Mohon tunggu...
Candra Avista
Candra Avista Mohon Tunggu... Lainnya - Candra Avista Putri

Candra Avista Putri Lamongan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Relasi Antara IQ, EQ, dan SQ dalam Pendidikan Dasar MI/SD

3 November 2020   22:49 Diperbarui: 4 November 2020   07:09 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RELASI ANTARA IQ,EQ,DAN SQ DALAM PENDIDIKAN DASAR ATAU MADRASAH IBTIDAIYAH DI SEKOLAH

Candra Avista Putri

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang; Jalan Gajayana No. 50,Dinoyo,Kec. Lowokwaru,Kota Malang,Jawa Timur 65144, 0341-551354/0341-572533

www.uin-malang.ac.id /info uin-malang.ac.id

e-mail: candraavista24@gmail.com

A. PENDAHULUAN

Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu.1 Kecerdasan terdiri dari tiga komponen Yaitu: (1) kemampuan mengarahkan pikiran atau tindakan, (2) kemampuan mengubah arah tindakan jika tindakan tersebut telah dilakukan, dan (3) kemampuan mengkritik diri sendiri.2 Selain ketiga komponen tersebut, kecerdasan dibagi menjadi tiga yaitu:

Pertama, kecerdasan intelektual (IQ) atau disebut dengan kecerdasan seseorang. Kecerdasan seseorang bukan hanya tentang sebuah tempat berpikir,melainkan sebuah  proses. Dengan kata lain kecerdasan adalah sebuah proses dalam berpikir yang melibatkan banyak daerah otak,baik otak depan,otak belakang,otak tengah,dan otak kecil.3 Dari sebuah proses pemikiran tersebut seseorang yang memiliki kecerdasan mampu memecahkan ataupun menciptakan sesuatu yang baru yang bermanfaat untuk lingkungan sekitar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan intelektual adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada melalui proses pemikiran yang mendalam,serta kemampuan untuk mengkritik tentang sesuatu permasalahan yang ada,dan juga mampu melakukan tindakan sesuai dengan apa yang telah dipikirkannya untuk memecahkan suatu permasalahan ataupun untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Oleh karena itu,kecerdasan intelektual sangat dibutuhkan dalam kehidupan pendidikan di SD/MI. Karena dengan kecerdasan intelektual (IQ) seseorang mampu menyelesaikan suatu masalah yang dihadapinya serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

Kedua, kecerdasan emosi (EQ) menurut Streiner adalah kecerdasan yang harus memiliki lima keterampilan yaitu: (1) keterampilan dalam memahami perasaan, (2) keterampilan merasakan empati, (3) kemampuan mengelola emosi, (4) keterampilan memperbaiki kerusakan emosi, (5) mengembangkan keterampilan yang disebut dengan interaktivitas emosional.4 Selain itu,kecerdasan emosi (EQ) adalah kemampuan mengenali perasaan diri kita sendiri dan perasaan orang lain,kemampuan memotivasi diri sendiri,dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.

Jadi kecerdasan emosi (EQ) adalah kemampuan yang dimilki seseorang yang berkaitan dengan perasaan dalam diri seseorang. Karena kecerdasan emosi (EQ) merupakan cara untuk mengungkapkan perasaan seseorang yang dirasakan. Seperti perasaan marah,senang,gelisah,kacau,dan lain sebagainya. Oleh karena itu,kecerdasan emosi (EQ) juga sangat penting untuk dikuasai karena untuk mengendalikan perasaan seseorang.  

Ketiga, kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan yang bersumber dari hati nurani seseorang atau disebut dengan kata hati seseorang. Kecerdasan ini diperoleh melalui pembelajaran agama islam, baik secara formal ataupun non formal.

Pembelajaran secara formal, seperti lembaga pendidikan di SD/MI. Sedangkan pembelajaran non formal, seperti di lingkungan sekitar yaitu: keluarga,teman,dan juga masyarakat sekitar. Kecerdasan spiritual (SQ) harus diterapakan sejak dini pada diri seseorang. Karena kecerdasan (SQ) menjadi penyeimbang antara kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ).

Dari ketiga macam kecerdasan tersebut dapat kita ketauhi bahwa didalam pendidikan dasar terutama di SD/MI perlu menyeimbangkan antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosi(EQ), kecerdasan spiritual (SQ). Karena kecerdasan intelektual (IQ) saja tidak cukup, karena jika seseorang hanya mengandalkan kecerdasan intelektual (IQ) nya saja maka seseorang tersebut hanya akan mendapatkan materi saja. Selain itu, seseorang akan cenderung gegabah dalam menghadapi suatu permasalahan dan dalam bertindak. 

Selain itu,kecerdasan intelektual (IQ) harus diimbangi dengan kecerdasan emosi(EQ). Karena dalam pemikiran seseorang pasti ada mengungkapkan atau meluapkan perasaan, seperti hal jika anak SD/MI yang mendapatkan tugas dan ketika mereka masih ingin bermain ataupun capek pasti akan meluapkan perasaannya. Akan tetapi keduanya akan sia-sia jika tidak diimbangi dengan kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan spiritual (SQ) harus diajarkan kepada siswa-siswi mulai dari SD/MI. Karena kecerdasn spiritual (SQ) dapat membentuk karakter seseorang sesuai dengan ajaran agama islam. Dan akan endorong suara hati nurani untuk melakukan sesuatu yang baik.

Oleh karena itu,dari pemaparan tersebut diharapkan kepada para pembaca bahwa relasi antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) sangat penting dan harus diajarkan kepada seseorang mulai dari tingkat pendidikan SD/MI. Agar anak didik kita nantinya bisa menjalani kehidupan dengan terarah, bukan sekedar mendapatkan materi akan tetapi juga menyeimbangkan materi dengan pengetahuan agama. Agar hidup ini mendapatkan kebahagian dan juga kebenaran dengan menyeimbangkan ketiganya.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif pustaka. Kualitatif adalah metode yang mengedepankan proses daripada hasil, maksudnya adalah suatu metode untuk mendapatkan hasil melalui proses riset yang bersifat deskriptif, menggunakan analisis, mengacu pada data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan pendukung dan juga sebagai acuan. Selain itu, metode kualitatif adalah metode yang bersifat subjektif karena peneitian yang dilakukan menghasilkan penafsiran makna data sehingga mendapatkan suatu pemahaman dari yang diamati. Sedangkan pustaka adalah buku atau kitab,yaitu sebuah buku atau kitab yang dijadikan acuan untuk mendapatkan suatu data atau informasi tertentu.

Jadi,metode kualitatif pustaka adalah proses untuk mendapatkan hasil melalui proses riset yang bersifat deskriptif, menggunakan analisis melalui sebuah sumber buku atau journal sebagai acuannya, sehingga mendapatkan suatu hasil dan data dari buku tersebut. 

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Cara Melatih Kecerdasan Intelektual (IQ)
Cara melatih kecerdasan Intelektual (IQ) dalam dilakukan didalam lembaga formal dan juga informal. Biasanya tes IQ yang dilakukan dilembaga formal atau disekolah menggunakan beberapa cara. Tes IQ ini dapat dilakukan mulai dari sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Tujuan dari tes IQ ini adalah untuk mengetahui kecerdasan intelektual pada diri seseorang. Jika sudah mengetahui tingkat kecerdasan intelektual seseorang, maka kecerdasan itu dapat dikembangkan dengan baik. Pengembangan kecerdasan seseorang dapat dilakukan dengan cara latihan. Akan tetapi sebelum melakukan latihan harus melakukan tes IQ terlebih dahulu.

Tes IQ dapat dilakukan dengan beberapa cara serta dengan beberapa macam soal khusus tes IQ. Berikut ini adalah cara mengukur IQ dengan menggunakan beberapa macam soal.

Tes Kemampuan Numerik
Tes kemampuan numerik secara umum adalah tes untuk menguji kemampuan dasar matematika. Tes numerik ini merupakan tes dari pembelajaran matematika yang diajarkan disekolah, bahkan disekolah dasar pun materi ini sudah dijelaskan walaupun hanya sedikit.  Akan tetapi tes ini kebanyakan ditujukan kepada para lulusan SMA. Sedangkan ditingkat sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah dapat dilakukan dengan cara latihan-latihan soal yang berkaitan dengan numerik. Contohnya:

Tes deret angka atau huruf yang paling sederhana.

Contoh soal: 1...4...6...8
     a...c...e...g

Tes operasi bilangan
Tes operasi bilangan dapat dilakukan dengan cara memberikan soal sesuai dengan materi operasi bilangan yang ada di SD/MI.

Tes Aritmatika dan Konsep Aljabar
Tes aritmatika dan konsep aljabar dapat dilakukan dengan pemberian materi paling dasar kepada peserta didik. Kemudian memberikan latihan soal tentang materi yang telah diajarkan.

Tes Kemampuan Verbal
Tes kemampuan verbal berkaitan dengan kemampuan dalam kecakapan, keterampilan, kecepatan, kebenaran tentang mengolah kata. Materi yang termasuk verbal yang ada di SD/MI adalah sebagai berikut.

Sinonim
Seorang pendidik menjelaskan materi terlebih dahulu kepada peserta didik. Kemudian untuk mengetes kemampuan peserta didik seorang pendidik memberikan soal tentang sinonim kata.

Contoh soal: TEKUN: Bersinonim dengan apa...
Antonim

Seorang pendidik menjelaskan materi terlebih dahulu kepada peserta didik. Kemudian untuk mengetes kemampuan peserta didik seorang pendidik memberikan soal tentang antonim kata.

     Contoh soal: MALAS: Berantonim dengan apa...

Memahami bacaan dari teks cerita atau lain sebagainya
Memahami bacaan dari teks cerita, merupakan cara yang dapat dilakukan untuk melatih dan juga mengetes IQ di tingkat SD/MI. seorang pendidik memberikan materi terlebih dahulu, kemudian diakhir pembelajaran seorang pendidik memberikan tugas untuk mengukur kemampuan setiap peserta didik. Setelah itu diakhir pembelajaran seorang pendidik mengevaluasi hasil dari materi yang diberikan melalui tes kemampuan. Setelah mengevaluasi seorang pendidik harus meningkatkan materi dan juga latihan dari kekurangan sebelumnya.

Tujuan tes IQ di tingkat SD/MI adalah untuk mengetahui seberapa cerdas seorang anak tersebut. Selain itu mengukur tes IQ ini dapat dilakukan dengan cara latihan soal-soal setelah peserta didik menerima materi atau pembelajaran dari seorang guru. Hal ini juga bertujuan agar seorang guru mampu mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik dengan materi yang disampaikan. Tidak lupa seorang guru harus mengevaluasi pembelajaran, supaya dipembelajaran berikutnya bisa lebih baik lagi.

2. Cara Melatih Kecerdasan Emosional (EQ)
Bukan hanya kecerdasan intelektual (EQ) saja yang harus dilatih. Akan tetapi kecerdasan emosional (EQ) juga perlu dilatih. Karena kecerdasan emosional adalah penyeimbang kecerdasan intelektual (IQ).  Karena kecerdasan emosional (EQ) sangat penting didalam kehidupan seorang anak di SD/MI. Tes psikologi untuk mengetahui peluang sukses seseorang yang terkenal dewasa adalah Emotional Intelligence. Semakin tinggi cita-cita seseorang untuk meraih sukses, maka dibutuhkan kemampuan mengelola emosi yang tinggi. Oleh karena itu, kemampuan mengelola emosi harus dimulai pada saat di SD/MI. Hal ini dilakukan bertujuan untuk melatih EQ seorang anak dari paling dasar.

Kita ketahui bahwa kebutuhan akan sumber daya manusia yang ahli, terampil dan berkualitas sangat dibutuhkan sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin meningkat. Sumber daya manusia harus menguasai tugas dan kewajibannya. Selain itu keahlian dan keterampilan yang dimilki oleh seseorang dipengaruhi oleh bakat mengelola emosi. Artinya didalam pendidikan terutama SD/MI sangat diperlukan pelatihan bakat mengelola emosi. Karena mengelola emosi sangat berpengaruh terhadap keahlian dan keterampilan seseorang. Karena jika seseorang gagal dalam mengelola emosi, akan mengalami banyak kesulitan untuk menggapai cita-cita, karena produktivitasnya tidak optimal.

Kecerdasan emosional (EQ) menurut beberapa pakar menyebutkan sebagai IQ sosial, yang artinya adalah kemampuan untuk memahami dan bertindak secara bijaksana dalam menghadapi atau berhubungan erat dengan otak kanan. Karena otak kanan adalah otak yang berfungsi sebagai pengatur emosi,daya kreasi, atau sifat empati seseorang. Untuk mencapai kesuksesan dalam hidup tidak dibutuhkan IQ yang tinggi akan tetapi membutuhkan EQ yang tinggi. Contohnya, seorang anak yang sedang diberikan tugas kelompok, jika anak hanya mementingkan IQ nya maka anak tersebut tidak mampu bekerja sama dengan temannya, akan tetapi jika IQ nya diimbangi dengan EQ maka anak tersebut mampu bekerja sama dengan temannya dengan baik.

Menurut Daniel Goleman bahwa ada 5 hal tentang kecerdasan emosi yaitu:
Kemampuan seseorang untuk mengenali emosi pribadi, sehingga mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya.
Kemampuan seseorang untuk mengelola emoasi.
Kemampuan seseorang untuk memotibasi dirinyan sendiri.
Kemampuan untuk mengenal emosi dan kepribadian seseorang.
Kemampuan seseorang untuk berhubungan baik dengan orang lain.

Dari hal tersebut kita ketahui bahwa kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang berbeda, tetapi melengkapi kecerdasan intelektual atau IQ.  Karena saat ini banyak orang yang cerdas, dalam arti terpelajar, tetapi tidak mempunyai kecerdasan emosi hal ini dapat menghambat kesuksesannya. oleh Karena itu keduanya harus imbang. Kecerdasan emosional tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan seseorang dari mulai dia lahir sampai nanti meninggal dunia. 

Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu didalam pendidikan SD/MI peran ketiganya sangat penting dalam mengelola kecerdasan emosional seorang anak.  

Oleh karena itu, kecerdasan emosioanal (EQ) dalam pendidikan SD/MI perlu diajarkan dan juga dilatih kepada anak-anak. Terutama cara untuk mengendalikan kecerdasan emosional (EQ) kepada anak di pendidikan SD/MI. Caranya adalah sebagai berikut.

Mulai mengajarkan tentang bersikap tenang
Kita sebagai seorang pendidik atau orang tua harus bisa mengajarkan sikap tenang kepada anak kita dalam menghadapi masalah. Sebagai contoh ketika seorang anak sedang mengalami kesedihan baik dikarenakan teman sebaya atau karena tugas. Maka jika dirumah orang tua harus mampu mengajarkan bagaimana cara bersikap tenang, sebaliknya jika disekolah maka gurulah yang harus mengajarkan bagaimana cara bersifat tenang, dengan cara sebagai berikut.

Berdzikir untuk mengingat Allah SWT.
Yakin akan pertolongan Allah SWT.
Selalu berdoa kepada Allah SWT.
Mulai mengajarkan berpikir sebelum bertindak

Usia anak di SD/MI memanglah wajar jika tingkah laku mereka lakukan sesuai dengan keinginan, keegoisan, dan juga kemauan diri sendiri. akan tetapi tidak mungkin jika anak kita akan dibiarkan begitu saja, karena mereka juga akan tumbuh semakin dewasa. Oleh karena itu, kita juga harus mulai untuk mengajarkan kepada mereka bagaimana kita harus berpikir sebelum bertindak, agar apa yang kita lakukan sesuai dengan harapan dan juga untuk menggapai cita-cita. 

Mengajarkan hal ini kepada anak di SD/MI bisa dilakukan dengan hal sangat sederhana seperti contoh: seorang anak SD/MI biasanya masih gegabah jika ingin sesuatu, seperti halnya membeli jajan sembarangan, maka hal yang dapat kita lakukan adalah memberikan pengarahan untuk tidak jajan dengan sembarangan karena jajan yang sembarangan akan berperngaruh pada kesehatan. Akhirnya akan anak akan berpikir dahulu sebelum bertindak.

Memperlakukan orang lain seperti memperlakukan diri sendiri atau Empati
Pentingnya sifat empati harus kita ajarkan kepada anak mulai dari kecil. Terutama pada tingkat SD/MI, karena jika kita mendidik sejak awal dan membiasakan dari kecil maka saat mereka tumbuh dewasa sifat tersebut masih melekat pada dirinya. Contoh: kita mengajarkan kepada anak kita atau kepada peserta didik, untuk saling tolong menolong membantu teman nya yang sedang kesusahan. 

Kita mengajarkan kepada mereka dengan mendoktrin bagaimana jika posisi kita yang sedang kesusahan seperti yang dialami orang lain. Dengan pembiasaan tersebut anak pasti akan berpikir dan merasa bagaimana jika dalam kesusahan dan tidak ada yang menolong. Oleh karena itu kita mengajarkan tolong-menolong bahwa menolong seorang yang kesusahan adalah suatu kewajiban.

Sabar
Sabar adalah menerima apa saja yang datangnya dari Allah, dengan tidak lebih dan tidak kurang. Dalam arti kita dalam menjalankan perintah Allah harus dilaksanakan dengan ikhlas dan ketika dilarang Allah maka kita harus bisa menjauhi larangan tersebut. Sabar dibagi menjadi 3 yaitu: sabar untuk taat kepada Allah Swt, sabar dalam menghadapi musibah, sabar dalam menghindari kemaksiatan. Dari ketiga macam sabar ini harus diajarkan kepada anak mulai dari kecil atau duduk dibangku SD/MI.

Cara melatih sabar kepada anak adalah sebagai berikut.
Mengajarkan anak sholat  5 waktu, puasa dan lain sebagainya yang berkaitan dengan perintah Allah.

Mengajarkan anak untuk sabar dalam menghadari musibah, seperti saat anak kita sedang sakit, maka kita ajarkan kepada anak kita untuk sabar dan tidak mengeluh. Karena sakit adalah cara Allah melunturkan dosa.

Mengajarkan kepada anak untuk menjauhi larangan Allah, seperti mencuri, berbohong, dan lain sebagainya.

3. Cara Melatih Kecerdasan Spiritual (SQ)
Manusia yang memiliki spiritual yang baik akan memilki hubungan yang kuat dengan Allah, sehingga akan berdampak pula kepada kepandaian dia dalam berinteraksi dengan manusia, karena adanya bantuan dari Allah swt. Jika kita bisa berhubungan baik dengan Allah Swt, maka Allah Swt akan mempermudah permasalahan yang sedang kita hadapi.  

Kondisi spiritual seseorang itu berpengaruh terhadap kemudahan dia dalam menjalani kehidupan ini. Jika spiritualnya baik, maka akan menjadi seseorang yang cerdas dalam kehidupan, oleh karena itu yang terpenting adalah memperbaiki hubungan kita dengan Allah Swt.

D. Kesimpulan 

Jadi dapat disimpulkan bahwa sangat penting menyeimbangkan relasi antara IQ,SQ,dan EQ pada pendidikan dasar. Karena hal ini dapat berpengaruh terhadap kehidupan nya. Karena pada dasarnya nya jika hanya mengendalikan IQ saja tidak baik,jika tidak diimbangi dengan SQ dan EQ yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun