Suasana yang tidak terlalu ramai semakin membawa setiap pendarmawisata untuk hanyut dalam ruang sunyi, diam penuh khidmat mengilhami simfoni alami di antara desir sejuk angin yang berbisik tiada henti.Â
Barisan pohon cemara berjajar rapi di sepanjang pantai menjadi payung bagi setiap insan agar betah berlama-lama memandang horizon di batas bumantara.Â
Bahkan tak jarang turut menjadi pos penjaga bagi para orang tua untuk mengawasi buah hati mereka agar tidak terlalu asyik bermain hingga menjorok ke laut.
Sejuk teduh yang terjalin menjadi satu memahat memori pada makna nama Goa Cemara yang akan selalu terpatri dalam hati.Â
Meski begitu saya pun tetap harus pamit undur diri karena tak terasa sang surya telah menyingsing tegak di kepala, yang mana menandai telah berakhirnya pengejaran saya pada sang fajar ke Goa Cemara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H