Mohon tunggu...
Avito Derma Bimantoro
Avito Derma Bimantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Pengurus dari Paguyuban Mahasiswa Bidikmisi KIP-Kuliah (PAMADIKSI), Sedang menempuh pendidikan S-1 Televisi dan Film di Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Teknologi Internet dalam Membangun Ekonomi Kreatif Gandrung Sewu dan Festival Lainnya di Banyuwangi

15 September 2023   16:00 Diperbarui: 15 September 2023   22:00 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh Ekonomi Kreatif Dalam Program Festival Gandrung Sewu

Acara Gandrung Sewu yang memulaikan acara perdananya pada tahun 2012, berhasil mengambil perhatian masyarakat sebagai salah satu acara festival besar yang diadakan di Kabupaten Banyuwangi, dan juga berpengaruh untuk memberi stimulan bagi perekonomian dan rasa bangga terhadap masyarakat Banyuwangi karena budaya mereka bisa setara bagusnya dengan budaya lain.

 Dalam bidang pariwisata, Gandrung Sewu dan juga memberi dongkrakan untuk meningkatkan status kepariwisataan di Banyuwangi, dengan ditambahkan dengan berbagai tempat wisata dan program festival lainnya, Banyuwangi menjadi salah satu daerah maju yang disebabkan oleh penggerakan ekonominya dengan kepariwisataan sebagai salah satu faktornya.

 Terlihat dalam acara tahunan ini, banyak sekali dampak dari program Banyuwangi Festival ini, salah satunya munculnya banyak UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), tetapi bukan hanya sekedar UMKM biasa, banyak dari usaha-usaha ini menggunakan pandangan kreativitas mereka untuk menambahkan eksposur Banyuwangi sebagai daerah yang perekonomiannya bisa menyaingi daerah tetangganya, termasuk daerah Bali. Ketika acara Gandrung Sewu dimulai, banyak masyarakat dan juga orang dari luar daerah Banyuwangi datang ke Pantai Boom (tempat Gandrung Sewu dilaksanakan) untuk menyaksikan acara ini, dengan ramainya masyarakat datang, ramai juga bisnis UMKM-nya.

 Dengan adanya internet dan sosial media, masyarakat dan pihak Pemkab Banyuwangi mulai untuk kampanye budaya-budaya mereka ke dalam dunia digital ini. Dan dengan besarnya eksposur dari kampanye-kampanye tersebut, orang mancanegara mulai melirik pada Banyuwangi dengan budayanya. Banyak orang yang memiliki ketertarikan belajar budaya Banyuwangi, ini juga memberi kesempatan kepada orang-orang yang masih belum berkesempatan untuk promosi pelestarian budaya mereka.

Kesimpulan

 Secara keseluruhan, Gandrung Sewu hanya salah satu dari banyak festival yang dilaksanakan di Banyuwangi. Hingga saat ini Kabupaten Banyuwangi memiliki hampir 100 festival yang dilaksanakan setiap tahunnya, ini melihat bahwa perekonomian berbasis pariwisata bisa membuahkan hasil yang banyak bagi daerah penyelenggaranya. Tidak hanya dilihat dari perspektif perekonomiannya, festival-festival ini dapat melestarikan budaya asalnya dan dapat berkompetisi dalam tingkat nasional, bahkan internasional. Tari Gandrung yang awalnya digunakan untuk sebagai syukuran atas panen besar, bisa berubah menjadi ikon kebanggaan masyarakat Banyuwangi, hal tersebut jelas tidak bisa dilakukan tanpa komitmen masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, yang terus mempromosikan budaya-budaya yang lain hingga saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun