Hubungan Etika Dengan Ilmu
Dalam kajiannya etika sangatlah luas, karena etika sendiri terimplementasi kedalam beberapa ilmu. Sejatiap ilmu memiliki etikanya tersendiri dalam mempelajarinya. Etika dikaji secara mendalam dan sesuai dengan kebutuhan serta mengikuti perkembangan zaman. Karena hal itu etika juga membangun relasi dengan ilmu-ilmu lainnya sebagi berikut.Â
Hubungan dengan Ilmu Tauhid
Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang ketuhanan, yang mencakup keimanan dan juga akhlak baik. Iman tidaklah cukup hanya tersimpan di dalam hati tetapi juga harus ditunjukkan dengan perilaku atau perbuatan nyata seperti tingkah laku yang baik sesuai yang telah dianjurkan dan diperintahkan oleh Allah.S.W.T. jika iman sudah terimplementasikan dengan baik menghasilkan etika atau perbuatan baik berarti penguatan iman tersebut telah berhasil. Iman yang baik menghasilkan etika yang pula.
Hubungan dengan Ilmu hukum
Hukum dan etika sangatlah kuat kaitannya karena ruang lingkup keduannya saling berkaitan satu sama lain yaitu membahas perbuatan manusia. Tujuan dari keduannya juga sama yakni untuk mengaturÂ
perbuatan, tingkah laku, keserasian, keselarasan, kebahagian dan keselamatan manusia. Terdapat kaidah-kaidah dalam bertingkah laku atau beretika. Yang membedakan dari keduannya adalah etika sebagai penantu dan penilai baik dan buruknya perilaku manusia. Sedangkan hukum sendiri yang memberikan putusan hokum atas perilaku etika manusia. Jika etika seseorang baik maka akan mendapatkan pola hokum kebahagiaan. Sedangkan jika etika seseorang buruk maka akan mendapatkan hukuman penghinaan atau penderitaan.
Hubungan dengan Psikologi
Psikologi dengan etika hubungannya sangat berkaitan dan tidak bias dipisahkan satu sama lain. Dalam psikologi pastilah memerlukan yang namanya etika karena psikolosi membahas tentang perilaku, jiwa, perasaan, yang semuanya memerlukan etika baik untuk penanganannya.
Hubungan dengan ilmu masyarakat
Dalam kehidupan masyarakat etika menjadi salah satu pengukuran tingkat seseorang, entah seorang itu orang yang kaya maupun miskin, terpandang atau biasa saja tetap yang menjadi penilaian masyarakat adalah etikanya. Yang menjadi patok ukur tentulah etika baik dan buruk seseorang.