Mohon tunggu...
Dokter Avis
Dokter Avis Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Anak

Saya dr. Hafiidhaturrahmah namun biasa disapa Avis, dokter umum dari FK Univ Jenderal Soedirman, dokter anak dari Univ Gadjah Mada. Awardee Beasiswa LPDP-PPDS Angkatan 1. Saat ini bekerja di RS Harapan Ibu Purbalingga. Monggo main di blog saya www.dokteravis.net

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tips Raih Beasiswa Spesialis LPDP-PPDS

7 Oktober 2014   10:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:05 15848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14126468641338068364

Terkait jurusan lain seperti misalnya urologi, bedah saraf, dan sebagainya bisa dipertimbangkan oleh LPDP jika memang di daerah nantinya anda kembali bertugas memang tidak ada tenaga ahli tersebut. Ini dapat dijelaskan di essay berupa Rencana Kuliah.

7. Saya belum dapat LOA bagaimana?

Pertanyaan terkait LOA alis surat tanda diterima di PPDS tertentu ini tidak kalah banyaknya. Sebagian tidak percaya masa iya belum diterima PPDS tapi boleh mendapatkan beasiswa. Inilah uniknya LPDP. Selagi anda berada dalam jalur yang benar, anda diberikan kesempatan selama setahun setelah anda resmi lolos sebagai penerima beasiswa LPDP untuk mencari cara masuk ke PPDS yang anda inginkan. Tentu saja nanti rentetan pertanyaan lanjutannya akan mengarah apakah ada dana khusus sebelum masuk PPDS yang juga akan dibayarkan oleh LPDP. Tentu tidak ada. Segala hal terkait pengembangan skill seperti mengikuti seminar, workshop dan segala macam pelatihan itu menjadi tanggungan anda. LPDP hanya membayarkan ketika anda RESMI diterima menjadi PPDS. Jadi, jalan masih panjang yak.

Terkait dengan ini, maka pintar-pintarlah menentukan kapan anda akan mendaftarkan diri di LPDP dan kapan anda akan mengikuti ujian masuk PPDS. Tentu dengan plan bahwa belum tentu ketika ujian PPDS anda langsung diterima walau sudah mendapatkan surat LPDP menanggung semua biaya anda. Lagi-lagi banyak faktor yang menentukan lulus tidaknya PPDS.

8. Saya baru PPDS semester satu, bisa ikut LPDP tidak ya?

Sebenarnya saya tidak kompeten menjawab ini tapi berdasarkan pengalaman dari rekan S2-S3 juga PPDS LPDP angkatan I ini bisa saya simpulkan bahwa LPDP mencari calon dokter spesialis, bukan yang sudah menjalani perkuliahan walau baru semester satu.

9. Saya lolos ke tahap wawancara, bagaimana tipsnya.

Selamat anda lolos ke tahap wawancara dan perlu diingat bahwa lokasi wawancara ini anda sendiri yang menentukan ketika mengisi aplikasi online. Jadi pertimbangkan dengan baik jangan sampai membebani panitia dengan berpindah lokasi. Ingatlah bahwa setiap periode ada ribuan aplikans jadi bersikap normal saja. Saya memilih lokasi di Yogya untuk wawancara. Ingat bahwa tidak penggantian uang transpor jadi pertimbangkan lokasi yang memang anda bisa datangi. Syukurlah walau berada di Papua saya dapat mengambil cuti untuk menjalani segala proses seleksi ini.

Wawancara boleh jadi bagian yang mendebarkan karena bisa jadi penguji anda non klinisi atau malah dokter spesialis sesuai jurusan anda. Persiapkan diri karena pertanyaan tidak akan jauh berbeda dengan essay dan aplikasi online yang anda isi. Bawa semua sertifikat asli dan sebagainya karena bisa jadi dibutuhkan. Saya pribadi selalu back up surat terkait rekomendasi dan izin kerja jika ditanyakan oleh para panelis.

Sekilas anda akan ditanya kenapa memilih jurusan spesialis itu, kenapa harus universitas itu, setelah lulus akan kembali kemana, ceritakan pengalaman organisasi dan pengabdian masyarakat, ceritakan secara singkat keluarga anda, hingga pertanyaan unik lainnya. Wawancara terkadang campur antara penggunaan bahasa ibu dengan bahasa inggris tetapi semua tergantung panelis. Biasanya ada tiga panelis, satu selalu psikolog sementara lainnya panelis ahli.

Yang saya ingat di bagian akhir wawancara saya ditanya apa yang akan saya lakukan jika gagal di LPDP dan spontan (saat itu sedang dalam wawancara bahasa inggris) saya jawab bahwa saya akan mendaftar lagi di LPDP kloter selanjutnya dan saya pastikan akan bertemu lagi dengan bapak ibu untuk diwawancarai seperti ini. Jawaban spontan ini mengundang tawa semua panelis dan saya lalu pamit salaman dengan pasrah. Setiap orang telah digariskan takdirnya masing-masing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun