ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar. Secara bahasa andragogi berasal dari bahasa Yunani dari kata Aner yang memiliki arti orang dewasa, dan agogus yang memiliki arti memimpin. Maka secara istilah pengertian andragogi sejalan dengan penjelasan dari Malcolm Knowles yaitu seni dan pengetahuan dalam membantu orang dewasa. Pendidikan orang dewasa dengan pendidikan anak-anak (pedagogi) memiliki perbedaan yang cukup signifikan dilihat dari kemampuan yang dimiliki oleh orang dewasa, yang mana orang dewasa memiliki kecenderungan untuk dapat mengarahkan dirinya sendiri dalam berbagai aspek kegiatan termasuk dalam kegiatan belajar. Hal ini menyebabkan peran guru bukan semata-mata untuk memberikan pembelajaran dan pengajaran secara eksplisit namun guru hanya berperan sebagai fasilitator pada pembelajaran orang dewasa.
Model pembelajaran merupakan suatu kerangkan konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi belajar. Dalam artikel kali ini kita akan membahas mengenai 4 model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pendidikan orang dewasa.
1. Cooperative Script
Model pembelajaran dimana peserta didik atau orang dewasa bekerja secara berpasangan dan bergantian secara lisan dalam memahami materi yang telah dipelajari. Model pembelajaran ini membantu peserta didik untuk dapat berfikir sistematis dan berkosentrasi pada mata pelajaran. Selain itu, model pembelajaran ini melatih peserta didik untuk dapat bekerja sama dengan anggota timnya dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Langkah-langkah Penerapan Cooperative Script:
- Guru membagi siswa untuk berpasangan, kemudian guru membagikan materi kepada setiap siswa untuk dapat dibaca dan diringkas.
- Antara guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara, dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
- Pembicara membacakan hasil ringkasannya, dan siswa lain harus menyimak atau jika diperlukan memberikan evaluasi terhadap materi yang disampaikan oleh pembicara.
- Siswa bertukar peran, yang semula menjadi pembicara bertukar menjadi pendengar begitupun sebaliknya.
- Guru dan siswa melakukan kegiatan seperti diatas secara berulang-ulang sampai pasangan yang telah dibagi sudah maju semua.
- Membuat kesimpulan bersama dengan guru.
- Penutup.
Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Script
Model pembelajaran ini memiliki kelebihan yaitu dapat melatih pendengaran dan ketelitian yang dimiliki oleh siswa. Kemudian setiap siswa mendapatkan perannya masing-masing sehingga hal ini dapat meningkatkan pemahaman dari setiap siswa, serta dapat melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Kekurangan yang dimiliki Cooperative Script, yaitu model pembelajaran ini hanya dapat digunakan pada mata pelajaran tertentu. dan membutuhkan waktu yang relative lama karena hanya dapat dilakukan oleh 2 orang secara bergantian.
2. Group Investigation
Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation merupakan jenis pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran melalui kerja sama yang dilakukan dalam sebuah kelompok. Kelompok yang telah dibagi kemudian membahas topic atau tema yang telah dibagikan oleh guru. Penggunaan metode ini dapat meningkatkan kinerja para siswa untuk dapat melakukan sebuah investigasi sesuai dengan masalah yang ada (Suprijono, 2011:6).
Langkah-langkah Penerapan Group Investigation:
- Membentuk kelompok menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota yang dapat disesuaikan.
- Menentukan tema dan membagi tema ke dalam setiap kelompok.
- Melakukan investigasi antar anggota kelompok
- Menyiapkan laporan tertulis
- Presentasi di depan kelas berkaitan dengan hasil investigasi
- Evaluasi yang diberikan oleh guru maupun kelompok yang lain.
Kelebihan dan Kekurangan Group Investigation
Model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat meningkatkan aktivitas belajar, karena setiap anggota aktif terlibat dalam pembelajaran. Meningkatkan pemahaman konsep, melalui kegiatan penyelidikan terhadap topik atau tema yang diberikan. Dapat mengembangkan keterampilan sosial, sebagai wujud dari adanya kerja sama, serta memfasilitasi pembelajaran mandiri, dikarenakan metode ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengambil inisiatif dalam belajar. Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh Group Investigation yaitu membutuhkan waktu yang relative lama, terdapat kemungkinan adanya kesulitan dalam mengelola kelompok, keberhasilan model pembelajaran tergantung pada kemampuan dan motivasi yang dimiliki oleh setiap anggotanya, dan keterbatasan fasilitas yang dimiliki.
3. Model Pembelajaran Number Head Together
Model pembelajaran dengan karakteristik yang mana pada setiap anggotanya diberikan nomor dengan tujuan untuk mempengaruhi struktur interaksi siwa dalam berdiskusi yang ditujukan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. NHT secara implisit dapat merangsang dan melatih siswa untuk berbagi informasi, mendengarkan secara seksama, dan menyampaikan informasi sehingga menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Langkah-langkah Penerapan Number Head Together
- Siswa dibagi ke beberapa kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok diberikan nomor.
- Siswa diberi tugas atau pertanyaan oleh guru dan semua kelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan.
- Masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban yang paling tepat dan masing-masing anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.
- Guru memanggil salah satu nomor secara acak. Kemudian siswa dengan nomor dan kelompok yang dipanggil diperintahkan maju ke depan untuk mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi bersama kelompok.
Kelebihan dan Kekurangan Number Head Together
Kelebihan model pembelajaran ini yaitu dapat meningkatkan kepercayaan dalam kemampuan berfikir, mengembangkan kemampuan dalam mengungkapkan suatu ide, dapat membantu siswa untuk respect serta menerima perbedaan pada orang lain, dan meningkatkan rasa tanggung jawab. Kemudian kekurangan pada penerapan model pembelajaran Number Head Together yaitu pembelajaran ini memungkinkan terjadinya pengulangan nomor yang sudah dipanggil, setiap anggota tidak memiliki kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan membutuhkan waktu yang relative lama untuk dapat memahami materi karena ada diskusi kelompok dan kelas.
4. Model Pembelajaran Students Teams Achievement Divison (STAD)
- Pembelajaran kooperatif STAD merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih aktif, mandiri, dan meningkatkan rasa percaya diri dalam diri siswa. Dalam model pembelajaran ini siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah 4-5 orang dalam setiap kelompoknya baik laki-laki maupun perempuan dengan kemampuan akademik yang berbeda pada setiap anggotanya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pada setiap kelompoknya.
- Langkah-langkah Penerapan STAD
- Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
- Guru menyajikan pelajaran. Kemudian memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota- anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
- Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh peserta didik.
- Memberi evaluasi,
- Kesimpulan.
Kelebihan dan Kekurangan STAD
Model pembelajaran STAD memiliki kelebihan yaitu menumbuhkan rasa kebersamaan antar anggota kelompok, adanya peran aktif pada setiap siswanya, antar anggota saling membantu memberikan pemahaman, serta dengan metode ini dapat memudahkan pengajar untuk melakukan monitoring. Kekurangan STAD diantaranya model pembelajaran STAD memiliki kekurangan yang mana model pembelajaran ini dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang cukup lama, kemudian jika dalam satu kelas terdapat banyak kelompok kecil bisa menyebabkan pengajar kurang maksimal dalam melakukan monitoring, serta pengajar dituntut untuk bekerja lebih cepat dalam proses pembelajaran.
Referensi: Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Sujarwo, S. (2007). Strategi Pembelajaran Partisipatif Bagi Belajar Orang Dewasa (Pendekatan Andragogi). Majalah Ilmiah Pembelajaran, 3(2).
Octavia, S. A. (2020). Model-model pembelajaran. Deepublish.
Meilani, R., & Sutarni, N. (2016). Penerapan model pembelajaran cooperative script untuk meningkatkan hasil belajar. Jurnal pendidikan manajemen perkantoran, 1(1), 176-187.
Christina, L. V., & Kristin, F. (2016). Efektivitas model pembelajaran tipe group investigation (gi) dan cooperative integrated reading and composition (circ) dalam meningkatkan kreativitas berpikir kritis dan hasil belajar ips siswa kelas 4. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 6(3), 217-230.
Astutik, P., & Wulandari, S. S. (2021). Analisis Model Pembelajaran Number Head Together Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 9(1), 154-168.
Khasanah, F. (2016). Meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement Division). None, 18(2), 48-57.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI