Mohon tunggu...
Dokter Avis
Dokter Avis Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Anak

Saya dr. Hafiidhaturrahmah namun biasa disapa Avis, dokter umum dari FK Univ Jenderal Soedirman, dokter anak dari Univ Gadjah Mada. Awardee Beasiswa LPDP-PPDS Angkatan 1. Saat ini bekerja di RS Harapan Ibu Purbalingga. Monggo main di blog saya www.dokteravis.net

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sensasi Pre Wedding Dibelit Ular

30 Agustus 2013   01:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:37 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yup....bagaimana rasanya jika adegan Pre Wedding anda dipenuhi oleh berbagai macam jenis ular yang dikalungkan ke leher? Seram...ya mungkin itu yang terdengar pertama kali tapi tidak untuk para pecinta ular yang saya temui ini. Mencintai ular sebagaimana para pecinta kucing keranjingan selalu merawat kucingnya, itulah yang dapat saya tangkap dari para pecinta ular ini. Bahkan mereka tidak sungkan untuk tidur bersama di satu kasur. Wak...kalau yang ini saya sudah tidak dapat membayangkan. Bagi para pecinta ular ini tidak ada rasa takut digigit apalagi dimakan padahal ular yang saya lihat berukuran besar. [caption id="attachment_284290" align="aligncenter" width="530" caption="Perawat Naela ikut merasakan sensasi bersama ular. Doi lebih phobia lagi loh ^_^"][/caption] [caption id="attachment_284291" align="alignnone" width="800" caption="Pasangan muda yang sama-sama pecinta ular....busyeet!"]

13777984421563602851
13777984421563602851
[/caption] [caption id="attachment_284292" align="alignnone" width="800" caption="Waaah makin mesra walau ada ular"]
1377798518860384108
1377798518860384108
[/caption] [caption id="attachment_284295" align="alignnone" width="800" caption="Duh....bukannya takut yaaa"]
1377798695611904314
1377798695611904314
[/caption] [caption id="attachment_284296" align="alignnone" width="800" caption="Ini kalau pacaran yang ketiga bukan setan tapi uleeerrr...waaakkk"]
13777987601322120348
13777987601322120348
[/caption] [caption id="attachment_284297" align="alignnone" width="800" caption="Si doi gantian melatih ngelus-ngelus"]
13777988631666271496
13777988631666271496
[/caption] [caption id="attachment_284298" align="aligncenter" width="800" caption="Unjuk kebolehan beragam adegan dengan ular"]
1377799073729203301
1377799073729203301
[/caption] [caption id="attachment_284299" align="alignnone" width="800" caption="Saya pun berlatih...lihat itu senyum palsu...aslinya super takut!"]
1377799962921983143
1377799962921983143
[/caption] [caption id="attachment_284300" align="aligncenter" width="800" caption="Melawan rasa takut dengan mencoba!"]
1377800576370282896
1377800576370282896
[/caption] Phobia Ular Jujur, saya pribadi takut ular bahkan makin kecil ukuran ularnya maka teriakan saya makin kencang karena dulu pasalnya saya orang yang paling sering diperlihatkan ular entah di rumah atau di jalan. Makin benci sama ular, makin sering para ular itu nongol di depan saya. Tampaknya hukum kebalikan berlaku di kasus saya ini. Tapi kalau disuruh memilih ular atau ulat bulu, saya masih pilih ular lantaran ulat bulu berada di daftar pertama hewan yang paling saya hindari. Bahkan saya lebih memilih cacing, kalejengking (karena sudah beberapa kali digigit ketika di Sumba) bahkan bekicot deh. Nah, bertemu dengan kelompok pecinta ular ini membuat saya mulai belajar untuk merasakan sensasi ular. Rasanya...tetep takut padahal jelas-jelas ularnya tidak berbisa. Entahlah, ini masalah alam bawah sadar sih sebenarnya. Hingga akhirnya, saya berani pegang ular bahkan sepertinya unik kalau Pre Wedding bersama ular asal jangan ular sanca ukuran paha. Insting Ular=Manusia Salah satu pecinta ular yang pernah mengakrabi hidup saya adalah teman-teman dari Sioux. Seharian bersama mereka membuat saya tahu cara menghadapi ular (jika bertemu ular lagi). Nah, salah satunya adalah insting ular yang sama seperti manusia, tidak akan menyerang jika tidak diganggu. Jadi, kalau ada ular melintas maka usahakan hanya diam tanpa bergerak sama sekali agar bagi si ular kita dianggap bukan musuh. Wah terdengar mudah ya. Nyatanya, saya sampai bergetar kaki ketika satu ular piton sebesar lengan dilepaskan di samping saya. Aiiih...rumus diam itu ternyata sulit diterapkan. Bahkan sampai seluruh instruktur bilang "Diam saja...yaa...rileksss" tapi tidak mengubah kondisi. Rasanya saya ingin lari tapi takut karena sudah melihat adegan sebelumnya bahwa ular ternyata lebih cepat larinya daripada manusia. Akhirnya jalan yang dapat dilakukan adalah menutup mata dan membayangkan hal menyenangkan selain ular. Tapi tetap saja...sensasi dilewati ular piton itu seperti diselingkuhin, ingin teriak tapi gak bisa. Upss...salah ya...sensasinya tidak terungkapkan lah. Kalau saya disuruh mengulang adegan itu juga belum tentu saya berhasil melaluinya. Nah...mari kita lihat bagaimana jadinya kalau saya benar-benar Pre Wedding bertemakan ular? Salam Lilit Ular dr.Hafiidhaturrahmah Pencerah Nusantara Tosari [caption id="attachment_284301" align="aligncenter" width="800" caption="Mari kita jadi artis dulu"]
13778015061676003176
13778015061676003176
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun