Berdasarkan pada Tabel 4, diketahui bahwa Indonesia dan Thailand tergolong ke dalam tahap 4, yaitu "Kematangan" dengan nilai indeks berkisar di antara 0,81 - 1,00, hal ini menggambarkan bahwa Indonesia dan Thailand telah menjadi net exporter untuk komoditas karet. Ini berarti jumlah ekspor karet dari Indonesia dan Thailand secara konsisten lebih besar dibandingkan jumlah yang diimpor. Pada tahap ini juga menegaskan bahwa karet yang dihasilkan oleh Indonesia dan Thailand sudah melalui proses standar, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sehingga dapat bersaing di pasar internasional. Sedangkan, Vietnam tergolong ke dalam tahap 3, yaitu "Pertumbuhan" yang menggambarkan bahwa daya saing Vietnam mulai berkembang dan menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada tahap ini, produksi dalam negeri telah meningkat sehingga penawaran produk dalam negeri lebih besar daripada permintaan domestik, dan memungkinkan negara untuk mulai memasuki pasar ekspor. Sementara itu, China tergolong ke dalam tahap 1, yaitu "Pengenalan" artinya daya saing China masih sangat rendah, dan produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan domestik. Akibatnya, China harus bergantung pada impor untuk memenuhi permintaan pasarnya.
Dari analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang signifikan dalam ekspor karet, hal ini didukung oleh nilai RCA dan TSI yang tinggi. Namun, untuk memperkuat daya saing ekspor, diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan nilai tambah misalnya melalui diversifikasi produk olahan berbasis lateks, efisiensi logistik, serta penetrasi ke pasar baru. Selain itu, peningkatan kualitas produk dan keberlanjutan industri juga menjadi faktor penting untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai salah satu negara eksportir yang mendominasi dalam perdagangan karet di pasar internasional.
Melalui strategi yang tepat, Indonesia berpotensi tidak hanya mempertahankan pangsa pasar yang ada tetapi juga meningkatkan daya saingnya di perdagangan internasional. Dengan demikian, karet dapat terus menjadi komoditas unggulan yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI