Mohon tunggu...
Aviska
Aviska Mohon Tunggu... Editor - Teacher II Speakers ll Trainers II Motivator II Sastrawan

Mencintai filsafat Mahasiswi S2 Pendidikan MIPA Multidisiplin woman Bukan buaya betina Love sains, sastra, and education khususnya pada anak inklusi Penulis di Zapbg.com dan Ringtimes Bali

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

3 Tentang Agama Filsuf yang Bikin Geger (Nabi Vs Filsafat)

5 Juli 2023   12:01 Diperbarui: 9 Juni 2024   22:16 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keyakinan memang tidak bisa langsung utuh ternyata ada historinya

Sama seperti para nabi yang mencari kebenaran filsuf pun sama

Saat Thales mengatakan dunia itu berjiwa (Teori Hylezoisme)  maka para nabi membahas tentang pencipta maupun ciptaan

Hanya saja semua sepakat mengenai tuhan di awal-awal masa peradaban mengenai seberapa abadi dan mutlaknya 

Pencarian Kebenaran

Dunia hadir dalam tidak terbatas sedangkan manusia sangat terbatas heheheh maka apeiron disandingkan dengan ta enantia

Seperti semua hal di dunia ini berpasangan, maka pasti ada ciptaan akan ada pencipta itulah menurut Anaximandros

Sejujuranya pencarian tuhan pada filsuf lebih ekstrem dan liar dibandingkan para nabi yang memang sudah tau target dan produknya

Kabar bahagianya, nabi maupun filsuf memang powerfull logika, mereka mencari kepastian 

Karena gamungkin mitologi atau berhala yang perlu disembah

Xenophanes banyak mengkritik agama yang berbalut mitologi jadi memang konsep tuhan tuh udah ada cikal bakalnya

Mengapa Filsuf Dicap Ateis?

Alasan utamanya ada pada perjuangan rakyat untuk membangun ilmu pengetahuan dan memperbaiki ekonomi 

Mengarahkan keyakinan menuju logika yang ektrem dan menghindari agama

Sebenarnya Demokritos menyatakan bahwa pengenalan indrawi dan rasional itu berbeda danterbatas maka rohani yang kuat

Atau memang sebenarnya pengetahuan terhadap tuhan memang sudah utuh dan selesai di era pertengahan filsafat epistemologi

Karena bukan tuhannya tetapi idea ketuhanan atau idea yang bagus

Pendapat saya mengenai ateisnya filsuf itu keliru, jika di pertengahan meninggalkan tuhan berarti konsep tuhan yang digadang-gadang filsuf terdahulu malah dilupakan dong? Padahal udah susah payah merintis, itu namanya egois bukan ilmiah

Sebenarnya bukan ateis tapi karena filsafat cenderung ke ilmu jadi kepercayaan itu sebatas milik pribadi atau privat

Pada kenyataannya di era aksiologi atau postmodern kata Epictetus dunia kacau karena keilmuan yang tanpa batas itu sendiri

Akibatnya filsuf berlomba-lomba untuk mencari ketuhanan lagi dalam bentuk pengontrolan jiwa atau emosi.

Pemikiran Rekontruksi

Misalnya Zeno dengan stoikoismenya dalam usaha pengendalian stress

Mengatakan bahwa ada hal yang berada dalam kendali manusia ada juga yang hal-hal yang ada di luar kendali

Inikan balik lagi ke konsep awal bahwa manusia terbatas dan butuh sandaran ilahi katakanlah

Ketika setelah sibuk-sibuknya mikirin negara dan kepemerintahan, filsuf juga butuh amunisi jiwa

Karena Aristoteles tuh udah mati-matian banget ngebahas soal jiwa yang paripurna dan Rorty juga bilang jiwa itu kaya 

Kesimpulannya betul kata Soekarno, tidak ada takhayul dalam agama

Agama ada untuk pemulihan mental itulah eksistensi yang sedang hangat di filsuf-filsuf kekinian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun