Tanpa sengaja ketika saya pergi ke tempat foto copy untuk suatu urusan, saya menemukan  sebuah cover buku yang memiliki tulisan cukup menarik, meskipun kurang begitu memahami bahasa Inggris namun perkataannya cukup familiar di telinga beginner seperti saya.
Sebuah kertas yang bertuliskan,
"Stars can't shine without darkness"
Saya berhenti sejenak untuk bisa mencerna kalimat ini, paling tidak ada sebuah makna yang menarik dalam kalimat tersebut yang setidaknya memiliki arti teks nya,
"bintang-bintang itu tidak dapat bersinar tanpa adanya kegelapan."
Seketika itu saya berpikir, bahwa tidak selamanya keburukan itu kita anggap buruk tanpa melihat sebab dan akibat yang berkaitan. Mungkin kita melihat bahwa perilaku mencuri adalah perbuatan melanggar hukum, tercela dan berdosa, namun apakah kita masih dapat berpikiran demikian ketika realitas dalam masyarakat adalah orang-orang individualis, orang kaya sibuk mencari harta dengan berbagai cara, para legislatifnya menipu rakyat (mengambil uang hak rakyat) dengan janji yang tidak ditepati, para pedagang mengambil keuntungan dari curangnya mengatur timbangan, orang-orang yang berhutang melupakan akan hak milik tentang barang yang dipinjamnya.
Coba kita membayangkan sebagai orang jujur, baik, pengertian dan ramah yang tinggal dilingkungan tersebut dan tidak memiliki kesempatan untuk berhijrah (pindah tempat tinggal), apa yang akan kita lakukan setidaknya untuk bertahan hidup?
Itu adalah contoh singkat yang terlintas ketika membaca satu baris kalimat singkat yang tidak sengaja. Ketika kita melihat lebih luas lagi, banyak hal yang kita dapatkan ketika membahas tentang hubungan sebab akibat.
Pada sudut pandang yang lain sebenarnya ada sebuah titik terang jalan keluar ketika kita melihat realitas kehidupan yang semakin kompleks. Ayat Al Qur'an menyebutkan sebuah  pernyataan yang menarik,
Coba kita buka surat Alam Nasrah ayat 5-6 yang secara berulang disebutkan dua kali,
"Inna ma'al usri yusra, fainna ma'al usri yusra"
"Sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan, maka sesungguhnya bersama dengan kesulitan itu ada kemudahan."
Ada satu kalimat menarik,
"maka bersama kesulitan itu ada kemudahan"
Kata 'bersama' ketika kita definisakan akan memiliki arti saling, beriringan dan saling melengkapi. Saya jadi teringat dengan salah satu amalan yang cukup menguras energi dalam agama Islam, yaitu ibadah puasa. Satu bagian pelajaran kecilnya adalah, kita akan menemukan (tersadar) kenikmatan rezeki (makanan) meski hanya dengan segelas air putih dan semangkok bubur. Kita bahasakan lebih mudahnya,
"Orang yang sering (tiap hari) makan ayam bakar memiliki rasa syukur yang berbeda dengan orang yang sebulan sekali makan ayam bakar meskipun keduanya memiliki kemampuan yang sama untuk membeli ayam bakar tiap hari."
Dalam kehidupan sering kali kita berputus asa atas sebuah kegagalan yang terjadi. Okelah, sedikit bersedih itu wajar, namun jangan berlarut. Coba lihatlah secara luas, perjuanganmu sampai titik ini sudah demikian panjangnya dan coba pikirkan perasaan bahagia ketika kamu melewati setiap kesulitan itu sehingga menggenggam sebuah keinginan yang terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H