Mohon tunggu...
Avilla D Ratnafuri
Avilla D Ratnafuri Mohon Tunggu... Lainnya - IR Student

Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menguak Anomali Ideologi Tiongkok: Geliat Kontroversi Ekonomi Kapitalisme dalam Sistem Komunis

14 Maret 2023   10:00 Diperbarui: 14 Maret 2023   09:58 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam dekade terakhir ini, dominasi Tiongkok terhadap perekonomian global kian berkembang pesat. Meskipun pernah mengalami stagnasi ekonomi, negara dengan julukan negeri Tirai Bambu ini berhasil melejit ke puncak hingga bisa menantang Amerika Serikat. Tidak mengherankan lagi, cegkeraman dominasi pasar global oleh Tiongkok telah menjadi perhatian di berbagai negara di dunia. Sudah pasti setiap strategi Tiongkok membuat kekhawatiran bagi berbagai rival Tiongkok dalam menguasai pasar global. Sebagai salah satu negara yang hidup sejak dinasti kuno, negeri Tirai Bambu ini dinamika perekonomian yang banyak mengalami pasang-surut. Dengan begitu, banyak pihak yang berpendapat bahwa Tiongkok telah mempraktikkan sistem ideologi ganda dalam mengaplikasikan sistem ekonominya. Hal tersebut tentu mendatangkan kontroversi. Lantas, apa siasat yang terselubung di balik kesuksesan Tiongkok dalam mendominasi pasar global di era globalisasi saat ini ?

Sebelum membahas terkait strategi kesuksesan Tiongkok yang kian pesat, alangkah lebih baik jika kita mengetahui asal mula perkembangan perekonomian Tiongkok.  Pada dasarnya Tiongkok atau biasa disebut sebagai negara Cina ini berangkat dari ide sosialis yang berakar dari pemikiran dari Karl Marx. Sejak berdirinya Tiongkok sebagai Republik Rakyat Cina (RRC) pada tanggal 1 Oktober 1949, identitas baru juga muncul dari Tiongkok dengan ideologi sosialisme-komunisme dengan mensinergikan kesamaan dan kesederajatan terhadap seluruh masyarakat. Masyarakat Tionghoa kerap menandai hal ini sebagai masa revolusi Komunisme. Pada masa kepemimpinan Mao Zedong tersebut, tingkat kesejahteraan sangat merata dan tercukupi sehingga mendorong perkembangan ekonomi pada tiap kota di Tiongkok. Pada masa tersebut, Mao Zedong telah menekankan berbagai peraturan tegas untuk mencapai kesetaraan antar masyarakat dengan menolak keras adanya kekayaan yang mencolok. Hal tersebut dilakukan oleh Mao Zedong diakibatkan sifatnya yang anti kapitalisme dan tertutup. Lalu apa yang mendasari keputusan Mau Zedong untuk memberlakukan pemerintahan tertutup ?

Gerombolan Kapitalis Mengepung Tiongkok 

Jika melansir dari buku Francis Fukuyama, momen runtuhnya Uni Soviet dan Tembok Berlin banyak yang mengartikulasikan sebagai suatu babak baru dalam peradaban. Banyak yang menganggap masa tersebut ditandai dengan kejayaan Kapitalisme sehingga memiliki arus pengaruh yang sangat kuat di dunia. Pengaruh Kapitalisme kian meningkat pesat dengan adanya sistem teknologi dan informasi sebagai media dalam mentransfusikan ideologi dan gagasan Kapitalisme di berbagai tataran masyarakat Internasional. Dengan lahirnya jaringan kapitalis dunia, yang didominasi oleh negara industri besar seperti Amerika Serikat, Eropa Barat, dan beberapa negara di Asia Timur.

Keadaan tersebut telah mendesak Mao Zedong untuk memberlakukan sistem pemerintahan tertutup pada Tiongkok pada masa itu. Mao sendiri telah menyadari perubahan sistem internasional yang berpihak pada Kapitalisme dimana dunia sudah terjerumus ke dalam sistem interdepensi yang telah diciptakan oleh kaum kapitalis tersebut. Dengan begitu, apakah ideologi komunisme berhasil membentengi Tiongkok dari Kapitalisme? Bagaimana dengan kondisi masyarakat Tiongkok?

Tidak membutuhkan waktu lama, sistem ekonomi proletar yang dicetuskan oleh Mao Zedong telah berubah menjadi malapetaka bagi Tiongkok. Mengutip dari Buku Michael Wicaksono yang berjudul "Republik Rakyat China 1949", Mao telah merealisasikan suatu batu  lompatan kedepan melalui sistem industrialisasi untuk menyaingi Kapitalis yang harus dicapai dalam waktu 10 tahun. Akan tetapi, gagasan tersebut telah menjadi petaka bagi rakyat Tiongkok. Ide tersebut justru telah menjatuhkan perekonomian Tiongkok yang berakibat meledaknya kasus kelaparan. Hal tersebut tentu mengakibatkan meledaknya kasus kemiskinan yang diiringi dengan menurunnya kesejahteraan masyarakat kala itu. Setelah Tiongkok dilanda kelaparan besar akhirnya posisi Mao Zedong lengser dari jabatannya. Lantas, siapakah sang penyelamat Tiongkok yang tengah dilanda kelaparan?

Sang Pahlawan Tiongkok : Deng Xiaoping

Pengambilan kekuasaan oleh Deng Xioping akhirnya memberikan wajah baru bagi perekonomian Tiongkok. Xioping telah menciptakan sistem reformasi Tiongkok guna meredakan kekacauan di Tiongkok yang kian memprihatinkan. Berbeda dengan Mao, Deng Xioping memiliki kebijakan yang cenderung lebih pragmatis dengan melihat sistem peradaban di dunia. Xioping lebih memilih mengadopsi serta mengkolaborasikan sistem kapitalisme dengan sistem komunisme menjadi satu ideologi berbeda yang dimiliki oleh Tiongkok. Pada masa inilah perekonomian Tiongkok cenderung mengadopsi sistem kapitalis namun tidak meninggalkan komunisme sebagai identitas negara. Dengan begitu, dapat dikatakan sebagai sistem ekonomi kapitalis versi Tiongkok.

Pada masa kepemimpinannya, Xioping melakukan berbagai gebrakan untuk membangun kembali perekonomian negara yang kian lemah. Dengan besarnya penduduk Tiongkok, Den Xioping memiliki terobosan baru menarik investor asing masuk untuk melakukan investasi di Tiongkok. Strategi tersebut mengadopsi dari teori ekonomi kapitalis dari buku yang berjudul "General Theory Of Emfloyment, Interrest, And Money" karya Yohn Maynard Keynes yang melahirkan konsep negara kesejastraan. Menurut Keynes, konsep tersebut mengutarakan bahwa jatuhnya sistem ekonomi membutuhkan banyak sokongan dana melalui peminjaman modal. Oleh sebab itu, penanamam modal bagi sektor Swasta sangat penting dengan syarat harus diiringi dengan intervensi pemerintah melalui distribusi penghasilan yang lebih merata guna menyokong perekonomian Negara.

Melalui sistem yang fleksibel tersebut, telah berhasil membawa Tiongkok menuju pertumbuhan yang kian pesat bahkan menduduki posisi "The world of market leader" yang menuju penggeseran posisi Amerika Serikat. Dengan kesuksesan sistem ekonomi kapitalis-komunis ini, apakah tetap dipertahankan hingga kini? Namun jika dipertahankan, Bagaimana Tiongkok dapat mengembangkan ekonominya yang sedemikian pesat sedangkan ideologi komunis  masih melekat dalam ideologi Tiongkok? Lantas, seperti apa korelasi di dalamnya?

Konsistensi Ideologi Ganda Ekonomi-Politik Tiongkok 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun