Mohon tunggu...
Dokter Avis
Dokter Avis Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Anak

Saya dr. Hafiidhaturrahmah namun biasa disapa Avis, dokter umum dari FK Univ Jenderal Soedirman, dokter anak dari Univ Gadjah Mada. Awardee Beasiswa LPDP-PPDS Angkatan 1. Saat ini bekerja di RS Harapan Ibu Purbalingga. Monggo main di blog saya www.dokteravis.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tips Persiapan Ujian PPDS Anak di UGM (Part 2-end)

14 Agustus 2015   22:13 Diperbarui: 14 Agustus 2015   22:13 3055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian wawancara ini sama seperti wawancara pada umumnya dimana kita akan ditanyai alasan dan persiapan mental mengambil bagian anak di UGM. Karena sejak zaman saya isian CV yang kita kirim ke KPTU UGM tidak lagi menyertakan fotokopi sertifikat maka ketika wawancara ini ada baiknya kita mempersiapkan fotokopian sertifikat. Jika ditanyakan maka boleh diberikan kepada para penguji. Namun jika tidak diminta ada baiknya anda pegang saja. Lakukan saja apapun jika diminta. Dulu saat saya wawancara juga tidak disinggung masalah sertifikat walaupun sebagai persiapan saya sudah membawa lengkap datanya. Jadi saya pun tidak menunjukkan karena memang tidak diminta. Tidak perlu inisiatif juga meninggalkan kopian tersebut jika tidak diminta.

 

Menurut saya ujian wawancara adalah ujian terpenting. Kita akan bertemu dengan para konsulen hebat dan ada KPS juga biasanya. Mereka akan menilai kita dan jangan sampai kecewakan mereka yang telah memberikan kesempatan. Pertanyaan standar apa, mengapa, dan siapa anda pasti wajib. Tidak perlu takut di bagian ini beda dengan universitas lain, hal terkait pertanyaan klinis, pasien, terapi, jurnal tidak lagi ditanyakan. Lebih ke arah pribadi anda yang akan dinilai siap tidak mengikuti PPDS termasuk finansial. Bagian ini saya mantap menjawab saya dibiayai LPDP. Ke depan pasti anda akan ditanya mau kemana setelah lulus. Eit juga akan ditanya daftar di tempat lain atau tidak.

 

Awal pastilah grogi tapi saya lebih ke arah sungkan. Ini adalah ruangan terkahir tempat ujian saya dan bertemu mereka semua para konsulen yang nama dan fotonya hanya pernah saya baca lewat website itu suatu anugerah. Kekepoan saya memang tingkat dewa. Satu persatu nama konsulen saya cari dan prestasi mereka yang amazing tapi membumi membuat saya 100% yakin bahwa saya ingin dibimbing oleh mereka. Ada banyak universitas tapi kenapa UGM. Karena dalam lingkaran kerja saya dan kehidupan saya selama ini saya sering dipertemukan dengan konsulen anak lulusan UGM. Selain dari segi keilmuwan hal yang saya pelajari adalah sifat padi merunduk alias membuminya. Seberapa hebat mereka tetap mereka merasa apa yang telah dilakukan belum banyak. Saya ingin seperti mereka yang walau penelitiannya sudah banyak tapi tetap terus saja meneliti.

 

Nah sekilas itulah rangkaian ujian bagian anak yang memang luar biasa. Sepanjang ujian yang melelahkan ini saya berjanji ke diri sendiri saya harus lulus dan gak mau kalau harus mengulang kedua kalinya. Harus memberikan yang terbaik. Memaksa diri sampai batas tertinggi yang saya sanggup dan setelahnya biarkan Allah menentukan hasil.

 

Waktu diumumkan nama saya lolos, rasanya emejing. Saking harunya saya malah mendadak mati rasa dan baru bisa nangis beberapa hari ke depan setelah sadar kehidupan lima tahun ke depan akan berubah. Siap gak siap harus siap. Bahkan kalau mau mengeluh kok saya malu apalagi ketika melihat para profesor saya masih bersemangat mengajar kami semua.

 

So, rasanya jadi residen anak UGM itu seru...seru banget malah. Kerasa banget di sini kekeluargaannya kental sekali. Jadi mari, saya pengin anda semua yang di luar sana jadi keluarga baru kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun