Mohon tunggu...
Avi Tiara Oki Herawati
Avi Tiara Oki Herawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang Mencari Kesibukan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030123

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sering Dimakan, tapi Tidak Tau Prosesnya? Simak yuk

18 Mei 2022   10:33 Diperbarui: 18 Mei 2022   10:40 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kamu ditanyain siapa pahlawan tanpa tanda jasa buat kamu mungkin aja jawabannya salah satu guru atau ibu kamu tapi ada nih satu sosok yang juga bisa dibilang pahlawan tanpa tanda jasa bagi kita semua yaitu mendiang ibu Nunuk Nuraini, 

bagi kamu yang asing dengan si ibu tadi, beliau itu orang yang berperan sebagai kepala koki di dapur Indomie alias yang meracik bumbu mie instan legends favorit kita semua.

Jadi semua rasa Indomie seperti mie goreng, mie kari, mie kaldu, mie soto, yang ngangetin kalau lagi hujan itu tercipta dari ibu Nunuk Nuraini tadi. 

Sebagai bahan makanan dan penyelamat para perantau di akhir bulan, mie instan itu tercipta pertama kali pada tahun 1958 di Jepang seperti kegunaannya sekarang mie instan dulunya digunakan sebagai solusi dari fenomena kelaparan di Jepang pasca kekalahan perang dunia ke-2.

Misi dari mie instan pada waktu itu cukup menata yaitu membuat makanan enak, tidak mudah basi, tidak beracun, mudah untuk disajikan, dan juga murah. 

Banyak orang yang menganggap kalau makanan tersebut adalah mustahil hingga seorang pria berhasil menciptakan mie ramen yang bisa disimpan lama dan hanya butuh waktu berapa menit untuk disantap 

melalui perusahaan miliknya bernama Nissin mie instan pertama ini dipasarkan secara besar-besaran dan diterima bukan hanya di Jepang melainkan di seluruh dunia.

Sekarang konsumsi dari mie instan sudah kian mengkilat diperkirakan 290 juta orang memakan mie instan tiap hari dengan nilai yang sangat besar ini wajar saja kalau merek mie instan seperti Indomie bisa mengepakkan sayap di berbagai belahan negara di dunia mulai dari Asia hingga Afrika. 

Untuk produksi dalam satu hari total produksi Indomie dari semua pabrik Indofood sekarang udah mencapai 32 juta bungkus per hari atau 15 miliar bungkus per tahun yang menggunakan sekitar 16 buah pabrik.

Biasanya orang-orang harus masuk dulu dalam ruangan pembersih yang menghilangkan berbagai kuman yang nempel pada baju, hal ini dilakukan karena proses pembuatan mie insan dilakukan secara terbuka dan mudah terpapar oleh kuman 

dan prosesnya sebuah pabrik mie instan berjalan dengan sama yaitu dimulai dari persiapan adonan dalam mesin ini bahan dasar seperti tepung terigu, tepung tapioka, dan air dicampurkan untuk membuat adonan utama.

Dalam adonan biasanya campuran perasa juga akan ditambahkan makanya tiap mie instan dengan rasa berbeda juga memiliki adonan yang berbeda. Jika adonan sudah selesai, adonan tadi masuk dalam mesin press, 

dalam mesin ini tekstur adonan masih sangat kasar makanya ada serangkaian mesin press untuk terus menggiling adonan hingga adonan halus dan juga tipis.

Setelah mesin press yang alus alus tadi sekarang adonan akan lanjut ke mesin press selanjutnya yang biasa sebut dengan mesin pengeriting. Soalnya tugas mesin ini emang membuat tekstur adonan panjang tadi jadi keriting biasanya mesin press untuk membuat adonan keriting tiap perusahaan berbeda. 

Yang menyesuaikan bentuk yang diinginkan, meskipun mesin-mesin ini udah canggih karyawan pun tetap dibutuhkan untuk memastikan bagaimana proses pembuatan ini tetap lancar jadi nggak 100% mesin.

Setelah adonan menjadi keriting kemudian adonan akan lanjut ke mesin steamer untuk dikukus pada tahapan ini adonan tadi mengalami proses gelatinisasi atau proses perubahan padi dalam tepung menjadi sebuah gel. 

Di proses ini juga lah mie-mie kriting ini sudah dianggap matang dan sudah bisa untuk dikonsumsi Karena suhu yang digunakan cukup tinggi yaitu 100 derajat Celcius namun tentu saja rasanya masih hambar tidak se asik makan Indomie goreng pas tengah malam.

Jika sudah keluar dari mesin steamer, mie instan ini kemudian diguyur minyak perasa lalu kemudian dipotong-potong menjadi satu porsi yang sudah ditentukan. 

Jika semua adonan tadi sudah selesai dipotong maka waktunya masuk ke tahap penggorengan di sini satu persatu mie-mie tadi ditempatkan dalam wadah khusus kemudian dimasukkan dalam mesin penggoreng. 

Biasanya proses menggoreng ini menggunakan minyak sawit nabati sebagai minyak goreng. Proses menggoreng ini dilakukan untuk mengurangi bahkan menghabiskan kandungan air dalam adonan mie supaya bisa bertahan lama. 

Setelah digoreng tadi berubah warna menjadi kecoklatan dan memiliki struktur yang lebih keras dan kriuk-kriuk.

Jika sudah digoreng sekarang masuk ke dalam proses terakhir yaitu proses pengemasan, 

diproses ini masih dilakukan oleh mesin yang melakukan berbagai hal sekaligus memberi bungkusan bubuk dan juga minyak perasa sehingga memberikan bungkus kemasan pada mie yang sudah lengkap tadi mie instan pun siap dipasarkan untuk mengencangkan banyak orang 

tapi sebelum dipasarkan tahapan penting lainnya adalah mengecek kualitas mie instan ini prosesnya akan dilakukan oleh staff quality control.

Strategi dalam pemasaran mie instan yaitu adanya produk, harga, tempat, dan promosi.

Yang pertama tentang produk, produk dari mie instan ini memiliki produk yang berkualitas dan diminati oleh konsumen dengan berbagai varian rasa seperti kaldu ayam, soto mie, mie goreng, mie ayam bawang, dan kari ayam. Itu menunjukkan Indomie memiliki inovasi untuk menghasilkan cita rasa sesuai dengan selera konsumen.

Yang kedua adalah harga, Indomie memiliki harga yang murah dan terjangkau dikalangan masyarakat Indonesia.

Yang ketiga adalah tempat, distribusi Indomie memiliki jaringan distribusi yang luas di Indonesia. Sehingga Indomie dapat dijumpai di warung sampai supermarket besar.

Yang terakhir adalah promosi, ada banyak promosi yang dilakukan oleh Indomie, salah satunya melalui tagline "Indomie Seleraku". Selain itu Indomie memasang di monitor, iklan TV, dan konser acara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun