Mohon tunggu...
Bayu
Bayu Mohon Tunggu... Supir - Saya adalah seorang sopir dan marketing dari AVILO Tour & Travel.

Domisili: Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Tips Berlibur di Yogyakarta

11 April 2020   16:55 Diperbarui: 11 April 2020   17:03 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Borobudur adalah nama sebuah candi umat Budda yang berbentuk stupa yang didirikan oleh para penganut Budda Mahayana sekitar tahun 800 –an Masehi pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi Borobudur merupakan candi atau kuil terbesar didunia yang menjadi monumen Budda terbesar di dunia.

Bangunan ini oleh UNESCO disebut sebagai monumen dan komplek stupa termegah dan terbesar di dunia ini ramai dikunjungi oleh para peziarah sekitar abad ke-9 hingga ke-11. Para pengikut agama Budda banyak berduyun-duyun datang dari China, Tibet, Kamboja dan India untuk mendapatkan pencerahan di candi Borobudur ini.

Dinding Candi Borobudur dihiasi oleh pahatan 2672 panel relief yang tersusun sepanjang 6 km yang merupakan relief Budha terbesar dan terlengkap di dunia. Relief yang terpahat di dinding tersebut dibagi mejadi 4 kisah: yaitu Karmawibangga, Lalita Wistara, Jataka dan Awanda serta Gandawyuda.

Relief ini banyak menceritakan tentang perjalanan hidup sang budha dan ajaran-ajarannya serta kemajuan peradaban masyarakat jawa pada masa itu. Terdapat 10 relief kapal yang membuktikan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia dulunya adalah pelaut yang tangguh dalam mengarungi samudera.

Untuk mengikuti cerita dan alur dari relief yang terpahat di dinding candi Borobudur ini, pengunjung harus berjalan searah jarum. Masuk melalui pintu sebelah timur berjalan searah jarum jam agar posisi candi bisa selalu di sebelah kanan, hingga sampai di tangga timur dan naik ke tingkat berikutnya. Berjalan seperti tersebut dilakukan secara berulang ulang hingga semua tingkat dapat terlewati dan sampai ke puncak candi yang berupa induk stupa.

Menurut prasasti yang bertanggal 26 Mei 824, candi Borobudur ini dibangun oleh raja Samaratungga antara abad ke 8 – 9, bersamaan dengan pembangunan candi Mendut dan Pawon. Pembuatan candi Borobudur ini dilakukan selama kurun waktu 75 tahun dipimpin oleh seorang arsitek yang bernama Gunadarma. Meski pada waktu itu tekhnologi belum maju akan tetapi sudah ada seorang arsitek yang mampu membangun sebuah candi sebanyak 60.000 m3 batu andesit yang berjumlah 2 juta balok batu yang didatangkan dari sungai Progo dan sungai Elo yang selanjutnya dirangkai membentuk piramida berundak dengan balok batu yang saling mengunci hingga berbentuk sebuah candi yang sekarang bernama Candi Borobudur yang terletak di sebuah bukit.

Setelah sampai di puncak, anda tujukan pandangan ke segala arah makan anda akan melihat Gunung Sindoro dan Sumbing, Perbukitan Menoreh, Gunung Merapi dan Gunung Merbabu berdiri megah seakan mengitari candi Borobudur.

Akhir-akhir ini ada informasi mengenai sejarah candi borobudur yaitu bahwa sesungguhnya candi borobudur merupakan candi peninggalan nabi Sulaiman. Beberapa pakar yang meneliti kembali menyimpulkan bahwa candi ini peninggalan Nabi Sulaiman. Terkait benar atau tidaknya, Candi Borobudur merupakan sebuah candi yang harus dikunjungi dan menjadi paket wisata sejarah perjalanan para pelancong di Jogja.

Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.

Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau hiasan lain di pelataran ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun