Keyakinan memang tidak bisa langsung utuh ternyata ada historinya
Sama seperti para nabi yang mencari kebenaran filsuf pun sama
Saat Thales mengatakan dunia itu berjiwa (Teori Hylezoisme) Â maka para nabi membahas tentang pencipta maupun ciptaan
Hanya saja semua sepakat mengenai tuhan di awal-awal masa peradaban mengenai seberapa abadi dan mutlaknyaÂ
Pencarian Kebenaran
Dunia hadir dalam tidak terbatas sedangkan manusia sangat terbatas heheheh maka apeiron disandingkan dengan ta enantia
Seperti semua hal di dunia ini berpasangan, maka pasti ada ciptaan akan ada pencipta itulah menurut Anaximandros
Sejujuranya pencarian tuhan pada filsuf lebih ekstrem dan liar dibandingkan para nabi yang memang sudah tau target dan produknya
Kabar bahagianya, nabi maupun filsuf memang powerfull logika, mereka mencari kepastianÂ
Karena gamungkin mitologi atau berhala yang perlu disembah
Xenophanes banyak mengkritik agama yang berbalut mitologi jadi memang konsep tuhan tuh udah ada cikal bakalnya
Mengapa Filsuf Dicap Ateis?
Alasan utamanya ada pada perjuangan rakyat untuk membangun ilmu pengetahuan dan memperbaiki ekonomiÂ
Mengarahkan keyakinan menuju logika yang ektrem dan menghindari agama
Sebenarnya Demokritos menyatakan bahwa pengenalan indrawi dan rasional itu berbeda danterbatas maka rohani yang kuat
Atau memang sebenarnya pengetahuan terhadap tuhan memang sudah utuh dan selesai di era pertengahan filsafat epistemologi
Karena bukan tuhannya tetapi idea ketuhanan atau idea yang bagus
Pendapat saya mengenai ateisnya filsuf itu keliru, jika di pertengahan meninggalkan tuhan berarti konsep tuhan yang digadang-gadang filsuf terdahulu malah dilupakan dong? Padahal udah susah payah merintis, itu namanya egois bukan ilmiah
Sebenarnya bukan ateis tapi karena filsafat cenderung ke ilmu jadi kepercayaan itu sebatas milik pribadi atau privat
Pada kenyataannya di era aksiologi atau postmodern kata Epictetus dunia kacau karena keilmuan yang tanpa batas itu sendiri
Akibatnya filsuf berlomba-lomba untuk mencari ketuhanan lagi dalam bentuk pengontrolan jiwa atau emosi.
Pemikiran Rekontruksi
Misalnya Zeno dengan stoikoismenya dalam usaha pengendalian stress
Mengatakan bahwa ada hal yang berada dalam kendali manusia ada juga yang hal-hal yang ada di luar kendali
Inikan balik lagi ke konsep awal bahwa manusia terbatas dan butuh sandaran ilahi katakanlah
Ketika setelah sibuk-sibuknya mikirin negara dan kepemerintahan, filsuf juga butuh amunisi jiwa
Karena Aristoteles tuh udah mati-matian banget ngebahas soal jiwa yang paripurna dan Rorty juga bilang jiwa itu kayaÂ
Kesimpulannya betul kata Soekarno, tidak ada takhayul dalam agama
Agama ada untuk pemulihan mental itulah eksistensi yang sedang hangat di filsuf-filsuf kekinian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H