Mohon tunggu...
Dokter Avis
Dokter Avis Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Anak

Saya dr. Hafiidhaturrahmah namun biasa disapa Avis, dokter umum dari FK Univ Jenderal Soedirman, dokter anak dari Univ Gadjah Mada. Awardee Beasiswa LPDP-PPDS Angkatan 1. Saat ini bekerja di RS Harapan Ibu Purbalingga. Monggo main di blog saya www.dokteravis.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tips Persiapan Ujian PPDS Anak di UGM (Part 2-end)

14 Agustus 2015   22:13 Diperbarui: 14 Agustus 2015   22:13 3055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Silakan baca tips di part pertama sebelum menuju part ini. Nah memasuki bagian inti. Untuk apa belajar keras jika nantinya tidak ikut semua rangkaian ujian ini. Eit jangan salah, ada loh kisah-kisah yang di tengah ujian mundur karena misal anaknya sakit atau kendala lainnya. Jadi saya percaya doa itu elemen penting termasuk berdoa supaya dapat menuntaskan rangkaian ujian dengan baik.

 

Ujian di UGM enaknya itu dalam seminggu habis alias kelar. Tidak ada susulan setelahnya dan tidak pakai sistem gugur tahap demi tahap. Gak enaknya, seminggu itu akan terasa sangat berat. Bagi yang mau ambil anak, dilarang melirik atau membandingkan sistem ujian dengan bagian lain. Maklum dengan jujur saya akui ujian anak di UGM ini berat kawan.

 

 

HARI ke-0

 

Sebelum hari pertama anda kudu main ke KPTU tuk lihat dimana anda duduk. MIRIP dengan zaman UMPTN/SPMB/SNMPTN lah karena ini penting untuk mengetahui dimana dan kemana anda akan berlarian. Gedung yang biasanya digunakan berlantai lima, ada lift tapi hanya lantai tiga jadi most of us naik turun tangga. Lalu berpindah ke RS dengan jalan berkelok.  Cari teman seperjuangan yang lulusan UGM supaya anda tidak hilang arah.

 

Yang terpenting ketika malam, tidur cukup dan hindari pedas. Saya pernah mengalami rasanya ujian (untung bukan ppds) dengan diare karena saking senengnya ketemu bebek slamet. Naaah...terkait makanan, baiknya pastikan anda tahu kadar normal GDS, Asam Urat dan Kolesterol anda seminggu sebelum ujian. Maklum karena Papua makanan mehong saya kalap nyampai Yogya sehingga pas mengamalkan ajaran senior ini, kadar saya gak normal semua. Maklum tes kesehatannya lengkap jadi memastikan saya komponen ini aman tidak mengganggu penilaian lainnya.

 

Hari ke-1

 

Ujian hari pertama biasanya diawali dengan ujian tulis. Biasanya banyak yang heboh nanya ujiannya gimana. Santai guys kan anda udah belajar jadi 70-100 pilihan ganda tidak akan merepotkan bukan. Sampai detik ini belum sistem essay dan masih bahasa Indonesia. Karena sistemnya kolegium jadi kemungkinan besar soal bagian anak terstandarisasi nasional di semua universitas. Tingkat kesulitannya tergantung kita yang mengerjakan. Rata sih kalau menurut saya, rata susahnya hahaha.

 

Nah berhubung saya sudah menjalani, tanpa perlu mencari soal begituan asal baca buku-buku wajib saya yakin bisa ngisi. Haqqul yakin deh karena soalnya berkisar imbang kasus keseharian anak yang kita hadapi. Terbagi merata dari semua bagian misal gastro, kardio, infeksi tropis, tumbuh kembang, dll.

 

Setelah ujian tulis di FK UGM biasanya bagian anak manggil anda semua untuk briefing ujian bagian sekaligus memberikan jurnal. Lokasinya di RS dan biasanya setelahnya anda balik ke ruang ujian lagi untuk mengikuti tes psikiatrik. Jadi pastikan anda bergerombol dengan yang sesama peserta ujian anak ya. Alhamdulillah waktu angkatan saya kita udah nyatu dan bikin grup WA dari awal ujian. Niat banget yak, karena kita hanya ber-19 saat itu jadi termasuk jumlah sedikit yang ikut ujian. Jadi gotong royong berbagi info sudah kita bangun. Kita pengen banget semua lulus bareng.

 

Nah ujian kedua di hari pertama yaitu psikiatrik. Jangan pusing dulu dan siapkan saja stimina karena hampir tiga jam akan melakukan ujian jiwa. Tidak perlu latihan menurut saya ujian ini karena menilai jiwa dan kepribadian anda jadi sedikit aneh jika kudu berlatih. Ada gambar menggambar dan tidak perlu khawatir bisa gak menggambar. Mereka menilai bukan bagusnya gambar jadi lakukan saja yang diminta. Detail lainnya dinikmati saja yak.

 

Selesai ini maka selesailah hari pertama tapi jangan lupa persiapan jurnal. Di UGM ketika ujian presentasi jurnal wajib dalam bentuk OHP bebas mau print atau tulis tangan. Kok masih pakai OHP di era canggih power point pakai layar. Pasalnya bagian anak sangat efisien dalam hal waktu ketika ujian jadi perkara eror usb dan laptop atau layar diantisipasi dari awal dengan OHP saja. Nah persiapan ini butuh waktu khusus. Segera beli plastik OHP yang bisa dipakai untuk fotokopi dan jangan salah ya karena bukan mika biasa. Kalau gak mau ribet, ada fotokopian yang buka 24 jam di Jalan Kaliurang Km 4 namanya SKU. Anda yang akan ujian anak pasti seru mempersiapkan ini semua.

 

Hari ke-2 

Ujian kesehatan dimana anda akan muter ke bagian mata, PK, interna termasuk ekg, dan jiwa. Bergerombol lah dan saling kenalan karena bisa bantuin anda antri di bagian tertentu. Maklum bisa ampe sore selesai kalau gak lihai. Semuanya ujian barengan jadi kita peserta yang muter ke semua bagian yang lokasinya antah berantah bagi yang belum tahu Sarjito. Thats why cari teman yak. Jangan luntang luntung sendirian deh karena akan terasa sangat lelah apalagi bagian anak jelas konsentrasi terpecah belajar jurnal.

 

Hari ke-3

Ujian bagian di anak dimulai dari ujian psikologi yang terdiri dari banyak sesi. Ini akan membutukan konsentrasi tinggi karena berhubungan dengan angka, gambar juga diskusi. Pastikan anda istirahat cukup walau saya yakin anda pasti tidak bisa tidur nyenyak et causa jurnal.

 

Setelah selasai kita briefing lagi di bagian anak untuk simulasi ujian penting berupa rangkaian ujian bagian yang terdiri dari ujian presentasi jurnal, ujian anamnesis pasien, ujian pemeriksaan fisik, dan ujian wawancara. Semua bagian ini penting untuk dilewati batas standarnya dan ketika anda ujian ini biasanya para konsulen sudah memegang nilai ujian tulis anda.

 

Hari ke-4 

Mau dimulai dari ujian apapun, seluruh ujian bagian di atas membutuhkan konsentrasi tinggi. Tidak jarang setelah ujian ini pun masih akan ada kelanjutan ujian psikologi jika ujian psikologi di hari sebelumnya masih belum kelar.

 

Saya mulai bahas poin per poin yak

 

Ujian presentasi jurnal

Ini bukan ujian kritik jurnal yak karena kita hanya presentasi isi jurnal mulai dari abstrak sampai kesimpulan. Ambil poinnya saja ketika presentasi. Anda bebas menggunakan bahasa inggris atau indonesia. Saya kurang tahu apakah ada penilaian khusus jika menggunakan bahasa lain tapi saat itu jujur saya mempersiapkan semua hal dalam bahasa inggris. Pikiran saya sederhana, saya ingin menggunakan semua kesempatan ujian ini sebaik mungkin. Beruntung saya punya partner yang mau mendengarkan saya celoteh presentasi pas latihan. Butuh latihan? Mungkin orang lain yang sudah biasa tidak membutuhkan bagian ini tapi anggap saja saya yang terlalu parno jadi kudu berlatih berkali-kali. Oh ya kalau menggunakan bahasa Inggris berarti anda harus siap menjawab pertanyaan dalam bahasa Ingggris juga yak.

 

Jangan kaget jika mendapat pertanyaan yang dirasa aneh. Di hadapan saya saat itu ada prof juga para konsulen hebat. Beberapa pertanyaan yang saya tidak bisa jawab, saya hanya bilang akan saya cari lagi, akan saya pelajari lagi. Maklum presentasi hanya 10 menit sementara tanya jawab 20 menit.Rasanya bagi saya saat itu tegangnya lebih dari semua presentasi yang pernah saya lakukan di berbagai kesempatan.

 

Para konsulen sudah memegang jurnal yang sama dengan yang anda presentasikan. Tidak perlu takut jika pertanyaannya mengarah ke metodelogi penelitian bahkan ditanya arti p, r, odd ratio dll secara harfiah. Ngehang, lupa, itu wajar.

 

Saat itu saya dapat jurnal terkait ASI dan tumbuh kembang bayi di Afrika. Nah jangan lupa tuk cari insidensinya di Indonesia. Saya beruntung pas ditanya "Di Indonesia berapa persen ASI ekslusifnya?" saya sudah nyari datanya. Pokoknya seru ujian bagian ini apalagi pas di akhir para konsulen masih mau tanya terus padahal bel sudah berbunyi. Dengan bahasa ala kadarnya saya super bahagia pernah melewati masa ini. Saya pamit pindah ke bagian lain. Tapi jangan bahagia dulu kalau anda 15 menit sudah selesai, banyak maknanya.

 

 

 

Ujian anamnesis pasien dan pemeriksaan fisik

 

Awalnya saya terus bertanya dalam hati, ini beneran ujian pakai pasien dan ibunya? Bener gak nih. Iyak saya pastikan ini benar dan semua yang kita lakukan di ruangan itu DIREKAM. Degdegannya seperti apa, habis dari ujian jurnal lalu masuk ke ujian pasien jujur butuh kekuatan.

 

Anda cuma mendapat soal di selembar kertas lalu di depan anda sudah ada ibu pasien. Bagi saya yang kerjanya di luar Jawa tentu bukan hal mudah mengisi space otak saya dengan ilmu penyakit yang umumnya terjadi di Jawa. Tapi setelah saya jalani, ujian ini sebenarnya lebih ingin melihat keseharian kita berinteraksi dengan pasien seperti apa. Habis baca soal seketika itu juga saya tidak peduli ada penguji di ruangan tersebut, saya langsung menjadi dokter untuk ibu pasien di depan saya.

 

Jangan kaget jika nanti ibu pasiennya pinter banget yak. Tetap pakai prinsip dokter umum yang sudah anda jalani yaitu sapa pasien, kenalan dengan pasien, dan mulai anamnesis keluhan utama. Jangan lupa pula tanyakan berat badan dan riwayat persalinan, imunisasi, perkembangan, gizi, penyakit dahulu secara singkat. Karena waktu anda hanya 7 menit saja jadi minimal hal sederhana itu dilakukan.  Jangan lupa edukasi juga ibunya jika mengalami sakit yang sama. Cukup gak waktu segitu? Cukup gak cukup sebenarnya tapi kalau dipikir lagi kadang kita dokter malah kurang dari 7 menit sudah selesai menulis resep di keseharian kita. Nah resep, di akhir anda diminta untuk menuliskan resep thats why penting tanya berapa berat badan anaknya.

 

Lalu setelah selesai anamnesis anda akan pindah ke pasien yang sesungguhnya. Kasusnya akan beda tidak berhubungan dengan kasus anamnesis anda. Jadi lupakan anamnesis ketika ujian pemeriksaan fisik. Fokus pada pasien anda yang biasanya sudah terbaring di kasur.

 

Lakukan semua tindakan berdasarkan prinsip dasar UGM dan RSUP Sarjito yaitu pasien safety. Ini super duper penting. Semua alat PF mulai dari timbangan, termometer, stetoskop,tensimeter, midline lengkap sudah disediakan. Jangan lupa cuci tangan sebelum menyentuh pasien, hangatkan tangan anda, sembari berkenalan dengan pasien selayaknya anda dokter. Di bagian ini anda diminta untuk menuliskan kelainan yang anda temui. Tapi di bagian ini mereka ingin lihat seperti apa anda memeriksa pasien lengkap dari ujung kepala hingga kaki. Lakukan itu, tidak perlu khawatir jika ada bagian yang terlupa.

 

Jujur dulu awalnya saya bingung masa iya harus lengkap tapi ya bagitulah. Misalnya saja anak gak panas kenapa saya mesti cek suhu dih. Kenapa juga saya mesti tensi si anak. Hal sederhana yang sekarang baru saya renungkan ujian pemeriksaan fisik itu lagi lagi menggambarkan seperti apa keseharian kita dengan pasien. Malu sendiri mengingat ujian fisik saat itu banyak yang terlewat apalagi pas keluar ruangan dan sadar alias baru lihat ada palu reflek dll. Arrrggh gimana dong kelewatan gitu. Santai aja,  pastikan anda selalu berkomunikasi dengan pasien.

 

Misalnya saja anda sedang memeriksa parunya, minta anak tarik napas. Atau saat anda memeriksa perutnya, bilang ke anak untuk katakan sakit jika tekanan tangan kita membuatnya tidak nyaman. Jangan sampai pasien kita merintih atau auuu saat ujian. Alamaaak bahaya karena kita bisa dikira menyakiti pasien.  Jangan lupa juga lepas baju pasien kalau memeriksa paru, jantung, atau perutnya. Haram hukumnya memeriksa pasien dengan stetoskop menempel pada baju.

 

Dan yang terakhir ucapkan terima kasih pada pasien sambil cuci tangan lagi. Bagian sederhana begini jujur sering dilupakan dan terkadang kita jatuh karena hal sederhana yang tidak kita sadari.Beruntung jika ada yang langsung mengoreksi kesalahan kita sehingga ke depan kita tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.

 

 

Ujian wawancara

Ujian wawancara ini sama seperti wawancara pada umumnya dimana kita akan ditanyai alasan dan persiapan mental mengambil bagian anak di UGM. Karena sejak zaman saya isian CV yang kita kirim ke KPTU UGM tidak lagi menyertakan fotokopi sertifikat maka ketika wawancara ini ada baiknya kita mempersiapkan fotokopian sertifikat. Jika ditanyakan maka boleh diberikan kepada para penguji. Namun jika tidak diminta ada baiknya anda pegang saja. Lakukan saja apapun jika diminta. Dulu saat saya wawancara juga tidak disinggung masalah sertifikat walaupun sebagai persiapan saya sudah membawa lengkap datanya. Jadi saya pun tidak menunjukkan karena memang tidak diminta. Tidak perlu inisiatif juga meninggalkan kopian tersebut jika tidak diminta.

 

Menurut saya ujian wawancara adalah ujian terpenting. Kita akan bertemu dengan para konsulen hebat dan ada KPS juga biasanya. Mereka akan menilai kita dan jangan sampai kecewakan mereka yang telah memberikan kesempatan. Pertanyaan standar apa, mengapa, dan siapa anda pasti wajib. Tidak perlu takut di bagian ini beda dengan universitas lain, hal terkait pertanyaan klinis, pasien, terapi, jurnal tidak lagi ditanyakan. Lebih ke arah pribadi anda yang akan dinilai siap tidak mengikuti PPDS termasuk finansial. Bagian ini saya mantap menjawab saya dibiayai LPDP. Ke depan pasti anda akan ditanya mau kemana setelah lulus. Eit juga akan ditanya daftar di tempat lain atau tidak.

 

Awal pastilah grogi tapi saya lebih ke arah sungkan. Ini adalah ruangan terkahir tempat ujian saya dan bertemu mereka semua para konsulen yang nama dan fotonya hanya pernah saya baca lewat website itu suatu anugerah. Kekepoan saya memang tingkat dewa. Satu persatu nama konsulen saya cari dan prestasi mereka yang amazing tapi membumi membuat saya 100% yakin bahwa saya ingin dibimbing oleh mereka. Ada banyak universitas tapi kenapa UGM. Karena dalam lingkaran kerja saya dan kehidupan saya selama ini saya sering dipertemukan dengan konsulen anak lulusan UGM. Selain dari segi keilmuwan hal yang saya pelajari adalah sifat padi merunduk alias membuminya. Seberapa hebat mereka tetap mereka merasa apa yang telah dilakukan belum banyak. Saya ingin seperti mereka yang walau penelitiannya sudah banyak tapi tetap terus saja meneliti.

 

Nah sekilas itulah rangkaian ujian bagian anak yang memang luar biasa. Sepanjang ujian yang melelahkan ini saya berjanji ke diri sendiri saya harus lulus dan gak mau kalau harus mengulang kedua kalinya. Harus memberikan yang terbaik. Memaksa diri sampai batas tertinggi yang saya sanggup dan setelahnya biarkan Allah menentukan hasil.

 

Waktu diumumkan nama saya lolos, rasanya emejing. Saking harunya saya malah mendadak mati rasa dan baru bisa nangis beberapa hari ke depan setelah sadar kehidupan lima tahun ke depan akan berubah. Siap gak siap harus siap. Bahkan kalau mau mengeluh kok saya malu apalagi ketika melihat para profesor saya masih bersemangat mengajar kami semua.

 

So, rasanya jadi residen anak UGM itu seru...seru banget malah. Kerasa banget di sini kekeluargaannya kental sekali. Jadi mari, saya pengin anda semua yang di luar sana jadi keluarga baru kami.

 

 

Tulisan asli diambil dari sini

Salam

Dr avis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun