Mohon tunggu...
Ahmad Azwar Avisin Alhaidar
Ahmad Azwar Avisin Alhaidar Mohon Tunggu... -

born to be a hero!!\r\n@avis_sawohan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sejumput Senja di Danau Matano

23 April 2013   14:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:44 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sejak kecil aku selalu menyukai suasana danau yang tenang dan menenangkan, dari kecil tiap aku merasa ada masalah atau aku merasa sedih aku selalu lari ke danau. di danau aku bisa menikmati bau air dan gerak geriknya yang membuat syahdu jiwaku, aku sangat kagum dengan danau, terutama danau kecil di dekat rumahku.

kini aku sudah dewasa, aku sudah bekerja sebagai desainer pakaian, gajiku bisa dikatakan cukup kalau untuk sekedar bermain - main ke danau di luar pulau selain danau di dekat rumahku itu. danau yang aku ingin tuju adalah danau Matano atau kalau aku buka di situs internet biasanya ditulis Matana. aku suka dengan panorama yang dituliskan danau Matano. ingin sekali aku berkunjung ke sana meski aku tahu aku sedang sibuk merancang busana - busana dan juga sedang tidak ada masalah yang berat.

+

ibuku adalah seorang sutradara film dengan gaji pas - pasan. maklum industri film di negeri ini saya kira tidak kurang begitu stabil dan kurang menggairahkan, tidak seperti di Hollywood atau di Bollywood sekalian, negeri ini filmnya masih dalam tahap berkembang terus, dan sebagai sutradara ibuku harus bekerja memeras otak bagaimana agar selalu bisa memproduksi film bagus setiap tahun dan kalau bisa laris manis di pasaran, pasalnya aku tahu dua film ibuku jeblok di pasaran. hanya satu film ibuku yang menurutku tidak begitu idealis dan laris manis, judulnya: Komputer Perpustakaan. aku suka ceritanya, aku suka dengan gaya sinematografinya, aku suka.

kali ini ibuku akan melakukan pengambilan gambar buat film terbarunya di daerah danau Poso, di Sulawesi, jauh sekali batinku. apa ibu dan kru film tidak tekor buat menggarap film disana. sebenarnya bertema apa sih film itu sampai harus suting disana, padahal kan ibu bisa ambil gambar di dekat sini saja. kan bisa diakali bagaimana cara mengubah settingnya, sayangnya kali ini aku melihat ibuku tidak seperti biasanya, ibuku terlihat lesu dan akhirnya menuruti kemauan produsernya buat mengambil gambar yang berlokasi di sana, di danau Poso.

"Ma, mama barangkat hari ini?" tanyaku ketika kita sama - sama makan pagi di meja makan.

"Iya, Vi. ibu sebenarnya malas kalau harus kesana lagi, tapi?"

"Gimana kalau ganti ke Matano aja? lebih dalam dan keren. soal adegan percintaan juga pasti tak kalah keren."

"Produser mama lagi banyak anggaran, jadi dia mau - mau aja gelontorin dana sebanyak apapun asal film tentang danau itu jadi."

"Desainer bajunya siapa? Om Ardy?"

"Bukan, tapi kamu."

"Aku? apaan sih?"

"Kamu belum diberi tahu? kita akan berangkat dua hari ini ke sulawesi. cepat riset baju =- bajunya gimana dan dapetin dalam waktu kurang dari dua belas jam."

seperti mimpi saja, tuidak mungkin. aku sedang banyak pekerjaan. kenapa ibuku tidak berbicara jauh - jauh hari padaku? kenapa? ini pekerjaan yang sangat tidak mungkin aku tolak, aku mau ke danau, kenampakan alam yang satu itu sangat membuatku merasa hidup ini indah dan menyegarkan untuk ditaklukkan.

*

"Mama, kenapa sedih sih? kenapa? bukankah kita sudah sampai di danau Matano, bukan lagi di danau Poso?"

"Mama tidak sedih, hanya saja mama tidak tahu harus bagaimana membuat film ini bagus, mama tidak sedang dalam tim yang biasa mama pakai, mama sedang dengan tim lain yang mama belum tahu gimana cara kerja mereka."

"Udahlah, mama nggak usah risau. kalau filmnya nggak jadi ya anggep aja kita dapet pelajaran besar karena udah sampai di danau Matano, danau terdalam di Indonesia."

"Entahlah, Vi."

*

aku tahu, mama pasti takut dengan danayu terdalam ini, karena mengingat suami dan ayahnya, atau kakekku yang ternggelam tak terselamatkan saat berwisata ke danau, danau manapun. makanya sejak kecil mama selalu melarangku pergi ke danau dan aku selalu membantah, aku malah mencintai dan mengagumi kenampakan alam perairan bernama danau, mama mungkin mengalami trama yang sangat saat tahu dia akan menggarap film disini.

*

"Film mama kamu sukses ya yang sutingnya di danau itu. dapat bonus banyak nih mama kamu."

"Mamaku?"

nggak dibaca ya pas credit titel tadi? siapa sutradaranya? aku kallee, aku yang bikin film tersebut. aku sutradaranya, mamaku jadi supervisi aja. dasar kalian! nggak nonton filmnya aja pakai muji - muji segala pakai bilang dapet bonus apa nggak, tetap aja yang dapat bonus ya, aku juga sih. bonus pengalaman, pelajaran, dan cinta.

aku menemukan sejumput cinta dalam sejumput senja di danau Matano, dia cowok asli desa di dekat danau tersebut. danau bertemu danau, akan menjadi indah didengarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun