Mohon tunggu...
Aviska
Aviska Mohon Tunggu... Editor - UIN Jakarta

Mencintai filsafat Love sains, sastra, and education khususnya pada anak inklusi.

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Dialah yang Membawa Kearifan Lokal Padaku

4 Juni 2024   18:01 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:34 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay/@Dedy_Timbul

Kalian pasti udah tau cerita tentang Yunda, mantan terindah saya itu.

Saat saya menikah juga dia sempat emosi, entahlah kenapa.

Saya pernah bilang kalau dia yang menentukan diri saya 5 tahun mendatang.

Saya juga punya kisah menarik tentang ada istiadat juga berkat dia....

Berikut kisahnya:

Satu frekuensi

Saya sering diskusi banyak hal dan ternyata kesukaan kita sama.

Dia senang sejarah khususnya yang abad pertengahan.

Saya rasa dia adalah orang yang terbuka terhadap dunia.

Oh iya, saya juga suka diajarin bahasa Jawa, meskipun sedikit-sedikit jadi bukit heheh.

Saya suka melantunkan lagu Jawa, dan saya jadi tahu sejarah Pati. Seperti Benteng Portugis dan tempat menarik lainnya.

Kami pernah juga sengaja datang ke gereja atau wihara.

Hanya untuk saling mengagumi corak keindahannya.

"Kalau kita tidak berpikir realistis, tidak akan ada keberagaman di Indonesia," ucapnya.

"Iya, Indonesia kata M. Hatta itu archipelago artinya penuh dengan multikultural," jawab saya antusias.

Dia juga yang pertama kali mengenalkan Musa Al-Dede yang katanya penemu jam tangan pertama.

Saya sering terkesima sih denger dia ngomong, kaya dunia itu luas banget.

Mengungkap sisi Berbeda

Saya baru tau ternyata keluarganya ada yang non muslim.

Neneknya masih kristiani, dan sering diantar dia ke gereja.

"Kamu Islam apa bukan, Yun," tanyaku.

"Islam dong," jawabnya.

"Ko nenek kamu beda agama?" tanyaku penasaran.

"Ibuku mualaf," ucapnya datar. 

"Alhamdulilaahhh," suaraku meninggi karena senang mendengarnya.

Waktu dia pulang ke Pati, dia ini punya anjing peliharaan 3.

Masih kecil dan unyu-unyu banget, dia suka videoin pas main bareng.

Saya untuk pertama kalinya merasakan keanekaragaman dalam hidup.

Saat Yunda ini di pabrik Tangerang, dia tinggal bersama saudaranya dan ternyata gemar makan guk guk.

Saya salut dari laki-laki ini, dia bisa memposisikan diri dan tetap pada keimanan sekaligus toleransi.

Adat Istiadat yang Sempat Cekcok

Mantan saya pernah cerita bahwa di Solo atau Sragen beberapa daerah suka meletakkan daging di dalam kantong plastik.

Lalu dibuang di depan gang, fungsinya untuk aman dan damainya kampung halaman.

Untuk yang satu ini sih unik menurut saya.

Hal yang membuat kita sempat cekcok adalah weton.

Saya mencari tau lebih banyak apakah rumah saya ngalor, ngidul, apa arah mana

Sampai-sampai saya bertanya ke teman saya yang orang Jawa,

"Bang kalau mau menikah dengan orang Jawa itu harus yang posisi rumahnya sama kan?"

"Tergantung orangnya, Vi. Katanya sih gitu," 

"Tapi kalau di Jakarta gini rumah saya ngadep mana yak?"

Senior saya pun tertawa, "Entahlah Vi gue nggak tau,"

Tapi kata Yunda dia tidak terlalu mempermasalahkan sih...

Positif Vibes yang Masih Saya Terapkan dari Dia

Berkat dia, saya pernah loh bikin konten mengupas semua kitab agama.

Tapi masih dalam pendekatan kedamaian.

Saya jadi senang sekali yang namanya perbedaan, menjadi berbeda itu indah.

Makanya saya lebih suka tulisan yang sejuk bukan pecah belah.

Saya juga punya teman namanya Kristiani Loi saya senang bertukar pikiran dengan dia.

Kalau Kristiani ini orang Nias, ternyata kebalikannya dia suka sama cowo muslim.

Tapi dia ganti nomor dan nonaktif entah kemana kita lost kontak, saya khawatir sama dia.

Terakhir si dia sedang tidak enak badan katanya, semoga dia selalu dilindungi tuhan.

Saya juga senang banget memakai kutipan injil, karena semakin menambah cinta saya terhadap agama.

Sampai kaka saya bertanya, "Kenapa kok kamu suka sama kutipan kitab lain?" tanyanya di suatu siang.

"Iya senang aja bacanya, Teh." 

"Kamu juga harus balance ya sama akhlak yang baik juga,"

"Siap laksanakan, teh."

Saya jadi makin yakin kalau dunia itu bukan hanya ada saya saja...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun